Membangun Resiliensi Organisasi Melalui Manajemen Sumber Daya Manusia

Ila Hija Sabila
Mahasiswi ITB AD Jakarta
Konten dari Pengguna
29 April 2024 23:36 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ila Hija Sabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kerja Sama Tim | sumber : freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kerja Sama Tim | sumber : freepik.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di tengah lingkungan yang terus berubah dan penuh ketidakpastian, organisasi harus siap menghadapi tantangan ekonomi, politik, dan sosial yang berkembang dengan cepat. Krisis, seperti bencana alam atau pandemi, dapat mengguncang stabilitas organisasi dalam waktu singkat, menyebabkan kerugian yang signifikan bahkan hingga berhenti beroperasi. Dalam konteks ini, konsep resiliensi menjadi kunci untuk menjaga kelangsungan hidup organisasi di tengah ketidakpastian.
ADVERTISEMENT
Resiliensi organisasi adalah kemampuan untuk bangkit kembali dan berkembang saat menghadapi kejadian tak terduga. Di antara berbagai faktor yang memengaruhi resiliensi, manajemen sumber daya manusia (SDM) memegang peranan penting. Melalui proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian, manajemen SDM tidak hanya memastikan organisasi memiliki tenaga kerja yang berkualitas, tetapi juga membangun kemampuan adaptasi dan tanggap terhadap perubahan.
Apa itu Resiliensi Organisasi?
Resiliensi organisasi merupakan kemampuan suatu organisasi untuk bertahan, beradaptasi, dan bahkan berkembang setelah mengalami gangguan atau krisis. Istilah ini berasal dari bahasa Latin "resilire" yang berarti "melompat kembali" atau "memantul", menekankan kemampuan organisasi untuk pulih dan kembali berfungsi setelah mengalami tekanan atau perubahan yang signifikan. Organisasi yang memiliki tingkat resiliensi yang tinggi cenderung dapat beradaptasi dengan cepat dan efektif terhadap perubahan lingkungan, baik itu perubahan internal maupun eksternal. Ini berarti bahwa ketika dihadapkan pada tantangan atau krisis, organisasi tersebut mampu mempertahankan kemampuan operasionalnya dan tetap berkinerja secara optimal.
ADVERTISEMENT
Indikator resiliensi organisasi mencakup berbagai aspek yang mencerminkan kemampuan adaptasi dan ketahanan. Salah satunya adalah kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan, baik itu dalam hal struktur organisasi, proses bisnis, atau strategi operasional. Organisasi yang resilien juga memiliki kemampuan untuk mengantisipasi perubahan yang akan datang, sehingga mereka dapat merencanakan dan mengambil tindakan yang tepat dengan lebih cepat dan efisien. Tidak hanya itu, organisasi yang resilien juga mampu mengembangkan kompetensi internal dan memperkuat relasi dengan pihak terkait. Ini mencakup peningkatan kemampuan karyawan melalui pelatihan dan pengembangan, serta membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, mitra, dan pemangku kepentingan lainnya.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan pendekatan strategis dalam mengelola aset paling berharga suatu organisasi, yaitu sumber daya manusia. MSDM meliputi berbagai kegiatan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hingga pengendalian sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuan utama dari MSDM adalah memastikan bahwa sumber daya manusia dalam organisasi berada dalam posisi yang tepat untuk membantu mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
ADVERTISEMENT
Fungsi-fungsi MSDM mencakup:
1. Pengadaan: Melibatkan identifikasi kebutuhan sumber daya manusia baru, analisis pekerjaan, rekrutmen, seleksi, penempatan, dan mobilitas internal.
2. Pengembangan: Berfokus pada pengembangan dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia melalui pelatihan, persiapan untuk peran baru, serta pengembangan prospek manajemen.
3. Kompensasi: Melibatkan pemberian bayaran kepada sumber daya manusia sebagai ganti dari pekerjaan yang mereka lakukan, termasuk gaji, tunjangan, bonus, dan penghargaan lainnya.
4. Pengintegrasian: Menyatukan sistem dengan sumber daya manusia yang ada serta menyeimbangkan kepentingan individu dengan kepentingan organisasi.
5. Pemeliharaan: Mencakup upaya untuk menjaga kesejahteraan fisik, sosial, dan psikis sumber daya manusia melalui fasilitas dan program yang mendukung.
6. Pemutusan Hubungan Kerja: Terlibat dalam proses berakhirnya hubungan kerja, baik secara sukarela maupun tidak, serta menangani konsekuensi dari pemutusan tersebut.
ADVERTISEMENT
Peran MSDM dalam Membangun Resiliensi Organisasi
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) memegang peran yang sangat penting dalam membangun resiliensi organisasi, terutama ketika menghadapi situasi krisis. Salah satu kontribusi utamanya adalah dalam pengelolaan kesejahteraan karyawan. Hal ini mencakup perhatian terhadap kesehatan fisik dan mental karyawan, seperti yang terjadi saat pandemi Covid-19 di mana organisasi mendukung work from home untuk memastikan keamanan karyawan. Praktik MSDM yang transparan mengenai jenjang karier, penghargaan berdasarkan kinerja, dan keamanan kerja juga membantu karyawan pulih lebih cepat dari kesulitan atau krisis.
Peran pemimpin organisasi juga sangat vital dalam membangun resiliensi. Pemimpin yang memiliki sifat konstruktif, karismatik, otentik, dan peduli dapat memberikan dampak positif pada karyawan untuk menjadi lebih tangguh dalam menghadapi perubahan lingkungan. Pemimpin yang mampu menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif, memperhatikan kesejahteraan psikologis karyawan, dan memberikan dukungan yang kuat juga turut membantu meningkatkan resiliensi organisasi.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, prinsip, kebijakan, sistem, dan praktik MSDM juga turut berkontribusi pada peningkatan resiliensi organisasi. Implementasi sistem MSDM yang strategis dapat mempengaruhi sikap dan perilaku individu secara keseluruhan, sehingga meningkatkan kapasitas resiliensi organisasi secara keseluruhan. Praktik MSDM yang mendorong pengembangan pengetahuan dan pelatihan karyawan juga membantu mengurangi risiko kerugian organisasi akibat krisis.
Selain faktor internal, kolaborasi dengan pemangku kepentingan eksternal juga sangat penting dalam membangun resiliensi organisasi. Integrasi yang erat antara pemangku kepentingan yang memiliki nilai yang sama dapat membantu organisasi menjadi lebih tangguh dalam menghadapi rintangan dan mengatasi kekurangan sumber daya manusia.
Dengan mendukung perkembangan dan kesejahteraan sumber daya manusia, MSDM membantu organisasi untuk beradaptasi pada ketidakpastian dan krisis, mengembangkan respons yang sesuai, serta bertransformasi dan berkembang melalui disrupsi.
ADVERTISEMENT