Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Fenomena Guru Menggunakan Aplikasi TikTok di Masa Pandemi
23 Juli 2021 21:27 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Selly Idayanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Selly Idayanti *)
Kebijakan pemerintah dalam menerapkan learn from home (belajar dari rumah) Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menuntut guru untuk melek teknologi dan mampu berinovasi. Guru juga dipaksa untuk memanfaatkan internet dan media sosial dalam mendukung proses pembelajaran jarak jauh. Dengan demikian guru harus mampu memilih media pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan bagi siswa dan guru. Berbagai macam aplikasi dan media sosial dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai media pembelajaran. Saat ini sedang populer aplikasi TikTok yang digemari berbagai kalangan usia dan profesi, artis, tenaga kesehatan, pegawai termasuk anak-anak sekolah dan guru. Permasalahannya apakah penggunaan aplikasi TikTok sebagai media pembelajaran oleh seorang guru ini memberikan manfaat (maslahat) dalam pendidikan, atau bahkan menjadi keburukan (mudarat) khususnya untuk guru dan siswa?
ADVERTISEMENT
TikTok disinyalir sebagai sebuah jaringan sosial dan platform video musik membolehkan para pemakai untuk membuat video musik pendek mereka sendiri. Aplikasi TikTok di dalamnya menyediakan berbagai tool untuk menunjang kreativitas penggunanya di antaranya yaitu kamera, efek gambar, pengatur waktu, teks, stiker, efek suara, dan juga menyediakan berbagai macam musik dan lagu yang bisa dijadikan sebagai latar video.
Saking populernya aplikasi tersebut, Mendikbudristek Nadiem Makarim pun bermain TikTok di penghujung Mei 2021. Beliau berbagi tips sukses untuk mengasah otak dan berpikir kritis lewat akun Tik Tokresmi @kemdikbud.RI. Bahkan beliau mengajak untuk membuat konten di Tik-Tok dengan tagar #samasamabelajardan#merdekabelajar. Ajakan tersebut secara tidak langsung turut mempengaruhi bertambahnya guru yang menggunakan aplikasi TikTok. Fenomena guru yang bermain TikTok ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, sehingga perlu dilakukan kajian atau telaah lebih dalam.
ADVERTISEMENT
Penggunaan aplikasi Tik-Tok memiliki dampak buruk maupun positif bagi penggunanya. Dampak buruk (Mudarat) penggunaan Tik Tok yaitu: adanya pemborosan uang dan waktu, timbulnya hoaks, ajang mengumbar aib, mempengaruhi otak hingga di bawah alam sadar, penyebaran budaya luar yang negatif sering diikuti dalam keseharian anak/ siswa, berkurangnya rasa malu untuk berjoget, berteriak tanpa tujuan jelas di depan umum. Dampak buruk bagi guru di antaranya ingin mengikuti yang sedang tren di Tik Tok, seperti gaya berjoget yang terkadang tidak pantas untuk dilihat oleh anak/siswa, memberikan informasi seadanya tanpa ditunjang sumber ilmiah, sehingga menjadi keraguan kebenaran kontennya. Manfaat (Maslahat) penggunaan TikTok secara keseluruhan adalah: sebagai media edukasi, informasi, hiburan, publikasi, media pengembangan bakat dan promosi, serta sebagai media dakwah. Selain itu manfaat TikTok dapat memotivasi, memberikan ruang ekspresi seluas-luasnya, meningkatkan keimanan dengan melihat konten bidang agama, belajar kehidupan dari orang lain, membuka wawasan yang luas, ajang pertemuan jodoh, meningkatkan imun tubuh, dan penghasilan.
ADVERTISEMENT
Nampaknya tidak disangsikan lagi jika TikTok bisa dijadikan media belajar oleh seorang guru dengan syarat guru yang bersangkutan memahami karakteristik Tik Tok, tujuan pembelajaran, metode dan materi yang akan disampaikan. Selain itu TikTok bisa dijadikan media belajar jika sesuai dengan keadaan siswa, jumlah, usia maupun tingkat pendidikannya, dan jika situasi dan kondisi lingkungan mendukung penggunaan aplikasi TikTok.
TikTok bisa dijadikan media belajar dengan menyampaikan konten positif yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Alternatif media belajar yang kreatif, inovatif dan menyenangkan bagi siswa dan guru, kontennya positif untuk menyeimbangkan konten negatif yang ditayangkan di TikTok.
Terdapat beberapa rambu-rambu yang harus diindahkan bersama. Bagi siswa sendiri, gunakanlah TikTok untuk pengembangan potensi yang ada pada diri, tontonlah tayangan yang dapat memotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik, saringlah informasi pengetahuan dari Tik Tok dengan membaca dari sumber lain. Untuk orang tua: Berikan batasan dan pengawasan kepada anak mengenai aktivitas anak dalam bermain gadget dan tontonan yang dilihat oleh anak, berikan pengertian secara bijak tentang baik buruknya penggunaan aplikasi TikTok.
ADVERTISEMENT
Besar harapan TikTok bisa digunakan secara bijak, terkontrol, tetap menjaga wibawa seorang guru, serta menjunjung tinggi toleransi keberagaman, agar tidak terjadi perpecahan dan terciptanya kedamaian, membawa kemaslahatan bagi pengembangan pembelajaran ke depan dengan lebih baik. Semoga.
*) Penulis seorang Guru di MTs Negeri 1 Kota Tangerang