Apakah Guru Merupakan Acuan dalam Mencerdaskan Anak Bangsa?

Ahmad Fahmi Safutra
Mahasiswa Universitas Pamulang jurusan Sastra Indonesia, Pengurus Himpunan Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang,dan Anggota IKADUBAS Banten 2021
Konten dari Pengguna
9 Juni 2024 9:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Fahmi Safutra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
dok.pri Siapa yang dapat dijadikan acuan?
zoom-in-whitePerbesar
dok.pri Siapa yang dapat dijadikan acuan?
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banyak orang berkata kalau menjadi guru itu menyenangkan. Namun ada juga yang mengatakan kalau menjadi guru itu tidak menyenangkan. Lantas mana yang benar? kembali kepada diri masing-masing. Tentunya kalian tidak akan pernah tau jika kalian tidak merasakannya sendiri, bukan?
ADVERTISEMENT
Guru adalah profesi yang terkadang dipandang sebelah mata. Padahal, jika tidak ada guru, maka anak bangsa tidak akan pernah mencapai titik kesuksesan di masa depan.
Profesi guru atau tenaga pendidik seringkali dijadikan acuan bagi bangsa untuk melihat apakah generasi penerus bangsa mampu menjalankan tongkat estafet kepemimpinan dalam bernegara dengan baik, atau malah sebaliknya. Padahal nyatanya, semua itu kembali ke diri pelajar masing-masing, apakah ia mampu menyerap ilmu lalu menerapkan dalam kehidupan atau malah terpikat oleh dampak buruk pengaruh budaya asing yang tidak tersortir oleh kemampuan berfikirnya sendiri.
Bukan hanya itu, sikap pemerintah dalam membuat aturan dalam berpendidikan juga sangat penting contohnya dalam segi ekonomi, baik biaya untuk bersekolah atau bantuan kepada semua orang yang ingin bersekolah.
ADVERTISEMENT
Lalu pihak sekolah juga harus membuat aturan hukum terhadap pelajar yang memang sudah tidak dapat dibina (nakal-melanggar aturan sekolah)
Begitupun orangtuanya, lingkungan keluarga juga harus dijadikan sarana anak belajar tumbuh berkembang. Ketegasan orangtua akan mengatur aktivitas anak dalam bermain gawai juga harus menjadi perhatian penuh demi kemampuan literasi anak dalam membaca buku.
Kesimpulannya, manakah yang paling berperan?
Semuanya berperan!