Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Menilik Percampuran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
28 Desember 2021 13:45 WIB
Tulisan dari Adellia Aisyah Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada Anak Remaja dalam Berkomunikasi

Seperti yang kita ketahui bahasa adalah bagian dari kebudayaan manusia dan bahasalah yang memungkinkan perkembangan kebudayaan sebagaimana kita kenal sekarang. Seperti generasi milenial dan generasi Z yang mana ketika berbicara dengan teman-temannya memakai percampuran dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Tentu mereka sudah tidak asing dengan pemakaian dua bahasa itu.
ADVERTISEMENT
Menurut saya, generasi milenial dan generasi Z zaman sekarang cukup banyak menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Pada pergaulan mereka di lingkungan sehari-hari, percampuran bahasa tersebut dikenal oleh anak-anak remaja dengan istilah bahasa gaul. Yang saya ketahui, bahasa gaul yaitu bahasa yang sudah ditetapkan oleh kelompok/tongkrongan tertentu. Biasanya bahasa gaul digunakan di kalangan anak remaja. Fenomena percampuran dua bahasa ini sebenarnya bukan hanya dipakai oleh anak-anak remaja saja, tetapi orang dewasa juga banyak yang menggunakan dua bahasa ini untuk menjalin suatu hubungan bisnis dan berkumpul bersama rekan-rekannya.
Pada lingkungan sekitar saya terutama teman-teman dekat saya sering menuturkan dua bahasa, misalnya berkata seperti "You knowlah dia orangnya engga asik, buat diajak bercanda-canda." Dapat dilihat kalimat tersebut merupakan percampuran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris diamana kata 'you know' memiliki arti 'kamu tahu' dalam bahasa Indonesia. Fenomena pemakaian bahasa Indonesia yang dicampuri dengan kosakata bahasa Inggris ini sebenarnya bukan hal baru, gejala seperti ini sebelumnya sudah muncul sejak beberapa tahun ke belakang.
ADVERTISEMENT
Dapat terbukti bahwa para remaja-remaja atau kaum milenial sekarang lebih suka menggunakan dua bahasa tersebut, karena dipengaruhi beberapa faktor, seperti faktor sosial dalam pergaulannya yang sudah pasti akan mempengaruhinya. Dan para remaja juga mendapat pengaruh dari faktor dunia pendidikan saat ini cukup marak sekolah dengan kurikulum internasional atau nasional yang dalam komunikasi sehari-hari harus menggunakan bahasa Inggris baik dalam pelajaran maupun pergaulan di sekitarnya.
Menurut pandangan saya sebagai seorang remaja fenomena bahasa Englonesian ini cukup baik. Karena hal tersebut memberikan hal yang positif, sekaligus juga bisa membantu para anak milenial memperkaya kosakata baru dan belajar bertutur bahasa Inggris lalu mempraktekannya secara langsung serta dapat menunjukkan kemampuan seseorang dalam segi multibahasa. Namun, memang tidak dapat dipungkiri juga bahwa adanya percampuran bahasa tersebut memiliki dampak negatif juga ke bahasa Indonesia karena dapat merusak tatanan bahasa yang baik dan benar saat berbicara.
ADVERTISEMENT
Dalam fenomena percampuran bahasa tersebut memang terdapat beberapa hal yang cukup positif, tetapi juga terdapat dampak negatif. Maka itu kita sebagai anak muda dan kaum milenial penerus bangsa harus selalu menjaga dan melestarikan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, kita harus selalu bangga menggunakan bahasa Indonesia secara keseluruhan. Supaya bahasa Indonesia selalu terjaga keutuhannya, serta tidak menjadi pudar dan terkikis oleh waktu.