Mengulik Desa Sukaresmi Bogor, Desa Sepatu hingga Keberadaan Situs Batu Tapak

Annisa Yuliardi
Mahasiswa 2019 IPB University
Konten dari Pengguna
27 Juli 2022 18:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Annisa Yuliardi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kantor Desa Sukaresmi (Dok. Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Desa Sukaresmi (Dok. Pribadi)
ADVERTISEMENT
Desa Sukaresmi Bogor terletak di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Hanya membutuhkan waktu tempuh sekitar 30 menit dari pusat Kota Bogor untuk mengunjungi Desa Sukaresmi ini. Lokasi desa yang jarang dikunjungi oleh wisatawan ini ternyata memiliki beberapa keunikan yang tidak diketahui banyak orang. Berikut beberapa keunikan Desa Sukaresmi Bogor yang harus kamu ketahui.
ADVERTISEMENT
1. Disebut dengan “Desa Sepatu”
Siapa sangka kebanyakan sepatu tanpa merek yang dijual di daerah Bogor diproduksi di Desa Sukaresmi? Jika mampir ke Desa Sukaresmi, kita dapat menemukan bengkel produksi sepatu di hampir sepanjang jalan. Hal ini dikarenakan hampir semua masyarakat di Desa Sukaresmi merupakan pengrajin sepatu. Kegiatan produksi sepatu ini bahkan dapat menyerap tenaga kerja dari luar Desa Sukaresmi. Produksi sepatu ini selain dilakukan secara massal di bengkel yang melibatkan sekitar 6 sampai 7 pekerja, ada juga produksi yang dilakukan secara rumahan yang hanya melibatkan anggota keluarga. Setiap bengkel produksi memiliki hasil produk dengan ciri khas tersendiri, misalnya khusus produksi sepatu sekolah, sandal wanita, sepatu olahraga, dan lain-lain. Hasil produk sepatu ada yang memiliki merek sendiri dan ada yang tanpa merek.
Kegiatan di Bengkel Produksi Sepatu (Dok. Pribadi)
Produksi sepatu di Desa Sukaresmi masih merupakan industri kecil karena mayoritas masih menggunakan cara manual, yaitu dibentuk dan dijahit menggunakan mesin jahit manual. Untuk membentuk kerangka sepatu, hanya sebagian kecil saja yang sudah menggunakan teknologi cetak untuk membentuk kerangka sepatu dan sebagian besar masih melakukannya dengan gambar manual. Menurut Bu Ijah, salah satu pemilik bengkel produksi sepatu, banyak hasil produksi sepatu biasanya menyesuaikan dengan pesanan konsumen pelanggan dan pesanan online karena pemasaran produk sudah merambah ke e-commerce. Jika sedang tidak ada pesanan, produksi tetap berjalan sesuai kemampuan modal pemilik karena pemasaran dapat dilakukan ke pasar atau toko sepatu di sekitar wilayah Bogor.
ADVERTISEMENT
Selain terkenal dengan produksi sepatunya, di Desa Sukaresmi juga terkenal dengan banyaknya toko bahan sepatu. Di toko bahan sepatu tersebut, dijual bahan pembuatan sepatu seperti latex, benang, tali sepatu, spons, lem, dan lain-lain. Bahan sepatu tersebut dapat dijual dalam kuantitas skala kecil kepada pengrajin sepatu sekitar maupun skala yang sangat besar ke segala penjuru Jawa Barat.
2. Situs Sejarah Batu Tapak
Situs sejarah Batu Tapak merupakan salah satu situs sejarah yang terlupakan dan jarang dikunjungi oleh wisatawan. Berlokasi di Kampung Cileueur, Desa Sukaresmi, situs ini berada di tengah Sungai Ciangsana. Akses menuju situs ini cukup sempit, yaitu hanya jalan setapak selebar sekitar satu meter sehingga hanya bisa diakses menggunakan kendaraan roda dua atau berjalan kaki. Meski begitu, perjalanan menuju situs Batu Tapak ini sangat menyenangkan karena jalanannya sangat teduh dan dapat didengar suara gemercik air dari kejauhan.
ADVERTISEMENT
Situs Batu Tapak Cileueur sendiri merupakan sebuah situs sejarah yang memperlihatkan beberapa batu berbekas telapak kaki manusia di atasnya. Selain itu, juga terdapat tulisan Sansekerta yang menandakan ada manusia di sini dulunya. Sayangnya bekas telapak kaki dan tulisan tersebut sudah tidak terlalu jelas lagi karena pengikisan oleh aliran air sungai. Jejak tapak kaki pada situs ini dipercaya milik Prabu Siliwangi yang sedang bertapa. Kini Situs Batu Tapak Cileueur sudah berada dibawah pengawasan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor.
Jejak Tapak Kaki pada Batu (Dok. Pribadi)
Menurut warga setempat, walaupun situs Batu Tapak ini jarang dikunjungi oleh wisatawan untuk berwisata, namun situs ini sering dikunjungi oleh sejarahwan untuk penelitian. Sangat disayangkan situs ini sudah terlihat kurang terurus dan sudah digunakan warga setempat untuk kegiatan aktivitas sehari-hari seperti mencuci, mandi, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT