Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Optimalisasi Kesejahteraan Guru: Antara Harapan dan Realisasi
19 November 2024 20:02 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Aris agustian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Guru yang baik dapat menginspirasi harapan, menyalakan imajinasi, dan menanamkan kecintaan belajar." - Brad Henry
ADVERTISEMENT
Guru adalah pilar utama dalam dunia pendidikan. Bagusnya sebuah sekolah juga bergantung kepada seberapa bagus Guru yang ada di sekolah itu. Karena guru memegang peran penting dalam mencetak generasi penerus yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter.
Banyak profesi yang cakap lahir berkat kemampuan seorang guru, seperti; Camat, Polisi, Jaksa, Hakim, Tentara, Bupati, Gubernur, menteri bahkan Presiden. Namun, realitas menunjukkan bahwa kesejahteraan guru di Indonesia sering kali belum sesuai dengan harapan. Sehingga menjadi guru merupakan opsi terakhir bagi khalayak muda zaman sekarang atau Gen Z. Karena kurangnya kesejahteraan dan banyaknya beban yang diemban oleh guru.
Di tengah tuntutan yang tinggi, ada banyak guru yang masih harus berjuang untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana cara mengoptimalkan kesejahteraan guru agar harapan besar terhadap mereka dapat terealisasi?
ADVERTISEMENT
Berikut ini tentang harapan, realitas, upaya optimalisasi kesejahteraan guru, dan dampak kesejahteraan guru terhadap kualitas pendidikan
Harapan terhadap Guru
Guru dianggap sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Mereka tidak hanya bertugas menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga mendidik karakter, menjadi panutan, dan mempersiapkan siswa menghadapi tantangan global. Dalam beberapa dekade terakhir, harapan terhadap guru semakin meningkat. Kurikulum yang terus berkembang, kebutuhan akan penguasaan teknologi, serta tantangan sosial yang dihadapi siswa, menambah kompleksitas tanggung jawab seorang guru.
Namun, harapan ini sering kali tidak diimbangi dengan dukungan yang memadai. Banyak guru merasa terbebani oleh ekspektasi yang terlalu besar tanpa adanya kompensasi yang setara. Mereka diharapkan terus belajar, meningkatkan kompetensi, dan mencurahkan waktu untuk siswa, tetapi sering kali tidak memiliki akses terhadap pelatihan yang memadai atau fasilitas yang mendukung.
ADVERTISEMENT
Realitas Kesejahteraan Guru
Kesejahteraan guru di Indonesia masih menjadi isu yang belum terselesaikan. Salah satu tantangan terbesar adalah kesenjangan antara guru Aparatur Sipil Negara (ASN) dan guru honorer. Guru honorer, yang jumlahnya cukup besar, sering kali menerima gaji yang jauh di bawah upah minimum regional. Bahkan, beberapa dari mereka hanya mendapatkan honor berdasarkan jumlah jam mengajar, yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Keadaan ini benar adanya, keberadaan guru sekarang belum merasakan kesejahteraan bagi hidup mereka. Padahal, mereka mendidik anak bangsa 20-30 murid di setiap kelasnya. Nah, dengan alasan penghasilan yang sedikit menjadi guru tidak semangat mengajar sehingga mengurangi keefektifan dalam belajar.
Selain itu, beban administratif yang berat juga menjadi salah satu keluhan utama para guru. Alih-alih fokus pada pengajaran, mereka sering kali disibukkan dengan pekerjaan administratif yang menguras waktu dan energi. Dengan adanya banyak beban yang ditanggung oleh guru bisa membuat guru stress, kelelahan dan masalah mental lainnya. Banyak keluhan para guru bahwa upah yang mereka dapat tidak sesuai dengan beban yang mereka emban.
ADVERTISEMENT
Kemudian kurangnya fasilitas pendukung, seperti ruang kelas yang memadai atau akses teknologi, juga menjadi kendala dalam menciptakan proses pembelajaran yang optimal terkhusus di daerah terpencil. Terkadang, di daerah terpencil kekurangan sarana dan prasarana yang menghalangi keefektifan dalam belajar seperti kekurangan proyektor, komputer, buku, dan semacamnya.
Upaya Optimalisasi Kesejahteraan Guru
Pemerintah telah mengambil beberapa langkah untuk meningkatkan kesejahteraan guru, seperti memberikan tunjangan sertifikasi dan mengangkat guru honorer menjadi ASN melalui mekanisme seleksi. Namun, langkah-langkah ini masih dirasa belum cukup untuk menjangkau seluruh guru, terutama mereka yang berada di daerah terpencil, ada banyak sekolah di daerah terpencil yang belum merasakan dampak ini seperti tunjangan sertifikasi.
Optimalisasi kesejahteraan guru membutuhkan pendekatan yang lebih komprehensif. Pertama, perlu ada peningkatan alokasi anggaran pendidikan untuk memastikan semua guru mendapatkan gaji yang layak. Kedua, program pelatihan dan pengembangan profesional harus diperluas agar guru memiliki akses terhadap ilmu dan keterampilan baru. Ketiga, sektor swasta dan organisasi non-pemerintah dapat dilibatkan untuk memberikan dukungan tambahan, seperti beasiswa pendidikan atau bantuan fasilitas belajar.
ADVERTISEMENT
Dampak Kesejahteraan Guru terhadap Kualitas Pendidikan
Murid yang mempunyai intelektual yang tinggi tergantung juga kepada salah satu aspek yaitu Guru. Guru yang sejahtera akan lebih termotivasi untuk mengajar dengan optimal. Mereka dapat mencurahkan waktu dan energi untuk mempersiapkan materi pelajaran, memberikan perhatian kepada siswa, dan berinovasi dalam metode pengajaran. Sebaliknya, guru yang menghadapi tekanan finansial atau beban kerja yang berlebihan cenderung kehilangan semangat, yang pada akhirnya berdampak pada kualitas pendidikan.
Investasi pada kesejahteraan guru adalah investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa. Dengan mendukung guru, kita tidak hanya membantu mereka, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi generasi mendatang, dengan kita melihat generasi semakin banyak. Namun, profesi seperti Guru bukan menjadi profesi yang diinginkan oleh para Gen z bahkan menjadi opsi terakhir karena mereka berpikir menjadi Guru masa depan belum terjamin.
ADVERTISEMENT
Penutup
Optimalisasi kesejahteraan guru adalah langkah penting yang harus diambil untuk menjembatani harapan dan realisasi. Semua pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga sektor swasta, perlu bersinergi dalam mendukung kesejahteraan guru. Dengan demikian, guru dapat menjalankan tugas mereka dengan maksimal, dan pendidikan di Indonesia dapat terus berkembang menuju arah yang lebih baik.
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Sudah sepatutnya kita memberikan apresiasi yang setara dengan pengorbanan mereka. Sebagaimana kata pepatah, "Jika Anda ingin melihat masa depan suatu bangsa, lihatlah bagaimana guru-gurunya diperlakukan."