Konten dari Pengguna

Makam Raja Mataram, Kotagede, dan Tradisi

Ahmad Faruq Ilham Al Hasyimi
Mahasiswa S1 Program Studi Ahwal Syakhsiyah Universitas Islam Indonesia. Termotivasi untuk terus belajar dan terus mencoba hal baru
28 Oktober 2024 16:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Faruq Ilham Al Hasyimi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di Tengah hiruk-pikuk ramainya kehidupan di Yogyakarta, ada suatu tempat yang menaruh sejarah serta misteri, ialah Makam Raja Mataram yang terletak di Kotagede.
ADVERTISEMENT
Kotagede, yang dahulunya merupakan ibu kota Kerajaan Mataram, saat ini dikenal sebagai kawasan bersejarah yang memiliki budaya dan tradisi. Makam ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang suatu kerajaan yang sempat berjaya pada masanya di tanah Jawa.
Selain menjadi saksi bisu sejarah, makam ini merupakan tempat peristirahatan terakhir para raja. Makam ini terletak di zona yang tenang, udara yang segar yang berasal dari pepohonan rimbun yang berada disekeliling makam menjadikan suasana yang segar dan tentram.
Langkah demi langkah menuju makam dipadati dengan nuansa mistis yang membuat para wisatawan seolah-olah dibawa melangkah ke sebuah lorong waktu. Ketika memasuki pintu masuk, wisatawan akan disambut dengan hasil karya arsitektur khas Jawa yang megah, berbagai ornamen-ornamen yang mengilustrasikan kemewahan serta kebesaran masa lampau.
Pintu masuk Makam Raja Mataram (Foto: asli jepretan sendiri)
Di area komplek makam, terdapat sebagian nisan yang terbuat dari batu andesit yang masing-masing nisan memiliki sejarah tersendiri. Salah satu nisan yang sangat popular adalah milik Sultan Agung, raja Mataram yang terkenal dengan kepribadiannya yang pemberani dalam memperjuangkan tanah Jawa dari para penjajah. Sultan Agung, yang memimpin pada abad ke-17 dari tahun 1613 hingga 1645, terkenal sebagai sosok yang cerdas dan visioner. Di tangan kepemimpinannya, Mataram memperoleh masa kejayaan dengan berbagai macam inovasi di sektor pertanian, perdagangan, serta budaya.
ADVERTISEMENT
Pada tiap tahunnya, pada hari-hari tertentu masyarakat sekitar mengadakan ritual ziarah ke makan ini. Ritual ini bukan cuma semata-mata penghormatan, namun juga sebagai ungkapan rasa syukur atas seluruh berkah yang diberikan oleh para pendahulu. Dalam kegiatan tersebut, para peziarah membawa bunga, makanan, serta sesaji sebagai bentuk penghormatan. Suasana yang hening dan khidmat menyelimuti tempat dan kegiatan ini, Dimana doa-doa dipanjatkan dengan penuh harapan serta rasa syukur.
Tidak hanya Sultan Agung, ada juga makam-makam para raja dan ratu lainnya yang mempunyai kedudukan penting dalam sejarah Mataram. Tiap makam dikelilingi oleh pagar yang terbuat dari bambu yang sederhana, memberikan kesan natural dan harmonis dengan lingkungan sekitarnya. Di antara makam-makam tersebut, ada pula makam pahlawan yang berjuang yang berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan tanah Jawa. Mereka merupakan orang-orang yang tidak kenal Lelah dalam memperjuangkan hak dan martabat bangsanya.
ADVERTISEMENT
Di balik keelokan dan ketenangan makam ini, ada kisah-kisah mistis yang sering diperbincangkan oleh Masyarakat. Konon, siapa saja yang mengunjungi makam dengan tulus dan penuh rasa hormat, maka akan memperoleh berkah dan petunjuk dalam hidupnya. Bahkan beberapa wisatawan membagikan pengalaman spiritual yang mendalam setelah melaksanakan ziarah, merasakan keberadaan arwah para raja yang seakan memberikan restu.
Kotagede
Seiring berjalannya waktu, Kotagede tidak hanya dikenal sebagai tempat makam, di sisi lain Kotagede juga dikenal sebagai pusat kerajinan perak yang terkenal. Banyak pengrajin yang mewarisi keahlian turun-temurun, menghasilkan karya seni yang indah dan bernilai tinggi. Hal ini menjadikan Kotagede selaku destinasi wisata yang menarik, di mana para wisatawan dapat menikmati keelokan sejarah sekaligus berbelanja kerajinan tangan yang unik.
Pasar Kotagede (Foto: asli jepretan sendiri)
Di zaman modern ini, sangat penting untuk para generasi muda untuk mempelajari dan menghargai peninggalan sejarah yang ada. Makam Raja Mataram bukan cuma semata-mata menjadi tempat yang bersejarah, akan tetapi menjadi symbol identitas serta kekuatan bangsa. Melalui pengetahuan akan sejarah, kita akan banyak sekali belajar dari perjuangan para leluhur dan meneruskan semangat dan perjuangan Mereka dalam membangun masa depan yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Dengan segala bentuk keindahan dan arti makna yang tercantum di dalamnya, makam ini senantiasa menjadi tempat yang dihormati dan dijaga oleh masyarakat. Ibaratnya seperti buku yang tidak pernah usang, sejarah-sejarah yang tersimpan di dalamnya akan terus hidup dan terjaga untuk menginspirasi pada setiap generasi agar bisa mengenang dan menghargai jasa para pendahulu.
Ahmad Faruq Ilham Al Hasyimi, Mahasiswa Ahwal Syakhsiyah Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia