Kasus Infeksi Menular Seksual di Indonesia Meningkat, Cegah dengan Metode ABCDE

dr Fiona Wongkar
Dokter Umum lulus tahun 2021. Dokter Layanan Primer di Puskesmas Mengwi I (Bali-Indonesia).
Konten dari Pengguna
4 Maret 2023 11:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari dr Fiona Wongkar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Laporan Angka Kejadian Kasus Baru HIV pada tahun 2021. (SIHA Kemkes, 2021).
zoom-in-whitePerbesar
Laporan Angka Kejadian Kasus Baru HIV pada tahun 2021. (SIHA Kemkes, 2021).
ADVERTISEMENT
Infeksi Menular Seksual merupakan masalah kesehatan utama di dunia terutama di negara berkembang.
ADVERTISEMENT
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2021, angka kejadian Infeksi Menular Seksual mencapai 374 kasus dengan angka kejadian khususnya infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) mencapai 38,4 juta kasus. 
Di Indonesia, angka kejadian infeksi HIV paling tinggi ditemukan di Provinsi Jawa Tengah disusul oleh Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia mengenai Kesehatan Reproduksi Remaja tahun 2017, 68,8% remaja usia 15-19 tahun dan 55,7% penduduk Indonesia dengan rentang usia 20-24 tahun tidak mengetahui apa itu Infeksi Menular Seksual. Hal ini menunjukkan pengetahuan yang rendah di antara masyarakat kita sehingga kejadian Infeksi Menular Seksual semakin meningkat.
Pada dasarnya, Infeksi Menular Seksual adalah suatu penyakit infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual. Penyakit ini dapat disebabkan oleh banyak penyebab seperti virus, bakteri, maupun parasit.
Ilustrasi obat antivirus HIV. Foto: Thinkstock
Infeksi ditularkan melalui kontak langsung melalui darah maupun cairan tubuh dari pasangan yang sudah terinfeksi terhadap pasangannya dikarenakan terjadinya mikroabrasi atau lecet pada kelamin akibat gesekan yang terjadi pada saat berhubungan intim. 
ADVERTISEMENT
Tentu saja penyakit Infeksi Menular Seksual ini lebih sering terjadi pada populasi yang memiliki gaya hidup berisiko tinggi seperti memiliki pasangan seksual lebih dari satu ataupun berhubungan dengan seseorang yang memiliki risiko tinggi seperti homoseksual atau penjaja wanita.
Tetapi, tidak selalu Infeksi Menular Seksual terjadi pada seseorang dengan gaya hidup berisiko tinggi. Contohnya, seorang istri dapat ditularkan oleh suaminya yang suka 'jajan' atau berhubungan dengan orang lain diluar pernikahan maupun sebaliknya. 
Infeksi Menular Seksual ini bukan hanya sekadar penyakit yang bisa langsung sembuh dengan obat-obatan medis yang diberikan oleh dokter tetapi beberapa penyakit dari Infeksi Menular Seksual dapat bersifat seumur hidup dikarenakan sampai saat ini belum ada obat-obatan yang dapat menyembuhkan dan mengeliminasi penyebab dari penyakit secara total.
Ilustrasi perempuan yang terkena infeksi. Foto: Peter Dazeley/Getty Images
Misalnya, kutil kelamin yang disebut Kondiloma Akuminata yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus dan berujung pada peningkatan kejadian keganasan atau kanker penis atau servix pada wanita. Selain itu, infeksi HIV atau Human Immunodeficiency Virus juga dapat ditularkan melalui hubungan seks tanpa pengaman dan setelah menginfeksi seseorang.
ADVERTISEMENT
Virus ini tidak dapat dihilangkan dari tubuh maupun disembuhkan dan bahkan dapat diturunkan oleh ibu yang sedang hamil terhadap janinnya. Oleh karena itu, penderita harus rutin mengkonsumsi obat-obatan terus menerus sepanjang hayatnya yang pastinya memiliki efek samping. 
Sehingga perlu diingat bahwa Infeksi Menular Seksual dapat menjadi penyakit seumur hidup dan beban yang harus kita bawa sepanjang hayat kita bila kita terinfeksi dari penyakit ini.
Meningkatkan pengetahuan kita mengenai penyakit-penyakit yang dapat kita dapatkan akibat berhubungan seksual akan membuat kita memiliki gaya hidup yang dapat mencegah kita mengalami kejadian Infeksi Menular Seksual.
Selain itu yang paling penting dalam mencegah tertularnya penyakit ini adalah mempraktikkan ABCDE.
ADVERTISEMENT
Berbagai upaya Pemerintah dalam mengendalikan dan mengurangi insiden dari kejadian Infeksi Menular Seksual telah dilaksanakan di Fasilitas Kesehatan tingkat Primer seperti adanya konseling remaja, pemeriksaan darah untuk screening kejadian infeksi menular seksual pada ibu hamil, pelayanan VCT atau Voluntary Counselling and Testing yang bertujuan untuk konsultasi dan memeriksakan status HIV pada darah dan tersedia gratis di Faskes Tingkat 1 dan sebagainya.