Konten dari Pengguna

Mengeksplorasi Definisi Takjil, Meluruskan Kesalahpahaman

Hidayat Nor Wahit
Mahasiswa UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Prodi Perbankan Syariah sekaligus Alumni Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubsel
1 April 2024 8:42 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hidayat Nor Wahit tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Gambar: pngtree.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Gambar: pngtree.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Takjil yang identik ketika bulan Ramadan kerap didefinisikan sebagai makanan kecil untuk berbuka puasa sebelum menyantap menu utama. Namun faktanya, makna literlek kata takjil demikian belum sepenuhnya tepat; ia tidak berarti identik dengan makanan untuk buka puasa.
ADVERTISEMENT
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), takjil berarti mempercepat (berbuka puasa). Hal ini cocok dengan akar katanya dalam bahasa Arab yakni ajila yang artinya menyegerakan. Jadi yang dimaksud dengan takjil adalah penyegeraan menyantap hidangan untuk membatalkan puasa.
Dengan merujuk pada konsep tersebut, takjil di sini dapat diinterpretasikan dan diasosiasikan pada segala sesuatu yang digunakan untuk menghilangkan rasa haus dan lapar saat berpuasa, bukan hanya makanan. Ia bisa mencakup minuman segar, camilan ringan, atau bahkan buah-buahan yang disajikan untuk mengimbangi kebutuhan tubuh selama menjalani ibadah puasa.
Sedangkan menurut tradisi, makanan pembuka yang harus dikonsumsi terlebih dahulu biasanya makanan manis seperti kurma yang banyak manfaatnya. Bisa jadi, awal mula kata takjil terbentuk karena orang-orang Arab menyegerakan berbuka puasa dengan kurma. Sehingga, kurma dianggap sebagai salah satu jenis takjil, yang kemudian berkembang menjadi makanan dan minuman kecil untuk memulai berbuka puasa.
ADVERTISEMENT
Saat bulan Ramadhan, banyak umat muslim ngabuburit sambil berburu takjil di jalanan, tak hanya itu. Tradisi berburu takjil juga mempromosikan nilai-nilai kesatuan dan kebahagiaan antara umat beragama. Sebab akhir-akhir ini tak jarang umat nonis ikut berburu bahkan menyediakan takjil buat buka puasa. Hal tersebut menjadi momen untuk saling toleran dan menebar kebaikan.
Urgensi Tradisi Takjil
Tradisi takjil tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik umat Islam saat berbuka puasa, namun juga memiliki makna sosial dan keagamaan yang mendalam. Tradisi takjil memungkinkan umat Islam khususnya di Indonesia merayakan bulan suci Ramadhan dengan penuh berkah dan kegembiraan. Meski kini telah berkembang menjadi industri kuliner berskala besar, takjil tetap bernilai tinggi sebagai bagian dari warisan budaya dan spiritual umat Islam Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tradisi membagikan takjil bukannya tanpa landasan. Takjil sendiri mempunyai sejarah yang panjang. Menurut sejarahnya, tradisi takjil bermula ada dari masyarakat Aceh. Konon takjil juga merupakan salah satu sarana dakwah Wali Songo yang menyebarkan Islam ke Pulau Jawa sekitar abad ke-15.
Suaramuhammadiyah.id mengutip artikel Edisi 10 Tahun 2008 berjudul “Merayakan Budaya, Berpuasa Gembira di Suara Muhammadiyah,” menyatakan bahwa tradisi takjil ada di Masjid Kauman Yogyakarta pada tahun 1950-an. Takjil terus dilestarikan hingga kini, meski makna linguistik takjil berbeda dengan makna aslinya.
Sedekah melalui pembagian takjil sering dilakukan di berbagai kalangan, baik oleh perorangan, masyarakat umum, maupun kelompok seperti dalam suatu komunitas. Tindakan pembagian takjil ini biasanya dilakukan di masjid, panti asuhan, tempat pertemuan atau di pinggir jalan raya dan tempat keramaian lainnya.
ADVERTISEMENT
Selain untuk bersedekah, tradisi memberi takjil juga bertujuan untuk memberikan semangat bagi umat Islam ketika hendak berbuka puasa. Hal ini sejalan dengan perintah Nabi untuk mengakhiri sahur sebelum fajar dan mempercepat berbuka puasa.
Selesaikan sahurmu sebelum subuh agar kamu mempunyai kekuatan yang cukup untuk menjalankan aktivitas awal tanpa mengeluh tentang puasa nanti. Segerakan buka puasamu untuk menjaga kesehatan tubuh dan mengisi kembali tenaga setelah puasa sehari penuh.
Menu Khas Tradisi Takjil
Menu takjil untuk puasa kini sudah sangat beragam dan mudah ditemukan. Pasalnya, setiap bulan Ramadhan banyak terdapat pasar dan desa Ramadhan yang menawarkan beragam hidangan khas untuk berbuka puasa.
Takjil ada banyak jenisnya, ada yang digoreng, direbus, dibakar, atau dikukus. Masakan takjil identik dengan rasa manis, namun juga hadir dalam berbagai varian rasa, antara lain asin, gurih, dan pedas. Di bawah ini adalah pilihan menu takjil khas Ramadhan yang diambil dari laman Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif RI dan Pesona Indonesia.
ADVERTISEMENT
1. Kolak Biji Salak
Kudapan asal DKI Jakarta ini sering dijajakan saat bulan Ramadhan. Seperti namanya, masakan ini tidak menggunakan biji salak, melainkan menggunakan ubi rebus yang menjadi andalan masakannya, kemudian dihaluskan dengan tapioka dan dibentuk menjadi bola-bola kecil seperti biji salak.
2. Es Pleret
Es Pleret merupakan minuman khas Kota Blitar, Jawa Timur. Minuman ini terbuat dari santan, gula pasir, dan kue basah berwarna merah putih yang disebut pleret.
Pleret merupakan campuran tepung kanji dan tepung beras yang diisi dengan gula merah cair. Oleh karena itu, ketika digigit, ada rasa manis dan umami yang lumer di mulut. Selain kue basah, ada juga potongan chendol dan serabi yang dijadikan bahan tambahan pada es krim prelet.
ADVERTISEMENT
3. Kurma
Kurma merupakan takjil klasik yang sering disantap saat berbuka puasa. Buah ini kaya akan energi dan gula alami yang membantu memulihkan kadar gula darah setelah berpuasa.
4. Es Buah
Es buah adalah minuman segar yang terdiri dari potongan-potongan buah. Yang disajikan dalam sirup manis atau susu kental manis, seringkali ditambahkan es serut. Ini adalah minuman penyegar yang populer saat berbuka puasa.
5. Mie Glosor
Mie Glosor merupakan makanan yang berasal dari Bogor, Jawa Barat. Selain namanya yang unik, mie glosor mempunyai tekstur yang berbeda dibandingkan mi lainnya. Mie tersebut terbuat dari tepung singkong atau alang-alang.
Hal ini akan membuat tekstur mie menjadi lebih halus dan mudah untuk di telan. Apalagi mi glosor terbuat dari bahan-bahan alami. Warna kuning pada mi juga disebabkan oleh zat pewarna alami yaitu kunyit. Penyajian hidangan ini saat Ramadhan juga unik. Bukan sekedar ditumis dengan sayuran. Namun sebagai pelengkapnya juga disajikan sambal kacang dan gorengan.
ADVERTISEMENT
Meluruskan Kesalahpahaman Takjil
Dalam penelusuran makna asli tradisi takjil di atas, kita menemukan bahwa istilah ini sebenarnya mengacu pada segala sesuatu yang digunakan untuk menyegerakan berbuka puasa, bukan hanya makanan kecil sebelum menu utama. Meskipun dalam praktiknya, takjil sering kali diidentikkan dengan camilan manis, seperti kurma atau kolak, namun konsep ini sebenarnya lebih luas, mencakup minuman segar, camilan, bahkan buah-buahan.
Lebih lanjut, tradisi takjil tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik umat Islam saat berbuka puasa, tetapi juga memiliki makna sosial dan keagamaan yang mendalam. Di Indonesia, tradisi ini telah menjadi bagian penting dari budaya sepanjangan bulan Ramadan yang mempromosikan nilai-nilai kesatuan (utility) dan kebahagiaan antar umat beragama.
Walakhir, meskipun takjil kini telah berkembang menjadi industri kuliner berskala makro, takjil tetap bernilai tinggi sebagai bagian dari warisan budaya dan spiritual umat Islam Indonesia. Dengan melihat lebih dalam pada tradisi takjil, kita dapat memahami lebih baik peran dan makna yang terkandung di dalamnya, serta menerapkannya dalam semangat kebersamaan dan toleransi dalam menjalani ibadah puasa.
ADVERTISEMENT