Konten dari Pengguna

Daya Beli Masyarakat Menurun, Indonesia Alami Deflasi?

Ranni Septiani
Saya adalah Mahasiswa Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum dari Universitas Pamulang.
29 Oktober 2024 21:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ranni Septiani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Deflasi (Sumber : https://www.istockphoto.com/id/foto/ilustrasi-konsep-grafik-krisis-keuangan-jatuh-gm947694668-258754829?searchscope=image%2Cfilm
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Deflasi (Sumber : https://www.istockphoto.com/id/foto/ilustrasi-konsep-grafik-krisis-keuangan-jatuh-gm947694668-258754829?searchscope=image%2Cfilm
ADVERTISEMENT
Menurunnya daya beli masyarakat kerap menimbulkan kekhawatiran terhadap stabilitas perekonomian. Ketika konsumsi turun, hal ini dapat menyebabkan resesi ekonomi dan meningkatkan risiko deflasi, yaitu penurunan harga barang dan jasa dalam jangka panjang. Namun, apakah penurunan daya beli ini justru berujung pada deflasi? Mari simak pembahasan selengkapnya dibawah ini.
ADVERTISEMENT
Kondisi Perekonomian Indonesia Saat Ini
1. Inflasi mulai menurun
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), per September 2024, inflasi Laju pertumbuhan tahunan (YoY) tercatat sebesar 2,5%. Angka ini lebih rendah dibandingkan laju inflasi tahun lalu yang mencapai 5,51% pada akhir tahun 2023. Mendatarnya inflasi menunjukkan bahwa tekanan kenaikan harga mulai mereda, namun di sisi lain, hal ini dapat menjadi pertanda bahwa permintaan terhadap barang dan jasa juga menurun. melemahkan.
2. Konsumsi Rumah Tangga Melambat
Konsumsi rumah tangga yang berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan. Data produk domestik bruto (PDB) menunjukkan pertumbuhan konsumsi hanya mencapai 3,2% pada kuartal II-2024, dibandingkan 4,5% pada periode yang sama tahun lalu. Beberapa sektor seperti ritel, makanan dan minuman juga melaporkan penurunan penjualan karena masyarakat mengurangi pengeluaran.
ADVERTISEMENT
3. Biaya Hidup dan Suku Bunga Meningkat
Meski inflasi menurun, masyarakat masih menghadapi kenaikan harga beberapa barang penting seperti pangan dan energi. Selain itu, Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan sebesar 6% untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan mengendalikan inflasi. Kenaikan suku bunga menyebabkan peningkatan biaya kredit, sehingga mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk membeli barang secara kredit, seperti kendaraan dan real estate.
4. Pekerjaan yang Menyedihkan
Beberapa industri, termasuk manufaktur dan teknologi, mengurangi jumlah tenaga kerjanya karena lemahnya permintaan. Menurut data Kementerian Tenaga Kerja, tingkat pengangguran di perkotaan semakin meningkat sehingga memperburuk situasi daya beli masyarakat. Masyarakat lebih fokus pada kebutuhan pokok dan menunda pembelian barang sekunder dan tersier hingga nanti.
ADVERTISEMENT
Jadi, Apakah Indonesia Mengalami Deflasi?
Meski konsumsi melambat dan daya beli menurun, Indonesia belum mengalami deflasi. Pada September 2024, Indeks Harga Konsumen (IHK) masih menunjukkan inflasi positif sebesar 2,5% (year-on-year). Deflasi biasanya terjadi ketika harga barang dan jasa turun terus menerus selama beberapa bulan berturut-turut, disertai dengan penurunan aktivitas ekonomi secara umum.
Namun beberapa indikator menunjukkan potensi risiko deflasi di masa depan jika tren penurunan daya beli terus berlanjut. Sektor ritel dan dunia usaha mulai menunjukkan tanda-tanda kekhawatiran dengan menurunkan harga dan menawarkan program diskon untuk menarik pembeli. Jika hal ini terus berlanjut dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan ekspektasi deflasi dan menghambat pemulihan ekonomi.
Menurunnya daya beli masyarakat saat ini memang patut menjadi perhatian besar. Pemerintah dan Bank Indonesia harus mencari solusi untuk mendorong konsumsi dan menjaga daya beli guna mencegah risiko deflasi dan stagnasi perekonomian.
ADVERTISEMENT