Konten dari Pengguna

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional

Ananda Rosa Fauziah
Saya seorang mahasiswi
23 Mei 2022 18:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ananda Rosa Fauziah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://unsplash.com/s/photos/language-(sumber).
zoom-in-whitePerbesar
https://unsplash.com/s/photos/language-(sumber).
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun belakangan, beberapa dari kita mungkin pernah mendengar tentang wacana membuat bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional. Kemendikbud, dalam artikel CNN, mengatakan bahwa bahasa Indonesia telah memenuhi syarat untuk menjadi bahasa internasional.
ADVERTISEMENT
Salah satu bahasan yang sering muncul dalam wacana-wacana demikian adalah jumlah penutur bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki 199 juta penutur yang membuatnya menjadi bahasa dengan penutur terbanyak nomor 11.
Apa yang dimaksud dengan bahasa Internasional?
Di era globalisasi dimana semuanya tampak terhubung satu sama lain, menjadikan suatu hal menjadi internasional tampaknya adalah hal yang biasa. Misalkan media hiburan, jika sebuah musik Indonesia dikenal atau dikenal oleh orang dari luar Indonesia, melalui Youtube, apakah bisa dikatakan internasional?
Kita bisa menanyakan hal yang sama pada bahasa, apakah ketika terdapat penutur yang berada pada luar negara atau luar dari bahasa itu berasal, apakah bahasa tersebut bisa disebut bahasa internasional?
Seperti yang telah kita bahas sejenak di atas, jawabannya adalah tidak, setidaknya untuk kasus bahasa. Status bahasa internasional tidak hanya didefinisikan dengan adanya penutur bahasa tersebut di luar negara atau tempat bahasa tersebut berasal. Jadi, apa yang dapat mendefinisikan sebuah bahasa menjadi bahasa internasional?
ADVERTISEMENT
David Crystal, seorang ahli bahasa asal Inggris, mengatakan sebuah bahasa bisa menjadi bahasa internasional bukan karena fitur ataupun sifatnya sendiri, melainkan karena status dan prestise yang dimiliki penuturnya.
Crystal mengambil bahasa Latin sebagai contoh. Bahasa Latin merupakan bahasa utama di masa seluruh penjuru kekaisaran Romawi pada masanya. Hal ini tidak berarti bahwa jumlah orang Romawi lebih banyak jumlahnya daripada orang-orang non-Romawi. Bahkan ketika kekaisaran Romawi tumbang pun, bahasa Latin tetap menjadi bahasa internasional dimana bahasa Latin menjadi bahasa pengantar di bidang edukasi dan keagamaan. Crystal berpendapat bahwa bahasa Latin menjadi bahasa internasional karena para penuturnya memiliki pengaruh dan kekuatan dalam bidang teknologi, militer, ekonomi, dan budaya. Hal yang sama bisa dikatakan tentang bahasa-bahasa internasional yang diakui sekarang.
ADVERTISEMENT
Kaitan antara bahasa dengan status penuturnya ini sudah dikaji oleh bidang Linguistik, khususnya Sosio-Linguistik. Pada tahun 2003, Nino Murcia menemukan sebuah fenomena di Peru yang sudah tidak asing bagi kita sekarang di mana bahasa Inggris diperlakukan layaknya Dollar Amerika; baik secara kiasan ataupun harfiah, bahasa Inggris adalah adalah alat atau aset berharga untuk menghasilkan uang.
Fenomena-fenomena di mana motivasi ekonomi menjadi salah satu faktor utama untuk mempelajari bahasa asing juga banyak ditemui dalah studi tentang bahasa-bahasa internasional yang telah disebutkan di atas.
Sebelum dilanjutkan, harus diketahui terlebih dahulu bahwa definisi untuk bahasa internasional tidak hanya seperti yang dipaparkan di atas. Jumlah bahasa internasional pun juga dapat berubah seiring perubahan definisi yang digunakan. Bahasan disini selanjutnya akan menggunakan definisi bahasa internasional seperti yang diberikan oleh Crystal.
ADVERTISEMENT
Dengan definisi yang sudah dimiliki, bagaimana dengan kesiapan bahasa Indonesia sendiri? Bagaimana peluang bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa internasional?
Kesiapan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional
Photo by Kyle Glenn on Unsplash
Dari definisi yang sudah dipaparkan di atas, mari kita coba lihat bagaimana kedudukan Indonesia dalam bidang ekonomi, budaya, dan teknologi. Dari segi ekonomi, Indonesia menduduki peringkat ke-56 dan menurut laporan dari Harvard Business Review, Indonesia menduduki peringkat ke-54 untuk kemampuan bisnis dan penguasaan teknologi. Secara budaya, dalam konteks ini sebagai pengaruh pada bidang seperti hiburan dan fashion serta prestisenya, Indonesia menduduki peringkat ke-43.
Dari data-data di atas, tampaknya Indonesia belum memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk membuat bahasa Indonesia menjadi sebuah bahasa yang bagus untuk dipelajari dari segi ekonomi dan prestise.
ADVERTISEMENT
Walaupun begitu, Badan Bahasa telah mencatat bahwa per akhir tahun 2020, sudah ada lebih dari 72.000 pembelajar bahasa Indonesia yang sudah tersebar di 41 negara. Badan Bahasa sendiri menargetkan total 100.000 pembelajar bahasa Indonesia pada tahun 2024.
Ketertarikan pada Studi Bahasa Indonesia ataupun tentang Indonesia itu sendiri di universitas di luar Indonesia juga mengalami peningkatan beberapa tahun belakangan. Laporan dari Asian Studies Association of Australia, misalnya, mengatakan bahwa studi tentang ekonomi Indonesia sedang mengalami peningkatan dari jumlah penelitian. Di Australia juga terdapat wacana untuk kembali menjalankan studi tentang Indonesia dan bahasa Indonesia setelah beberapa tahun mengalami penurunan.
Jadi, Apakah Bahasa Indonesia Bisa Menjadi Bahasa Internasional?
Jawabannya, tergantung; tergantung pada definisi apa yang kita gunakan sebagai bahasa internasional. Kalau kita menggunakan definisi dari David Crystal di mana bahasa internasional di definisikan melalui pengaruh dan status para penuturnya, maka Indonesia tampaknya masih jauh dari siap untuk menjadi bahasa internasional.
ADVERTISEMENT
Kemungkinan paling besar yang dimiliki bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa penghubung (lingua franca) di luar Indonesia adalah dengan menjadi bahasa regional di ASEAN.
Referensi:
Crystal, D. (2003). English as a global language. Ernst Klett Sprachen.
Lopez, L. G. M. (2019, February). The Indonesian language and its potential to become an international language. In Third International Conference of Arts, Language and Culture (ICALC 2018) (pp. 278–280). Atlantis Press.
Niño–Murcia, M. (2003). “English is like the dollar”: Hard currency ideology and the status of English in Peru. World Englishes, 22(2), 121–141.
Widodo, S. (n.d). Bahasa Indonesia Menuju Bahasa Internasional. Diakses melalui http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/content/bahasa-indonesia-menuju-bahasa-internasional pada 25 Maret 2021.