Perkumpulan Teacherpreneur Indonesia Cerdas (PTIC), Catatan Penting Tentang Ide

Dodi Iswanto
Dodi Iswanto adalah Sekretaris Jenderal Perkumpulan Teacherpreneur Indonesia Cerdas (PTIC) Periode 2021 - 2026 . www.ptic.or.id
Konten dari Pengguna
28 Oktober 2021 12:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dodi Iswanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sekretaris Jenderal PTIC Dodi Iswanto. Foto : Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris Jenderal PTIC Dodi Iswanto. Foto : Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
Kebuntuan ide adakalanya akan terjadi, mungkin juga kejenuhan akan terjadi, apa hal yang terbaik yang harus dilakukan untuk mengatasinya?. Sederhana tiru saja. Tiru saja apa yang akan dimulai, tiru apa saja yang bisa dikreasikan bersama di luar sana, tiru saja kisah sukses banyak orang yang masih dalam jangkauan kita agar kita bisa sukses bersamanya.
ADVERTISEMENT
Jika tidak mungkin menjadi pesaingnya dalam melakukan sesuatu, atau sulit sedirian untuk mengelola kelas dengan baik, atau sulit untuk memulai usaha sendiri, bergabunglah dengan yang lainnya atau istilahnya lakukan kolaborasi.
Jika memang sulit melakukannya sendiri, jadilah bagian gerbong besar apa yang kita tiru tersebut. Jika ide tidak kunjung muncul tirulah.
Meniru bukan berarti tidak berinovasi, berhasil meniru sesuatu dengan baik dengan cara sendiri berarti telah berhasil pada tahap pertama. Meniru juga langkah awal dalam berinovasi, tapi ingat jangan mencuri. Mencuri berarti mengambil sesuatu yang bukan haknya dan menjadikan milik sendiri. Sedangkan meniru membuat sesuatu dari yang sudah ada dengan menyelipkan satu atau dua hal yang berbeda, tanpa malu mengakui dari mana inspirasi tersebut diperoleh.
ADVERTISEMENT
Yakin dan percaya dengan meniru sesuatu akan muncul ide baru yang bisa jadi itu lebih baik dan baru dan bermanfaat bagi banyak orang.
Tidak ada salahnya sebelum berpikir menciptakan sesuatu yang baru, belajar lah melihat disekeliling kita apa yang bisa ditiru atau adaptasi, dan dengan siapa saja kita bisa melakukan kolaborasi untuk melakukannya bersama.
Bukan pada saat belajar disekolah kita sebagian besar terinspirasi dari contoh tauladan yang diberikan oleh guru kita, hingga suatu saat nanti kita akan berkembang.
Untuk bisa meniru kita harus lebih banyak melihat dan mendengar, seperti apa itu melihat dan mendengar telah kami jelaskan pada tulisan kami selanjutnya.
***
Menyikapi kegagalan Ide
Kita sudah mengerjakan ide yang semestinya dan kita juga merasa meniru dengan bagaimana semestinya, saat menuliskan apa yang telah dikerjakan.
ADVERTISEMENT
Kerjakan apa yang telah dituliskan dan jangan lupa menuliskan apa yang telah dikerjakan. Adakalanya pada saat menuliskan apa yang telah dikerjakan kita sadar bahwa hasilnya belum mencapai target yang diinginkan, apakah itu kegagalan jika ide nya tidak berjalan sebagaimana mestinya?
Miliki cara pandang yang berbeda, serta sadari dan yakini bahwa setiap kegagalan membawamu selangkah lebih dekat menuju kesuksesan. Jadi tidak ada namanya kegagalan dalam kamus menuju kesuksesan, mungkin pada saat itu rencana dan realisasi ide tertunda dan mengharuskan kita melakukan evaluasi terhadap apa yang telah kita tuliskan. Untuk memulai ide dan rencana baru atau meneruskan ide yang sudah ada dengan melakukan koreksi.
Tapi jangan bayangkan itu akan berjalan dengan mudah seperti yang dibayangkan, akan banyak sekali disekitar kita yang mematikan semangat dan ide kita jika mengalami kebuntuan saat proses eksekusi. Kritikan bahkan menjadi hal yang tidak akan terelakan, dan hal itu akan menantang kita dan bahkan melawan keberanian kita untuk melangkah ke tahap selanjutnya dan akan membuang bimbang dan ragu dalam bergerak.
ADVERTISEMENT
Tentukan target risiko dan seberapa jauh kita mampu menahan kehilangan dari eksekusi ide ke tahap selanjutnya, itu salah satu cara kembali mengumpulkan keberanian. Dan tentu saja tidak mengulangi kesalahan yang sama dari kegagalan pertama yang telah didapatkan.
Jadikan kegagalan ide pertama sebagai prototype pembangunan dan terus kembangkan prototype tersebut menjadi sesuatu yang mapan dan sempurna. Tentunya ini akan berjalan jika kita menuliskan setiap yang telah dikerjakan dengan detil dan melakukan evaluasi mendalam dan menyusun ide yang lebih baik untuk dijalankan.
***
Alat Evaluasi Ide
Alat untuk evaluasi ide adalah gambaran terhadap prototype yang telah ada sebelumnya. Sebelumnya telah kita jelaskan secara tidak langsung bahwa prototype ini merupakan koleksi atau kumpulan dari tahapan atau catatan perkembangan dari realisasi ide yang telah dilakukan.
ADVERTISEMENT
Prototype ini harus di uji kembali dan dievaluasi capainnya. Apa saja alat yang bisa kita gunakan sebagai opresional dari Prototype yang bisa nantinya digunakan bahan evaluasi :
1. Lembar feedback (umpan balik)
Di kelas dalam pembelajaran tentunya kita selalu melakukan assessment for learning dan assessment of learning untuk memperbaiki proses selanjutnya dan menyusun rencana lebih baik kedepannya. Prinsip nya sama dalam realisasi ide mengembangkan gerakan teacherpreneur ini. Perlu umpan balik dari para user (konsumen), dan jangan malu menanyakan hal seperti apa yang mereka inginkan.
2. Papan kerja harian, mingguan dan bulanan
Pada papan kerja tuliskan semua hal capaian yang akan dilakukan, masalah yang dihadapi hari tersebut dan solusi nya. Di setiap kolom papan kerja setidaknya berisikan rencana, proses dan hasil yang dicapai di hari, minggu atau bulan tersebut.
ADVERTISEMENT
Semakin detil papan kerja semakin mudah melakukan kontrol dan tentu saja memerlukan waktu yang berbeda untuk mengurusnya.
3. Papan Simulasi
Papan simulasi berisikan tahapan implementasi ide dan prediksi yang akan terjadi serta lengkap dengan mitigasi risiko yang akan di hadapi. Setidaknya pada papan simulasi berisikan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi yang diturunkan Kembali menjadi minimal beberapa indicator ukuran berupa: waktu pelaksanaan, pedoman pelaksanaan, pelaksana (PIC), risiko yang dihadapi, level risiko, mitigasi risiko dst.
4.Kontak Fisik
Semua ke tiga item diatas harus diimplementasikan, kita sebagai pemilik ide harus terlibat langsung dalam implemtasi dan pelaksanaannya. Menjadi kontrol sistem pelaksanaannya merupakan salah satu yang terbaik yang bisa dilakukan. Dengan terlibat langsung tentu pengalaman yang di rasakan akan berbeda dan lebih melekat.
ADVERTISEMENT
***
Menetapkan ide yang dipilih sebagai Langkah aksi berikutnya
Empat alat evaluasi ide yang dijelaskan, tentunya memberikan gambaran terhadap pilihan kita. Mana hal yang harus ditinggalkan dari ide yang dipilih dan mana yang yang harus diperkuat dan dilanjutkan pada tahapan selanjutnya agar menjadi sebuah produk, sebuah aksi atau sebuah Tindakan yang baik dan lebih sempurna.
Tentunya yang menjadi hitungan dasarnya sebagai patokan adalah kuantitas, kualitas dan waktu. Mana dari tiga hal tersebut yang lebih memberikan efektifitas dan efesiensi yang baik. Setelah diputuskan tahapan selanjutnya adalah menentukan dampak dan implikasi nya yang lebih postif terhadap.
Tentu tidak akan mengulangi kegagalan atau melakukan sesuatu jika dari segi kuantitas dan kualitas serta waktu tidak memenuhi syarat. Efektifitas serta efisiensi tidak mungkin ada jika secara harga yang dibayarkan atau effort kerja yang dikeluarkan terlalu besar dan terlalu banyak sumberdaya yang di korbankan. Perilaku dan perbuatan yang sia – sia sama sekali tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
Maka jangan pernah bosan luangkan waktu untuk melakukan uji coba dan evaluasi terhadap rencana yang ada ataupun ide yang di implementasikan. Konsisten pergunakan alat evaluasi ide yang telah kami jelaskan.
Bagaimana jika ternyata masih kegagalan yang ditemukan? Berhentilah bersedih, bukankah sebelumnya sudah digambarkan sejauh apa resiko yang berani kita hadapi? Semakin banyak kegagalan semakin dekat dengan kesuksesan asalkan tidak mengulangi kesalahan yang sama pada kegagalan yang di alami.
***
“Pertualangan Kegagalan Satu Langkah Menuju Kesuksesan”
Alexander Fleming adalah seorang dokter dan ahli bakteri asal Skotlandia. Melalui riset dan percobaan, dia berhasil menemukan jamur penghancur bakteri yang disebut penicillin pada 1928, pembuka jalan bagi penggunaan antibiotik di dunia kesehatan modern.
Sebelum ada antibiotik, dulu pneumonia dan demam rematik menjadi penyakit mematikan karena belum ada pengobatan yang efektif untuk mengatasi infeksi tubuh.
ADVERTISEMENT
Sebelum ada penisilin, rumah sakit penuh dengan orang-orang keracunan darah, hingga infeksi akibat luka goresan dan lain sebagainya. Lantas, bagaimana penisilin atau antibiotik akhirnya ditemukan?
Ketika Alexander Fleming bekerja untuk menemukan antibiotik dia mencoba segala macam hal. Dia memeras jus lemon di mata orang (untuk kemudian menangkap air mata mereka, yang mengandung lisozim, antiseptik alami). Mungkin terlihat konyol sekarang, tapi lihatlah upaya yang dilakukan oleh nya.
Dia bahkan menghabiskan bertahun-tahun mencoba memahami bagaimana telur ayam tidak membusuk dalam beberapa jam setelah meninggalkan induk ayam.
Dia mencoba banyak hal dan terus gagal. Suatu hari saat musim panas dia meninggalkan beberapa cawan petri yang mengandung koloni bakteri Staphylococcus. Yaitu bakteri yang menyebabkan bisul, sakit tenggorokan dan abses.
ADVERTISEMENT
Penulis:
Dodi Iswanto, S.Pd, M.Pd
Sekretaris Jendral Perkumpulan Teacherpreneur Indonesia Cerdas (PTIC)