Konten dari Pengguna

Kreativitas Melawan Narkoba: Art Exhibition sebagai Media Edukasi Remaja

Nadia Aisya Fitri
Mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN Jakarta
11 November 2024 9:27 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nadia Aisya Fitri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Artist's collection in the exhibition hall. Sumber : www.pixabay.com/artexhibition
zoom-in-whitePerbesar
Artist's collection in the exhibition hall. Sumber : www.pixabay.com/artexhibition
Art exhibition atau pameran seni dijelaskan menurut Myers, B. (1985) dalam bukunya “How To Look At Art” menjelaskan pameran adalah kegiatan yang berlangsung di satu ruang, biasanya galeri, untuk menampilkan berbagai karya seni, seperti lukisan, lukisan cat, cetakan, patung, ukiran, foto, dan karya-karya lain yang siap dipertontonkan. Jadi dapat dikatakan bahwa pameran merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan sebuah ide atau gagasan kepada masyarakat luas yang melalui sebuah media karya seni.
ADVERTISEMENT
Pameran seni umumnya bertujuan untuk mengapresiasi para seniman yang memamerkan karyanya sekaligus menjadi sarana edukasi bagi pengunjung. Kini, art exhibition sering diadakan di berbagai tempat, tidak hanya untuk menghadirkan nilai estetika tetapi juga untuk memberikan edukasi melalui seni kepada berbagai kalangan, terutama remaja. Saat ini, pameran seni bahkan telah menjadi tren yang menarik minat dari berbagai lapisan masyarakat dan dianggap sebagai kegiatan yang perlu diikuti.
Tren pameran seni semakin berkembang seiring dengan meningkatnya penggunaan media sosial seperti Instagram dan TikTok, yang banyak menampilkan konten pameran seni yang kreatif dan menarik. Konten-konten ini berhasil menarik perhatian remaja dengan konsep-konsep unik yang ditampilkan, mendorong remaja untuk mengunjungi pameran tersebut. Media sosial menjadi platform yang efektif dalam memperkenalkan dan mempromosikan pameran seni, menjadikannya lebih mudah diakses dan lebih menarik bagi kalangan muda.
ADVERTISEMENT
Seiring dengan pesatnya perkembangan tren pameran seni, para seniman semakin berlomba untuk menciptakan pameran yang menarik. Salah satunya adalah dengan mengadakan pameran yang bertujuan untuk memberikan edukasi dan terapi kepada masyarakat, selain sekadar menampilkan karya seni melalui pameran seni. Dalam Dena, Dkk (2023) menjelaskan bahwa pameran seni dapat dianggap sebagai tempat wisata edukasi karena menyediakan fasilitas pemandu pameran yang membantu pengunjung untuk menjelajahi galeri sekaligus memberikan wawasan tentang cara menghargai, mengapresiasi, serta menjelaskan arti dan filosofi di balik karya seni yang dipamerkan dengan tepat. Selain itu, pameran seni juga menyelenggarakan workshop yang berfungsi sebagai media untuk mengembangkan kreativitas, keterampilan motorik, dan emosi pengunjung.
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Indonesia National Adolescent Mental Health Survey mengindikasikan sekitar 46.8 % dari sampel yang telah diuji mengidap mental disorder (Wahdi, et al., 2022). Menurut Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018 lebih dari 19 juta penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan mental emosional dan lebih dari 12 juta penduduk Indonesia dengan usia yang sama mengalami depresi. Dari data tersebut menunjukan bahwa tingkat gangguan kesehatan mental pada remaja di Indonesia masih tinggi. Data yang diberikan oleh Riset Kesehatan Dasar menunjukkan hanya 9% penderita depresi dari 12 juta yang menjalani pengobatan medis ((Riskesdas), 2018). Hal itu terjadi karena adanya beberapa faktor seperti biaya, fasilitas jumlah tenaga profesional, dan stereotipe masyarakat terhadap kunjungan ke psikolog atau psikiater.
ADVERTISEMENT
Pameran seni sebagai media pembelajaran visual juga dapat berperan sebagai sarana edukatif dalam upaya pencegahan berbagai masalah sosial, seperti penyalahgunaan narkoba yang semakin meluas di berbagai kalangan. Menggunakan metode visual sebagai pendekatan edukasi dinilai efektif untuk membantu meningkatkan kesadaran, terutama di kalangan remaja, mengenai bahaya narkoba. Dalam World Drugs Reports 2018 yang diterbitkan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), menyebutkan sebanyak 275 juta penduduk di dunia atau 5,6 % dari penduduk dunia (usia 15-64 tahun) pernah mengonsumsi narkoba. Sementara di Indonesia, BNN selaku focal point di bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) mengantongi angka penyalahgunaan narkoba tahun 2017 sebanyak 3.376.115 orang pada rentang usia 10-59 tahun.
Kecanduan narkoba. Sumber: www.pixabay.com/drugs
Pameran seni sebagai media edukasi bertujuan untuk memungkinkan remaja belajar melalui metode visual learning, mengingat saat ini pendekatan berbasis visual sangat diminati oleh generasi muda. Art exhibition dapat dikatakan edukasi yang efektif dalam upaya pencegahan narkoba karena :
ADVERTISEMENT
Melalui pameran seni, diharapkan remaja dapat memperoleh pengalaman edukatif yang menarik dan relevan dengan keseharian mereka. Dengan pendekatan berbasis pengalaman, mereka diajak untuk memahami isu narkoba dari sudut pandang mereka sendiri melalui karya seni yang menarik dan persuasif. Memungkinkan mereka untuk membentuk persepsi pribadi mengenai bahaya narkoba, yang dapat mendorong kesadaran dan pemahaman yang lebih mendalam.