Pengobatan Alternatif dalam Islam

Mutia Nurlaksani
Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
29 Mei 2022 21:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mutia Nurlaksani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Al-Qur'an (Sumber: https://pixabay.com/)
zoom-in-whitePerbesar
Al-Qur'an (Sumber: https://pixabay.com/)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memengkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak selamanya orang diberikan kesehatan oleh Allah Swt. Bahkan, Nabi Muhammad Saw. pun semasa hidupnya pernah merasakan sakit. Perlu dicatat dan diingat penyakit juga tidak memandang usia, derajat, maupun akhlak.
Biasanya, seseorang ketika sedang sakit akan pergi periksa ke dokter atau tenaga ahli lainnya.
Namun, dalam kehidupan masyarakat khususnya masyarakat dilingkungan sekitar saya, masih banyak orang yang membawa keluarganya yang sedang sakit ke tempat ustaz atau kyai, serta orang yang ingin memulai usaha meminta doa kepada ustadz kyai atau orang yang dekat dengan Allah Swt. yang diyakini doanya diijabah oleh Allah Swt. Dan biasanya orang tersebut diberikan air minum oleh ustaz atau kyai yang didatanginya itu.
Bahkan, baru-baru ini tetangga saya yang mengalami sakit cukup berat ia tidak langsung pergi ke rumah sakit namun mereka pergi ke tempat ustaz kyai terlebih dahulu dengan tujuan ingin meminta di doakan manakala ada orang yang syirik kepada orang tersebut yang membuat tetangga saya itu sakit parah dan dapat disembuhkan dengan doa yang dipanjatkan oleh ustaz atau kyai tersebut. Namun, ustaz kyai tersebut mengatakan bahwa tetangga saya ini mengalami penyakit medis bukan karena ada orang yang ingin berniat tidak baik.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana hal yang demikian ini jika dilihat dari sudut pandang al-Qur’an dan hadis. Apakah sesuai dengan dasar hukum Islam atau menyimpang dari dasar hukum Islam?
Kita datang ke ustaz kyai dan meminta doa diperkenankan, hal ini pun memang dianjurkan karena dalam bahasa hadis dinamakan dengan rukiah, bahkan Buya Yahya dalam konten YouTube nya mengatakan bahwa hal ini sesuai dengan apa yang diajarkan dalam agama Islam.
“Dalam bahasa hadis itu rukiah,” kata Buya Yahya memberikan penjelasan.
Dari pernyataan tersebut manusia diperbolehkan meminta doa kepada ustaz atau kyai tersebut sebagai perantara dirinya dengan Allah Swt. Dalam hadis pun hal seperti ini disebut dengan “Rukiah” dengan catatan orang yang bersangkutan itu harus memiliki keyakinan bahwa yang menyembuhkan itu adalah Allah Swt.
ADVERTISEMENT
Allah Swt. menurunkan kesembuhan berkat doa dari orang sholeh yang didatangi atau yang dimintai tolong tersebut. Cara seperti ini benar dan sudah sesuai syariat, apalagi jika sebelumnya sudah berikhtiar pergi ke dokter terlebih dahulu.
Ketika kita sakit, Allah swt. cabut 3 (tiga) hal dari kita yaitu nafsu makan, kecerian, dan dosa kita. Namun setelah kita sembuh, Allah swt. kembalikan nafsu makan kita, kecerian kita tapi tidak dengan dosa kita.
Karena segala sesuatu yang kita alami tentu ada hikmahnya, maka hikmah sakit bagi seseorang yang menderitanya adalah mengajarkan kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt., serta menyadari betapa berharganya kesehatan.
Ditulis oleh:
Mutia Nurlaksani
(Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pamulang)
ADVERTISEMENT