Ibu: Penolongmu dan Pahlawanmu

Yolina Vanessa
Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara yang sedang berusaha untuk memahami lebih dalam tentang dunia Jurnalistik
Konten dari Pengguna
30 November 2021 18:16 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yolina Vanessa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ibu-Anak perempuan-Matahari. https://pixabay.com/id/photos/ibu-anak-perempuan-matahari-terbenam-429158/
zoom-in-whitePerbesar
Ibu-Anak perempuan-Matahari. https://pixabay.com/id/photos/ibu-anak-perempuan-matahari-terbenam-429158/
ADVERTISEMENT
Ibu…
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
ADVERTISEMENT
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat dan bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Penggalan puisi “Ibu” karya Chairil Anwar menggambarkan kisah sosok seorang ibu, yang membesarkan seorang anak dan didikan penuh kasih sayang. Pada 22 Desember, selain ditandai sebagai Hari Ibu hal tersebut berkaitan juga dengan Hari Kongres Perempuan I. Keduanya dilaksanakan pada hari yang sama karena melatarbelakangi pandangan bahwa Indonesia harus mengubah nasib para perempuan.
Hal ini mengingatkan kita bahwa perjuangan seorang ibu tak ada bedanya dengan ayah, bukan sekadar mengandung dan membesarkan, melainkan mendidik anak juga menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang ibu. Perjuangan yang besar sangat menguras tenaga dan seringkali menitikkan air mata. Namun, tidak pernah ada kata lelah bagi dia menghadapi keras kepala seorang anak. Dengan berbagai rintangan yang dihadapi, sanggup ia lewati.
ADVERTISEMENT
Perempuan di Indonesia, khususnya seorang ibu, pasti memiliki peran penting dalam sebuah rumah tangga. Mendidik dan melakukan penanaman karakter terhadap seorang anak. Pembimbingan juga dilakukan oleh ayah karena sebuah keluarga merupakan tempat pembentukkan karakter dan mengenal proses sosialisasi serta perkembangan diri. Namun, bagaimana dengan kehidupan seorang ibu yang menjadi seorang single parent?.
Banyak ibu single parent yang kini tengah berjuang menghidupi dirinya dan kebutuhan anaknya. Sangat disayangkan karena tidak jarang ditemukannya sebagian wanita di Indonesia yang saling menghujat sesama wanita terlebih lagi pada seorang single parent. Tidak dapat disangkal lagi karena sudah banyak terjadi di kalangan masyarakat luas tentang buruknya seorang ibu single parent ini.
Kerap kali single parent dipandang sebelah mata karena kehidupannya yang rela melakukan apa saja demi menghidupi keluarga yang terdiri dari anaknya dan dirinya sendiri. Seperti yang banyak kita ketahui, hujatan demi hujatan dihantamkan pada seorang ibu single parent, ketika ia dekat dengan seorang lelaki atau kehidupannya yang tercukupi atau bahkan lebih membuat pemikiran orang iri hingga timbul pandangan buruk baginya.
ADVERTISEMENT
Terlebih lagi peran seorang ibu di sini bisa dibilang menjadi single parent karena terjadinya perceraian atau suami yang meninggal dunia. Tentu peran ia sebagai seorang ibu menjadi lebih berat ketika dia menjadi seorang ibu single parent karena harus memainkan dua peran sekaligus. Memang dinyatakan bahwa seorang anak harus sudah mendapatkan pendidikan sejak perkembangan dini, ia harus ditanamkan sikap mandiri agar kehidupan yang ia jalani ke depannya tidak selalu bergantung pada orang tua.
Namun, kerap kali penanaman pendidikan terhadap anak ini terhambat oleh beberapa hal yang tidak terduga, salah satunya adalah tanpa kehadiran salah satu peran orang tua yang pastinya sangat berpengaruh terhadap perkembangan seorang anak. Meskipun seorang ibu single parent mencoba secara maksimal untuk sekaligus menjadi sosok seorang ayah, pastinya tidak akan bisa tersempurnakan terlebih lagi seorang ibu single parent pastinya memiliki kesibukan mencari nafkah untuk menghidupi ia dan anaknya.
ADVERTISEMENT
Tidak sedikit pemikiran seorang ibu single parent yang hanya terpacu pada membahagiakan anak dari segi materi, dengan mencukupi kehidupan materi anak sudah cukup baginya tanpa dia ketahui bahwa anak juga ingin mendapatkan sebuah perhatian dan kasih sayang serta waktu untuk berbincang bersama agar terjalin sebuah hubungan yang baik. Karena jika anak kekurangan kasih sayang dan perhatian akan berpengaruh pada kepribadian sang anak pada masa yang akan mendatang.
Besar peran ibu single parent
Di sinilah peran seorang ibu single parent sangat diuji, ia harus bisa membagi waktu antara mendidik dan memberikan perhatian pada anaknya dan harus disusahkan juga dengan kehidupan pekerjaan yang ia jalani untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti yang kita ketahui bahwa ketiadaan sosok ayah ini sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku anak yang terkadang menjadi lebih agresif dan memberontak.
ADVERTISEMENT
Tentunya, seorang ibu single parent harus menerapkan pendidikan yang baik kepada anak dengan cara apa pun, terutama ketika seorang anak berada dalam masa pubertas karena di masa seperti inilah anak selalu banyak bertingkah dengan alasan upaya mencari jati diri mereka yang sebenarnya serta dengan mengingat perkembangan psikologis anak pastinya sangat rawan jika seorang ibu single parent salah dalam cara mendidik.
Seorang ibu single parent juga pastinya memiliki keluh kesah mereka sendiri ataupun itu terhadap sisi pekerjaan atau kehidupan pribadi. Menjadi seorang ibu single parent tidak semudah yang ada di bayangan orang lain karena memiliki tanggung jawab besar terhadap kehidupan yang dijalani, ia juga harus belajar untuk tidak mendengarkan perkataan atau pandangan buruk dari orang terhadap dirinya.
ADVERTISEMENT
Dengan kehidupan seperti ini tentunya memiliki tekanan hidup yang kuat, salah satunya seperti tekanan dari sisi psikologisnya. Di sini yang perlu diperhatikan bukan sisi psikologis terhadap seorang anak saja, tetapi pada seorang ibu single parent pun sangat diperlukan. Terlebih lagi beban yang ditanggung lebih besar karena harus menerapkan dua peran sekaligus hingga berpengaruh pada perubahan sikap seperti yang awalnya ia seorang periang lalu menjadi pendiam.
Dari beberapa contoh kasus yang ada, saya memilih satu kasus yang di mana hal ini terjadi di Desa Bojong Timur, terdapat 4 orang ibu single parent. Dua di antaranya menjadi seorang Ibu single parent karena kematian sang suami dan dua lagi karena perceraian. Sesuai dengan yang kita ketahui bahwa dengan ketiadaan sosok atau peran seorang ayah di sini sangat berpengaruh terhadap perkembangan sang anak yang menjadikan anak ini berbeda dari anak pada umumnya karena ia cenderung lebih menjadi tertutup pada dunia luar.
ADVERTISEMENT
Beberapa anak dari seorang ibu single parent yang berada di Desa Bojong Timur tersebut memiliki masalah dalam kehidupan lingkungan sekitarnya karena pola asuh yang diberlakukan sang ibu ini bisa dibilang berbeda-beda hingga menimbulkan berbagai efek berbeda juga pada kepribadian sang anak masing-masing.
Satu ibu single parent menerapkan pola mendidik otoritarian, yang menjadikan sang anak bersikap lebih tertutup dan suka memberontak, satu ibu single parent lainnya menerapkan pola mendidik permisif hingga menjadikan sikap sang anak kurang dalam bertanggung jawab pada diri sendiri dan memiliki prestasi rendah di sekolah, dan satu ibu single parent lainnya lagi mengasuh anaknya dengan pola demokratis yang menjadikan sikap sang anak bisa lebih bertanggung jawab dan bersikap lebih hangat serta mudah bersosialisasi.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah keluarga yang hanya memiliki orang tua tunggal (single parent) tentunya mengharuskan orang tua tunggal ini memiliki peran ganda yakni memenuhi tanggung jawab sebagai seorang ayah sekaligus ibu bagi anak-anaknya. Hal ini menjadi faktor utama timbulnya ketidakharmonisan dalam sebuah keluarga, terutama seorang ibu single parent harus bisa menjalankan perannya dengan baik dan benar supaya ia bisa menjadi seorang ibu single parent yang berhasil mendidik anaknya tanpa harus ada sosok ayah, dan antara seorang ibu single parent dan anak harus menjalin komunikasi yang baik agar anaknya memiliki arah tujuan yang benar.