Konten dari Pengguna

Menengok Kembali DIY Sebagai Daerah Tujuan Wisata Sesuai Visi RPJPD 2005-2025

Suparno
Aparatur Sipil Negara, Fungsional Statistisi Muda pada Kantor BPS Kabupaten Sleman,DIY.
23 Desember 2024 15:04 WIB
·
waktu baca 10 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suparno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sektor pariwisata sebagai sektor unggulan merupakan salah satu magnet yang kuat dalam sumber perekonomian serta sebagai sumber alternatif penggerak ekonomi. Pariwisata Indonesia sendiri yang memiliki potensi pariwisata yang sangat melimpah, dapat berpotensi menjadi salah satu pendorong utama untuk memberikan keuntungan yang mampu menyumbangkan devisa cukup besar bagi negara. Selain menambah devisa, sektor pariwisata juga berperan besar dalam memperluas lapangan pekerjaan untuk menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas.
ADVERTISEMENT
Berbagai daerah di Indonesia saat ini sedang berlomba-lomba menggerakkan potensi-potensi pariwisata yang ada mulai dari pariwisata alam, budaya dan pariwisata religi. Hal tersebut dikembangkan guna dapat menarik minat dan para wisatawan lokal maupun mancanegara. Demikian juga dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagai salah satu tujuan wisata terkemuka di Indonesia juga berusaha meningkatkan kemajuan pariwisatanya. Visi RPJPD ( Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ) 2005-2025 adalah “Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2025 sebagai Pusat Pendidikan, Budaya dan Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Asia Tenggara dalam lingkungan Masyarakat Yang Maju, Mandiri dan Sejahtera”
Menjadi daerah tujuan wisata ( DTW ) terkemuka di Asia Tenggara berarti bahwa DIY adalah salah satu DTW di Asia Tenggara yang memiliki citra yang kuat dan positif, destinasi berkelas internasional, dan mampu mendatangkan wisatawan mancanegara dengan jumlah dan kualitas yang bersaing dengan DTW terkemuka lainnya di Asia Tenggara. DTW yang menjadi perbandingan adalah DTW berdaya saing internasional dan memiliki karakteristik seperti Genting Highlands dan Malaka di Malaysia, , Bangkok,Pattaya, dan Chiang Mai di Thailand, Sentosa Island di Singapura, dan juga Ho Chi Minh City di Vietnam.
ADVERTISEMENT
Pada saat ini sudah memasuki ujung akhir tahun 2024. Satu tahun menjelang berakhirnya RPJPD DIY 2005-2025. Apakah visi DIY sebagai DTW terkemuka di Asia Tenggara berhasil tercapai ? Merujuk dari apa yang disampaikan Usmar Salam, Pengajar Pariwisata Departemen Ilmu Hubungan Internasional FISIPOL UGM, menyampaikan bahwa ada empat hal yang menjadi indikator kesuksesan pariwisata.antara lain :
1. Seberapa besar bisa menarik wisatawan asing sebanyak mungkin.
2. Seberapa besar wisatawan berbelanja.
3. Seberapa lama wisatawan tinggal.
4. Sejauh mana wisatawan itu bisa mempromosikan kembali destinasi yang pernah dikunjungi.
Dari 4 indikator yang disampaikan tersebut akan kita bahas 2 indikator yang bisa kita gunakan untuk mengukur seberapa jauh tingkat keberhasilan pembangunan pariwisata di DIY. Yaitu indikator seberapa besar wisatawan asing yang datang ke DIY, dan indikator seberapa lama indikator wisatawan tinggal di DIY.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data yang dikeluarkan Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik DIY menunjukkan bahwa jumlah wisman DIY pada jangka waktu Januari 2024 sampai dengan Juni 2024 adalah 51.697 wisman. Sementara jika dibandingkan dengan Provinsi Bali dengan periode waktu yang sama jumlah wisman yang berkunjung ke Bali
Sumber : Berita Resmi Statistik BPS DIY , 2 Desember 2024.
adalah 2.913.234. Jika dibandingkan dengan jumlah secara keseleruhan kunjungan wisman ke Indonesia dengan periode yang sama jumlahnya adalah mencapai 6,4 juta orang wisman.
Demikian juga dengan jumlah di tahun tahun sebelumnya, jumlah Wisatawan Mancanegara di DIY juga sama masih kalah jauh dengan Bali. Dan berkontribusi masih sedikit terhadap jumlah wisman ke Indonesia. Berita Resmi Statistik yang dikeluarkan BPS DIY, BPS Bali dan BPS Republik Indonesia menyebutkan Tahun 2019 jumlah wisman ke DIY adalah 113.028. Sedangkan yang ke Bali sejumlah 6.275.210 , dan total ke Indonesia sejumlah 16.106.954. Tahun 2020 jumlah wisman ke DIY adalah 18.653. Sedangkan yang ke Bali sejumlah 1.069.473 , dan total ke Indonesia sejumlah 4.052.923. Tahun 2021 karena adanya pembatasan kunjungan ke berbagai negara akibat Covid 19 sedikit sekali kunjungan wisman yang bisa dicatat. Wisman ke DIY tahun 2021 adalah tidak ada. Sedangkan yang ke Bali berjumlah 51 , dan total ke Indonesia berjumlah 1.557.530. Tahun 2022 jumlah wisman ke DIY adalah 12.136. Sedangkan yang ke Bali berjumlah 2.155.747 , dan total ke Indonesia berjumlah 5.889.031. Tahun 2023 jumlah wisman ke DIY adalah 105.486. Sedangkan yang ke Bali berjumlah 5.273.258 , dan total ke Indonesia berjumlah 11.677.825.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian jumlah wisman yang berkunjung ke DIY rata rata dalam kondisi normal barulah mencapai kisaran 1 sampai 2 persen dari jumlah yang berkunjung ke Bali. Dan hanya berkontribusi kisaran 0,8 persen jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia . Indonesia sendiri di Asia Tenggara menempati urutan ke-5 dalam hal jumlah kunjungan wisman/turis asing. Dengan periode Januari 2024 sampai dengan Juni 2024, di Asia Tenggara peringkat pertama adalah Thailand dengan jumlah 17,5 juta turis asing , peringkat kedua Malaysia dengan 11,8 juta turis asing, peringkat ketiga Vietnam dengan 8,8 juta turis asing, peringkat keempat Singapura dengan 8,24 juta turis asing, dan Indonesia menempati peringkat kelima dengan 6,4 juta turis asing. Di bawahnya ada peringkat keenam Kamboja dengan 3,16 juta turis asing. Di Tahun 2019 jumlah kunjungan turis asing ke Thailand tercatat sekitar 40 juta orang. Sedangkan di Indonesia tercatat sejumlah 16,1 juta turis asing yang datang. Dengan demikian Indonesia masih jauh di bawah Thailand sebagai peringkat pertama Asia Tenggara. Jumlahnya masih hampir tiga kali lipat jumlah wisman/turis asing ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sementara itu kalau dilihat dari lamanya tinggal wisman di DIY juga kalah dengan angka yang dipunyai Provinsi Bali. Berita Resmi Statistik yang dikeluarkan BPS DIY, dan BPS Bali menunjukkan rata-rata lama tinggal wisman di DIY berada di kisaran 1,5 untuk Hotel Berbintang, dan 1,1 untuk Hotel Non Bintang. Sedangkan di Bali angkanya berada di kisaran 2,7 untuk Hotel Berbintang, dan 2,4 untuk Hotel Non Bintang. Lamanya tinggal tentu akan mempengaruhi uang yang dibelanjakan wisatawan mancanegara. Tentunya juga mempengaruhi perekonomian masyarakat dari daerah tujuan wisata yang dituju.
Melihat angka kunjungan wisman ke DIY dan waktu lamanya tinggal dari wisatawan mancanegara yang sudah ada selama ini dapat disimpulkan bahwa visi menjadikan DIY sebagai tujuan wisatawan terkemuka di Asia Tenggara belum bisa dicapai sepenuhnya. Dengan angka yang dicapai Provinsi Bali saja masih kalah jauh. Indonesia sendiri secara keseluruhan juga masih kalah dengan Thailand dan negara lainnya untuk menjadi nomor satu di Asia Tenggara dalam hal kunjungan turis asing.
ADVERTISEMENT
Pemerintah memegang peranan penting dalam pengembangan pariwisata. Menurut Inskeep (1991) mengemukakan bahwa salah satu komponen dalam membangun pariwisata adalah kebijakan pemerintah atau badan hukum dan atau peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pariwisata baik dari pemerintah ataupun swasta. Pendit (1999) juga mengemukakan bahwa salah satu komponen yang membentuk pariwisata adalah politik pemerintah, yaitu sikap pemerintah dalam menerima kunjungan wisatawan ke negaranya. Unsur ini terdiri dari 2 bagian yaitu politik pemerintah yang langsung yaitu politik yang langsung mempengaruhi perkembangan pariwisata di negara tersebut , dan politik pemerintah yang tidak langsung, yaitu keadaan atau kondisi sosial , ekonomi , dan politik yang secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan pariwisata.
Banyak peran yang bisa dijalankan pemerintah pusat dalam menentukan kebijakan nasional terkait pariwisata yang akan membuka kran masuknya wisatawan mancanegara ke Indonesia. Antara lain pemerintah pusat bisa mengatur kebijakan lewat tiket pesawat yang lebih murah dan juga promosi wisata yang lebih intensif ke berbagai negara. Kolaborasi antar kementrian diperlukan dalam menangani hal ini. Sementara pemerintah daerah juga bisa mendukung dengan mengeluarkan kebijakan lokal yang selaras dengan kebijakan pusat, yang bisa menguntungkan bagi pengembangan pariwisata di daerah yang bersangkutan.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa kebijakan pemerintah negara lain yang mempengaruhi tingkat jumlah kunjungan wismannya . Beberapa keunggulan pariwisata Thailand dibanding Indonesia adalah adanya kebijakan tanpa visa untuk turis china,kuliner yang murah dan beraneka ragam, serta kebebasan dan banyaknya pesta yang bisa digelar sepanjang malam. Keringanan visa sebenarnya juga sudah mulai dilakukan di Indonesia dan juga negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia dan Laos untuk bisa bersaing di sektor pariwisata. Akan tetapi kebijakan ini tentu harusnya juga membuat pemerintah Indonesia lebih meningkatkan kewaspadaannya karena akan menyangkut keamanan dalam negeri dan juga bahaya lainnnya seperti peredaran narkoba yang juga harus ditanggulangi. Kuliner yang murah dan beraneka ragam seharusnya juga bisa lebih dikembangkan di Indonesia termasuk DIY. Karena Indonesia juga terkenal akan aneka makanan yang bisa ditampilkan dari seluruh pelosok nusantara. Sementara untuk kelonggaran berpesta sepanjang malam yang biasa dilakukan di Thailand kurang bisa diterapkan di Indonesia dan juga DIY karena budaya Indonesia yang religius dengan agama mayoritas muslim. Pesta sepanjang malam apalagi dengan konsumsi alkohol akan banyak ditolak oleh masyarakat Indonesia. Pemerintah pusat perlu kiranya memikirkan strategi lain yang bisa menguntungkan pariwisata Indonesia yang tidak menimbulkan bahaya keamanan, dan juga tidak bertentangan dengan budaya dan agama yang ada di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sementara itu potensi wisata DIY sebenarnya juga tidak kalah dibandingkan dengan Bali. Di Bali ada wisata alam baik gunung dan juga pantai, atraksi budaya, upacara keagamaan yang banyak digelar sepanjang tahun, dan juga kuliner yang murah. Di DIY sebenarnya juga sama ada wisata gunung dan juga pantai. Ada juga berbagai atraksi budaya yang bisa ditampilkan. Pengembangan pariwisata bagi DIY mutlak harus dilakukan karena DIY memiliki potensi tinggi di bidang pariwisata yang bisa dikembangkan.
Menurut Sutiarso (2017 ) pengembangan pariwisata adalah usaha yang dilakukan secara terstruktur untuk memperbaiki obyek dan kawasan pariwisata serta membangun obyek dan kawasan yang baru yang dapat ditujukan untuk wisatawan. Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk pengembangan pariwisata antara lain :
ADVERTISEMENT
1. Promosi untuk mengenalkan obyek wisata ke luar daerah
2. Memiliki akses dan transportasi yang lancar
3. Kemudahan untuk melakukan imigrasi
4. Memiliki akomodasi yang nyaman untuk wisatawan menginap
5. Pemandu wisata yang cakap dalam berbicara
6. Menawarkan barang dan jasa dengan mutu ynag terjamin dengan tarif harga yang masih wajar
7. Adanya atraksi wisata yang menarik untuk dikunjungi dan dilihat
8. Memiliki lingkungan yang bersih dan sehat
Pemerintah pusat memegang peranan penting dalam promosi Indonesia sebagai tujuan pariwisata , dan juga dalam hal kemudahan mengurus imigrasi. Kementrian Pariwisata sudah seharusnya lebih banyak kegiatan mempromosikan pariwisata Indonesia di mancanegara, karena potensi Indonesia sebenarnya tidak jauh berbeda dengan negara Asia Tenggara lainnya. Sementara dari jumlah kunjungan wisman Indonesia masih di urutan kelima di antara negara Asia Tenggara lainnya. Agar bisa lebih dikenal perlu promosi yang memadai. Promosi yang masif diperlukan untuk menarik wisman mengunjungi Indonesia.
ADVERTISEMENT
Akses transportasi di DIY, akomodasi, pemandu wisata yang cakap, lingkungan yang bersih dan sehat sebenarnya juga sudah bisa dipenuhi oleh DIY. Transportasi di DIY juga sudah mulai membaik. Ada bandara internasional YIA di Kulon Progo. Sebentar lagi juga ada jalan tol yang menghubungkan Yogyakarta dengan bandara dan juga kota yang lain. Kemacetan yang biasa terjadi di Kota Yogyakarta pada musim liburan hendaknya perlu dicari jalan keluarnya. Untuk akomodasi sudah banyak tersedia hotel di DIY, baik yang berbintang ataupun yang non bintang. Pemandu wisata juga banyak tersedia karena Yogyakarta adalah kota pelajar. Untuk lingkungan yang bersih dan nyaman untuk DIY, khususnya Kota Yogyakarta, untuk saat ini yang menjadi masalah adalah tempat pembuangan sampah akhir di Piyungan yang ditutup. Yang menjadikan banyak timbunan sampah di dalam kota yang menjadikan kurang nyaman. Hal ini perlu dicari jalan keluarnya oleh Pemda DIY agar dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan nyaman di Yogyakarta pada khususnya dan DIY pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Barang dan jasa dengan mutu yang terjamin dan harga yang wajar hendaknya juga perlu diperhatikan untuk lebih menarik wisatawan mancanegara dan juga wisatawan nusantara. Perlu kiranya ada souvenir khas Yogyakarta yang menarik dengan harga yang terjangkau. Kuliner yang beraneka ragam di DIY juga bisa menjadi daya tarik wisata bila bisa dikelola dengan baik. Harga kuliner yang terjangkau tentu mendukung pariwisata DIY secara keseluruhan. Oleh karena itu perlu diupayakan agar harga kuliner di DIY bisa terjangkau.
Banyak atraksi,kegiatan wisata yang bisa ditampilkan oleh DIY. Kegiatan tradisi, keagamaan, budaya, dan seni banyak ditemukan di DIY. Ada kegiatan Gerebeg Mulud, Saparan Gamping, Jogja Jazz, pertunjukan wayang kulit, upacara adat yang ada di Kraton Yogyakarta, merti desa, dan lain sebagainya. Semuanya itu bisa dikelola, dipromosikan dan dijadwalkan pelaksanaanya. Jadwal disusun dari awal tahun sampai dengan akhir tahun. Dengan jadwal yang baik dan teratur setiap tahunnya akan menjadikan kegiatan pariwisata DIY lebih mudah dikenali oleh peminat dan pelaku pariwisata. Keterlibatan dan koordinasi antar instansi mutlak diperlukan.
ADVERTISEMENT
Demikianlah beberapa masukan untuk lebih memajukan pariwisata DIY agar lebih bisa berkontribusi untuk parwisata Indonesia. Perlu kiranya juga merumuskan visi RPJPD DIY periode berikutnya yang lebih realistis untuk pariwisata DIY. Target menjadi tujuan wisata terkemuka di Indonesia yang berkontribusi cukup besar bagi jumlah kunjungan wisman di Indonesia sepertinya lebih realistis bagi DIY. Semoga pariwisata DIY bisa lebih berkembang lagi untuk waktu yang akan datang, dan berkontribusi untuk kesejahteraan masyarakat DIY.