Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Hari Musik Nasional: Identitas, Perjuangan, dan Tantangan Musik Indonesia
6 Maret 2025 12:31 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Uswatun Chasanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap tanggal 9 Maret, Indonesia memperingati Hari Musik Nasional sebagai bentuk penghargaan terhadap peran musik dalam kehidupan masyarakat. Hari ini menjadi momentum untuk mengapresiasi kontribusi musik dalam membentuk identitas, sejarah, dan budaya bangsa. Musik bukan sekadar hiburan, tetapi juga cerminan realitas sosial yang berkembang di suatu masyarakat.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, musik telah lama menjadi media ekspresi yang merefleksikan berbagai aspek kehidupan, mulai dari kritik sosial, perjuangan identitas budaya, hingga perlawanan terhadap ketidakadilan. Dalam berbagai periode sejarah, musik telah menjadi alat komunikasi yang kuat, dari lagu-lagu rakyat tradisional yang merekam kisah kehidupan sehari-hari hingga lagu-lagu kontemporer yang menyuarakan aspirasi generasi muda.
Musik bukan hanya menjadi bagian dari seni dan budaya, tetapi juga memiliki peran penting dalam sejarah bangsa. Dari tembang Jawa yang digunakan oleh Wali Songo untuk dakwah hingga lagu-lagu perjuangan seperti Indonesia Raya dan Maju Tak Gentar yang membakar semangat kemerdekaan, musik selalu hadir dalam setiap babak perjalanan Indonesia.
Salah satu contoh nyata adalah bagaimana musik menjadi bagian dari gerakan sosial dan politik. Pada masa kolonial, lagu-lagu perjuangan membangkitkan semangat nasionalisme. Di era Reformasi, musik menjadi media protes terhadap ketidakadilan sosial dan politik. Hingga saat ini, musisi Indonesia terus memanfaatkan musik sebagai alat penyampaian pesan sosial, baik melalui lirik yang tajam maupun melalui kampanye yang melibatkan komunitas. Musisi seperti Iwan Fals dan Efek Rumah Kaca, misalnya, menggunakan lagu-lagu mereka sebagai bentuk kritik sosial yang menggugah kesadaran publik.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, globalisasi membawa tantangan baru bagi musik Indonesia. Arus musik populer dari luar negeri mempengaruhi tren lokal, tetapi juga memberikan peluang bagi musisi untuk mengadaptasi dan mengembangkan identitas musik yang unik. Fenomena ini menimbulkan perdebatan tentang bagaimana mempertahankan kearifan lokal dalam musik sambil tetap relevan di kancah internasional. Keberagaman musik daerah seperti gamelan dari Jawa, sasando dari Nusa Tenggara Timur, hingga musik tradisional Papua mencerminkan kekayaan budaya yang harus tetap dilestarikan di tengah dominasi musik modern.
Dengan demikian, musik tidak hanya berperan sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai refleksi sosial, budaya, dan perjuangan bangsa yang terus berkembang. Hari Musik Nasional menjadi momentum refleksi untuk menghargai dan menjaga musik sebagai bagian dari identitas Indonesia. Bagaimana musik akan bertransformasi di masa depan, terutama dengan pengaruh teknologi dan globalisasi, menjadi pertanyaan yang menarik untuk terus dieksplorasi.
ADVERTISEMENT