Masyarakat Berpotensi Alami Masalah Kejiwaan Dampak Pemilu

Uswatun Hasanah LuQman
Dosen Spesialis Keperawatan Jiwa Universitas Muhammadiyah Surabaya, Psychiatric Nurse, Konsultan Kejiwaan.
Konten dari Pengguna
14 Februari 2024 12:19 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Uswatun Hasanah LuQman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pekerja menurunkan kotak suara pemilu 2024 saat tiba di Gudang Logistik KPU Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (28/10/2023).  Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja menurunkan kotak suara pemilu 2024 saat tiba di Gudang Logistik KPU Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (28/10/2023). Foto: Novrian Arbi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pemilihan umum adalah salah satu momen penting dalam kehidupan bernegara yang tentunya melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Selama proses pemilu berlangsung, selain menimbulkan dampak politik yang signifikan, juga dapat memicu munculnya berbagai masalah kejiwaan. Masalah kejiwaan ini tidak hanya berdampak pada kontestan pemilu, akan tetapi juga bagi masyarakat secara umum yang terpapar dengan berbagai narasi politik yang terus berkembang selama periode pemilu berlangsung.
ADVERTISEMENT
Faktor Penyebab Munculnya Masalah Kejiwaan
Periode pemilu identik dengan peningkatan stressor yang bervasriasi. Stressor tersebit disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat mengganggu kesehatan mental dan emosional masyarakat. Beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan munculnya masalah kejiwaan selama masa pemilu antara lain:
1. Tekanan Informasi
Selama masa kampanye dan pemilihan, masyarakat terus-menerus dibanjiri dengan informasi politik dari berbagai sumber. Berita yang menyebar tidak hanya menyajikan informasi terkait visi, misi dan program dari masing-masing kandidat, tetapi juga seringkali menampilkan narasi bernada provookasi yang kemudian memicu ketegangan antar pendukung pasangan calon.
2. Konflik Opini
Selama kontestasi pemilu juga akan ditemui perang opini antar pendukung, baik secara langsung maupun melalui sosial media. Perbedaan pendapat dan pilihan politik seringkali memicu munculnya perang opini yang lebih nyata dan terasa di masyarakat. Konflik opini antara kelompok-kelompok pendukung dan simpatisan dapat meningkatkan ketegangan sosial dan memperbesar kesenjangan antara mereka dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.
ADVERTISEMENT
3. Kekhawatiran akan Hasil Pemilihan
Kekhawatiran terhadap hasil akhir dari proses pemilihan umum dapat menciptakan ketidakpastian dan meningkatkan respon kecemasan Masyarakat tentang masa depan negara lima tahun berikutnya. Hal ini sangat terasa, terutama oleh msyarakat yang merasa terpolarisasi dengan hasil yang mungkin terjadi. Peningkatan respons kecemasan ini dapat menjadi stressor yang signifikan dalam memunculkan masalah kejiwaan yang lebih spesifik.
Masalah Kejiwaan Dampak Pemilu
Dampak pemilu terhadap peningkatan masalah kejiwaan dapat bervariasi terhadap masing-masing individu, mulai dari stres ringan hingga gangguan kesehatan mental yang serius. Hal tersebut dipengaruhi oleh jumlah stressor dan kemampuan koping invidu terhadap paparan stressor. Beberapa Masalah kejiwaan yang mungkin muncul selama masa pemilu:
1. Tingkat Stres yang Tinggi
ADVERTISEMENT
Tingkat stres yang tinggi dapat menjadi gejala umum yang dialami oleh masyarakat selama periode pemilu. Paparan informasi yang berlebih dan bernada provokasi, ketegangan dalam hubungan sosial, dan kekhawatiran tentang masa depan negara semuanya dapat berkontribusi pada peningkatan tingkat stres.
2. Kecemasan Berlebih
Beberapa individu mungkin mengalami peningkatan respons kecemasan yang lebih serius sebagai akibat dari tekanan psikologis yang mereka alami selama periode pemilu. Munculnya pikiran yang mengganggu terkait menang kalah dan hasil suara dari calon yang diunggulkan, kekhawatiran terhadap Nasib bangsa jika dipimpin oleh calon yang tidak sesuai ekspektasi awal, dan perubahan kebijakan. Kecemasan yang berlebih tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap Kesehatan fisik individu.
3. Depresi
Beberapa individu mungkin mengalami fase depresi yang lebih serius sebagai akibat dampak dari pemilu selama beberapa bulan terakhir. Munculnya masalah depresi dapat dipicu oleh narasi politik yang agresif, dan tuntutan untuk terus memperbarui diri dengan perkembangan politik tentunya menjadi beban pikiran yang berlebih. Rasa tidak percaya dan kekecewaan mendalam terhadap hasil akhir pemilu yang tidak sesuai dengan harapan tentunya menjadi salah satu faktor penyebab depresi Masyarakat.
ADVERTISEMENT
3. Masalah perilaku
Pemilu dan berbagai dinamika yang menyertai tentunya juga dapat memicu munculnya perubahan perilaku di Masyarakat seperti agresif dan destruktif. Hal tersebut tentunya muncul sebagai akibat dari adanya perbedaan pendapat dan fanatisme pendukung. Konflik opini politik tentunya juga akan memicu konflik sosial yang lebih luas di masyarakat. Perpecahan dan polarisasi antara kelompok-kelompok yang berbeda dapat mengganggu keharmonisan dan stabilitas sosial.
Pencegahan dan Penanganan
https://www.towson.edu/news
Sebagai Masyarakat yang ikut terlibat dalam proses pemilu, tentunya harus mampu mengupayakan pencegahan munculnya masalah kejiwaan akibat pemilu, beberapa langkah yang dapat diterapkan antara lain:
1. Kesadaran akan Dampak Psikologis
Masyarakat perlu menyadari bahwa potensi munculnya masalah psikologis dari pemilu nyata dan cakupannya luas. Oleh sebab itu perlu mempersiapkan diri untuk meminimalisir terpapar masalah kejiwaan dengan mencari informasi tentang masalah yang mungkin muncul dan juga meningkatkan koping personal, kelompok maupun Masyarakat. Hal tersebut sangat efektif untuk mengatasi stres dan kecemasan yang mungkin timbul.
ADVERTISEMENT
2. Mendorong Diskusi yang Sehat
Diskusi yang sehat dengan mengungkapkan opini tanpa disertai nada provokatif dan saling menghormati tentang pilihan politik masing-masing dapat membantu mengurangi konflik dan ketegangan sosial yang mungkin timbul. Hal tersebut merupakan salah satu Upaya pencegahan yang tepat untuk meminimalisir dampak buruk pemilu.
3. Edukasi tentang Kesehatan Mental
Upaya pencegahan yang juga sangat efektif adalah mengenalkan terkait pemilu sehat, jujur dan adil pada seluruh lapisan Masyarakat. Selain itu pengenalan terhadap dampak psikologis selama dan pasca pemilu perlu disampaikan, hal ini dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya merawat kesehatan mental di tengah situasi politik yang kompleks.
4. Akses Terhadap Layanan Kesehatan Mental
Pemerintah dan kelompok masyaarakat harus dapat memastikan ketersediaan dan kemudahan akses layanan terhadap layanan Kesehatan mental selama masa pemilu dan pasca pemilu. Hal tersebut merupakan Upaya antisipasi untuk menangani masalah yang akan muncul.
ADVERTISEMENT