Mengenal Istilah Umum dalam Kesehatan Jiwa

Uswatun Hasanah LuQman
Dosen Spesialis Keperawatan Jiwa Universitas Muhammadiyah Surabaya, Psychiatric Nurse, Konsultan Kejiwaan.
Konten dari Pengguna
22 Maret 2022 14:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Uswatun Hasanah LuQman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Isu terkait kesehatan jiwa bukanlah hal baru dalam dunia kesehatan. Sebagian besar masyarakat Indonesia beranggapan masalah kesehatan jiwa adalah hal yang kurang menarik dibahas, sehingga tidak jarang ditemui banyak individu tidak menyadari dirinya memiliki masalah kejiwaan bahkan gangguan jiwa.
ADVERTISEMENT

1. Apakah yang dimaksud dengan Sehat?

Seseorang dikatakan sehat jika jiwanya dalam kondisi sehat, hal ini tertuang dalam Bab I, Pasal 1 Ayat (1) Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan "kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi".

2. Istilah Umum Dalam Kesehatan Jiwa

Istilah umum terkait kesehatan jiwa diantaranya sehat Jiwa, masalah kejiwaan dan gangguan jiwa. “Sehat jiwa merupakan kondisi seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, mampu mengatasi tekanan, bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya”, Bab I Pasal 1, Ayat (1) Undang-Undang No.14 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa. Oleh sebab itu, individu dikatakan sehat jiwa apabila semua aspek dalam kehidupannya dapat berkembang secara optimal, dan mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan yang terjadi di sekitarnya.
ADVERTISEMENT

3. Dampak Masalah Kejiwaan

Masalah kejiwaan atau juga sering disebut dengan risiko gangguan jiwa merupakan kondisi di mana individu memiliki masalah fisik seperti penyakit kronis menahun, penyakit terminal, penyakit menular, masalah psikososial misalnya sering dibully, konflik sosial bencana, terdapat masalah atau keterlambatan dalam pertumbuhan perkembangan, serta terjadinya penurunan kualitas hidup sehingga memunculkan respons psikologis seperti kecemasan, pikiran mengganggu, sulit tidur, takut, mudah tersinggung, mudah kecewa, sedih berkepanjangan, sulit berkonsentrasi, ragu-ragu, rendah diri, pemarah agresif.
Masalah kejiwaan biasanya tidak hanya dialami oleh individu yang sakit namun juga dapat dialami oleh anggota keluarga yang merawatnya. Masalah kejiwaan sangat sering tidak disadari, dianggap sebagai masalah kesehatan yang tidak berarti sehingga lebih banyak diabaikan. Orang yang menderita masalah tersebut kemudian disebut Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK), yang jika kondisinya tidak ditangani dengan baik akan berisiko mengalami gangguan jiwa berat atau gangguan psikotik.
ADVERTISEMENT

4. Gangguan Jiwa dan Gejalanya

image credit: https://www.shutterstock.com/id/
Berbeda dengan masalah kejiwaan, gangguan jiwa atau gangguan psikotik merupakan gangguan pikiran, perilaku, perasaan yang termanifestasi dalam bentuk kumpulan gejala atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan hambatan bagi individu dalam menjalankan fungsinya sebagai manusia.
Gejala yang muncul pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) antara lain yaitu mendengar melihat sesuatu yang tidak ada wujudnya (halusinasi), menciderai diri orang lain, bicara sendiri, tidak mau berinteraksi, emosi labil, kehilangan konsentrasi atau bahkan bunuh diri.
Beberapa istilah umum di atas perlu untuk dipahami, sehingga kita dapat mengetahui kondisi kejiwaan kita dengan baik mampu mengambil langkah yang tepat untuk menanganinya.