Spiritualitas dan Kesejahteraan Mental Emosional

Uswatun Hasanah LuQman
Dosen Spesialis Keperawatan Jiwa Universitas Muhammadiyah Surabaya, Psychiatric Nurse, Konsultan Kejiwaan.
Konten dari Pengguna
21 April 2022 15:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Uswatun Hasanah LuQman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Credit Image : www.shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Credit Image : www.shutterstock.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Spiritualitas bukan merupakan hal baru dalam ilmu kesehatan jiwa dan dipercaya mampu meningkatkan kesejahteraan mental emosional individu. Aktivitas spiritual juga merupakan bentuk psikoterapi untuk mencegah bahkan mengobati masalah mental emosional.
ADVERTISEMENT
Beberapa aktivitas spiritual yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan mental emosional yaitu ibadah salat, puasa, membaca Al-Qur’an.
1. Salat
Ibadah salat merupakan ibadah wajib dan harus dilakukan oleh umat Islam yang memiliki pengaruh luar biasa bagi kesejahteraan fisik maupun mental individu yang menjalankannya. Esensi salat dalam kesehatan mental sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah 153 dan 155 “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar". dan: “ Kami pasti akan Menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, buah-buahan. sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS. Al Baqarah: 153 155). Makna dari firman Allah tersebut sangat erat kaitannya dengan kesehatan mental individu. Saat individu yang berada dalam situasi krisis atau terancam, maka secara biologis tubuh merespons dengan memproduksi hormon stres berupa adrenalin maupun kortisol sebagai mekanisme pertahanan. Individu dengan tingkat spiritualitas yang tinggi akan berupaya menahan diri dalam melakukan hal-hal tercela, menghindari meluapkan amarah yang dapat membahayakan diri orang lain atau bahkan sampai kehilangan akal sehingga menyakiti diri bahkan mengakhiri hidup. Sebaliknya mereka akan berupaya meredakan gejolak yang berasal dari respons tubuh secara biologis tersebut dengan melakukan ibadah salat.
ADVERTISEMENT
2. Puasa
Puasa tidak hanya sebatas menahan lapar dahaga saja, namun juga menahan diri dari semua perbuatan yang dapat membatalkan puasa dari terbitnya matahari hingga matahari tenggelam. Menahan diri dalam definisi puasa dapat diartikan juga menahan lonjakan emosi negatif yang berpotensi mengurangi nilai bahkan membatalkan ibadah puasa tersebut, sehingga terlatih dalam mengontrol diri. Rasulullah saw bersabda : “Barang siapa yang menunaikan puasa Ramadan dilandasi dengan iman ikhlas mengharap rida Allah maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, an-Nasa‟i Imam Ahmad).
Pengampunan dosa yang tertuang dalam hadis tersebut juga akan dapat menjadi obat bagi individu yang memiliki kecemasan terkait perilaku buruk yang pernah dilakukan pada masa lalu. Sehingga dengan berpuasa dengan ikhlas, diikuti dengan amalan baik, mereka meyakini Allah akan mengampuni dosanya sehingga kecemasannya akan berkurang.
Membaca Al Qur'an Credit Image : www.shutterstock.com
3. Membaca Al Qur’an
ADVERTISEMENT
Al Quran dapat dijadikan sebagai terapi yang pertama utama, Efek dari pencegahan maupun pengobatan dengan menggunakan Al Qur’an dapat dicapai dengan membaca, mendengar, memahami, merenungkan, memaknai dan melaksanakan isi kandungannya.
Sebagaimana firman Allah Swt : “kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar rahmat bagi orang yang beriman”. (Q.S. al-isra’ : 82 ).
Telah banyak penelitian yang membuktikan efektivitas terapi Murotal Al-Qur’an dalam mengontrol kecemasan, marah perilaku kekerasan. Penelitian-penelitian tersebut menyebutkan bahwa suara lantunan ayat suci Al Qur’an dapat memengaruhi kerja otak berdampak pada perubahan gelombang otak menjadi rileks.
4. Ibadah Sebagai Psikoterapi
Ibadah merupakan bentuk psikoterapi yang termasuk dalam teknik distraksi dan relaksasi pikiran serta perasaan yang mampu memengaruhi kerja sistem saraf maupun endokrin sehingga perlahan memproduksi hormon kebahagiaan sehingga individu mampu berpikir jernih mencari jalan keluar terhadap krisis yang dialami dengan cara yang tepat. begitu banyak nilai spiritualitas dalam ibadah yang dapat meningkatkan kualitas kesejahteraan mental individu. Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang yang sehat jiwanya melalui keimanan, ketaqwaan juga keistiqomahan dalam meningkatkan spritualitas kita.
ADVERTISEMENT