Dosen FAI UM Surabaya Paparkan Keutamaan Puasa Arafah 9 Dzulhijjah

Uswah SahaL
Student of Literary and Cultural Studies Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
7 Juli 2022 13:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Uswah SahaL tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam Islam, salah satu ibadah yang unggul dan utama adalah berpuasa. Puasa adakalanya bersifat wajib seperti Puasa Ramadan, ada pula yang dihukumi sunnah. Salah satu puasa sunnah yang tidak bisa diabaikan oleh Muslim saat ini adalah Puasa Arafah.
ADVERTISEMENT
Puasa Arafah merupakan puasa sunnah yang dikerjakan pada tanggal 09 Dzukhijjah. Dalam Maklumat PP Muhammadiyah No.1/MLM/I.0/E/2022 tentang penetapan hasil hisab ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah 1443 Hijriyah, ditetapkan bahwa hari Arafah (9 Dzulhijah) jatuh pada Jumat 08 Juli 2022.
shutterstock
Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UM Surabaya Mohammad Ikhwanuddin menjelaskan keutamaan puasa arafah bagi seorang muslim.
Menurutnya, dalam hadis panjang terkait jenis puasa yang ditanyakan oleh seseorang kepada Rasulullah, sebagaimana Riwayat Abu Qatadah al-Ansari, Rasulullah ditanya tentang Puasa Arafah. Rasulullah kemudian menjawab bahwa puasa Arafah itu memberikan seseorang kesempatan untuk mendapatkan ampunan dosa-dosa tahun lalu, dan dosa-dosa yang akan datang.
Untuk menyebut “tahun lalu dan tahun akan datang”, Imam Muslim menggunakan redaksi “al-sanah al-madiyah wa al-baqiyah (Hadis No. 2804 dari jalur Muhammad bin al-Muthanna dan Muhammad bin Basyar) serta redaksi “al-sanah allati qablahu wa al-sanah allati ba’dahu” (HR. 2803 dari jalur Qutaibah bin Said dan Yahya bin Yahya al-Tamimi). Sementara Imam Ahmad menggunakan redaksi “madiyah wa mustaqbalah” (Hadis No. 22588 dari jalur Yahya bin Said).
ilustrasi gambar (freepik)
Pada kajian studi hadis, penggunaan redaksi yang berlainan namun menyeru pada maksud dan pengertian yang sama disebut sebagai riwayat bi al-ma’na. Meski bagi beberapa kalangan justru menyangsikan pola riwayat seperti ini, bukan riwayat bi al-lafzi (periwayatan yang menggunakan redaksi sama), namun keberadaan satu hadis dengan hadis lain ini, menjadi saling menguatkan dan membuat hadis memiliki banyak jalur sanad.
ADVERTISEMENT
Terlebih, dalam telaah takhrij hadis, ditemukan bahwa keberadaan para perawi dalam transmisi sanad memiliki kualitas yang baik dan saling tersambung, maka umat Islam tentu akan mempertimbangkan dengan baik untuk turut serta melaksanakan puasa Arafah yang jatuh pada Jumat, 08 Juli 2022 ini.
Terkait dengan makna “ampunan dosa”, pada hadisdi atas, Imam al-Nawawi menjelaskan dalam al-Minhaj Syarh Sahih Muslim bin Hajjaj (Juz 03, h. 113) bahwa bahwa penghapusan dosa yang tertuang dalam hadis tersebut adalah untuk dosa-dosa kecil (al-saghair).
“Jika seseorang itu tak memiliki dosa kecil, maka puasa ini akan dicatat sebagai kebaikan (kutibat bi hasanat) dan menyebabkan seseorang terangkat derajatnya (rufi’at bihi darajat),”jelas Ikhwan yang juga wakil ketua Asosiasi Dai-Daiah Indonesia (ADDAI) Jawa Timur Minggu (3/7/22)
ADVERTISEMENT
Bahkan, penjelasan Imam al-Nawawi, jika seseorang memiliki satu atau beberapa dosa besar (kabiratan au kabair), sementara dosa kecil telah tiada, maka puasa ini diharapkan menjadi peringan (takhfif) atas dosa-dosa tersebut.
“Semoga kita ditakdirkan Allah untuk bertemu dengan hari arafah dan diberi kesempatan untuk menjalani ibadah puasa Arafah, juga ibadah-ibadah lainnya, dengan harapan agar dosa-dosa kita yang telah lampau diampuni oleh Allah, dan kita selalu dalam lindungan Allah untuk dijauhkan dari perbuatan dosa,”pungkasnya.