Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Tren Fesyen Hijrah dan Relasi Industri
30 Desember 2022 16:23 WIB
Tulisan dari Uswah SahaL tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hijrah berasal dari bahasa arab “Hijrotun” yang berarti perpindahan. Secara khusus, hijrah diartikan sebagai perpindahan Nabi Muhammad SAW bersama pengikutnya dari Makkah ke Madinah untuk menyelamatkan diri dari tekanan kaum kafir Quraisy. Sementara, hijrah secara literal dimakanai sebagai pindah, suatu istilah yang kerap digunakan untuk menuju sesuatu yang lebih baik.
Jika kita mengamati, beberapa tahun terakhir, hijrah menjadi fenomena bahkan tren di kalangan artis atau para influncer. Di media sosial Instagram misalnya, beberapa kali saya menemukan akun seperti @pemudahijrah @hijrahremaja @genhijrah @hijrahbarenglah dan masih puluhan akun hijrah lainnya. Jika kita menuliskan #hijrah di kolom pencarian , maka akan kita temukan lebih dari 1,8 juta kiriman tentang tema ini. Tidak hanya di Ig, di Faceebook, akun hijrah juga telah diikuti lebih dari 300 ribu orang, artinya gerakan hijrah memang menjadi gerakan yang dilakukan secara massif oleh banyak orang. Namun fenomena hijrah ini, rupanya juga beralih pada dunia fesyen atau tampilan seseorang.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, ketika seseorang memutuskan untuk hijrah, ia juga merubah busananya menjadi lebih syar’i mengikuti ketentuan agama yang diyakini. Jika zaman dulu, ketika perempuan memutuskan menggunakan jilbab syar’i pilihannya sangat terbatas, namun kini hijrah menjadi peluang bisnis bagi desainer busana muslim yang paham target pasar, bahkan busana syar’i hari ini tidak pernah ketinggalan gaya, ia memiliki banyak model, pilihan dan harga yang cukup fantastis.
Jika kita melihat beberapa marketplace, kini ada istilah jilbab premium yang harga jualnya di atas harga 300 ribu per jilbab, hal ini seperti jilbab yang diproduksi oleh kalangan artis. Selain jilbab, khimar berukuran besar yang menutup tubuh hingga bawah pinggul juga mencapai harga yang fantastis yakni 600 ribu. Itu baru jilbab. Abaya yang dirancang oleh perancang lokal kini harganya mencapai 999 ribu dengan model hitam plain dari atas sampai bawah. Selain niat dan tekad yang bulat, perkara fesyen hijrah juga membutuhkan modal yang besar di kalangan muda-mudi di perkotaan.
ADVERTISEMENT
Menariknya gerakan hijrah ini, sama sekali tidak terorganisasi dan terpusat. Tak ada ketua, koordinator yang bertugas memastikan gerakan ini berjalan dengan baik. Namun uniknya gerakan hijrah yang dilakukan dalam skala lokal hampir di seluruh wilayah Indonesia ini bisa berpusat menjadi satu komunitas saja.
Jika kita telaah lebih dalam, fenomena ini sebenarnya juga gerakan yang disponsori oleh industri. Sudah bukan rahasia umum, jika industri mengkomodifikasikan sesuatu yang bisa diperjualbelikan, tidak terkecuali dalam hal ketaatan beragama. Dulu sebelum kampanye hijrah dilakukan secara massif, industri sudah lebih dulu mengkooptasi ketaatan beragama masyarakat untuk kepentingan komersil. Hal ini bisa kita lihat dari segi produksi pakaian dan beragam produk kecantikan seperti shampo, sabun, rias wajah untuk para Muslimah. Kemudian produk kecantikan ini sampai mengadakan beragam kontes kecantikan khusus untuk perempuan muslim berjilbab.
ADVERTISEMENT
Relasi ini akhirnya bisa dilihat sebagai hubungan yang dialektis dan saling menguntungkan: ketaatan menjalanakan syariat Islam menemukan perwujudannya dalam sistem perekonomian yang berorientasi pada industri dan industri memberikan respons sebagai salah satu sumber pendapatan yang akan menyokong keberlangsungan sebuah usaha.
Saat ini di media sosial ataupun televisi sering kita saksikan, hadirnya selebriti muda yang telah menjalani hijrah. Selebriti melalui industri penyiaran, menyampaiakan sejumlah pesan agar masyarakat semakin meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah Swt. Sementara industri penyiaran mendapatkan pemasukan dari pasar baru yang sedang bertumbuh, akan terus bertumbuh ke depan.