Konten dari Pengguna

Dua Sisi Media Sosial Bagi Kesehatan Mental Anak Remaja

Utari siregar Gp
Mahasiswa di Universitas Santo Thomas Medan
22 Januari 2025 19:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Utari siregar Gp tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Media sosial sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan para remaja, seperti penggunaan Instagram,Tiktok, Telegram, dan sebagainya, yang memungkinkan mereka untuk saling berkomunikasi, berbagi momen, serta mengabadikan hal-hal yang mereka lakukan. Meskipun demikian, Media sosial memiliki banyak manfaat, namun di sisi lain juga ada dampak negatif yang dapat mempengaruhi kesehatan mental anak remaja.
ADVERTISEMENT
Media sosial memberikan ruang bagi remaja untuk mengekspresikan diri dan berinteraksi dengan kalangan remaja yang memiliki minta yang sama, misalnya dengan membuat akun bersama yang terdiri dari beberapa orang, membuat grup, saluran, dan lain-lain. Media sosial juga menyediakan informasi yang bermanfaat bagi remaja.
Mereka bisa belajar dari konten yang bersifat edukatif, inspiratif, dan banyak lagi konten positif seperti kegiatan anak muda yang membersihkan lingkungan sekitar, konten tentang kesehatan dan sebagainya. Banyak pengguna yang membagikan pengalaman dan pencapaian mereka yang dapat memotivasi serta menginspirasi remaja untuk mencapai hal-hal positif dalam kehidupan mereka.
Namun, remaja terkadang salah dalam menggunakan Media sosial. Banyak remaja sekarang sering membandingkan kehidupan mereka dengan kehidupan yang ada di media sosial. Hal ini bisa menimbulkan perasaan iri, minder, cemas, bahkan depresi, karena mereka merasa kehidupan mereka tidak seindah yang ada di media sosial. Belum lagi hujatan-hujatan yang mereka terima dari para netizen yang berkomentar buruk terhadap konten yang mereka buat.
foto oleh Ron Lach : https://www.pexels.com/id-id/foto/cahaya-sinar-biru-teknologi-9783824/
Hal tersebut sangat berdampak buruk bagi kesehatan mental remaja, karena komentar yang berlebihan itu menjadi tekanan dan dapat mengakibatkan kurangnya rasa percaya diri. Media sosial juga mendorong remaja untuk mencari kepuasan instan, sehingga mengurangi kemampuan mereka untuk berusaha dan bersabar, serta kesulitan dalam mengelola emosi. Tidak hanya itu, pola tidur yang berantakan juga menjadi masalah. Remaja kini lebih memilih menghabiskan waktu tidurnya untuk bermain game atau berlebihan menggunakan Media sosial. Mereka juga kini dapat mengakses video pornografi yang dapat memperngaruhi kesehatan mental dan menyebabkan masalah kesehatan lainnya.
ADVERTISEMENT
Para remaja perlu memahami bahwa tidak semua konten di Media sosial mencerminkan kehidupan nyata. Diharapkan para remaja dapat membatasi waktu penggunaan Media sosial untuk menghindari kecanduan, dengan lebih fokus pada kegiatan olahraga, hobi, atau berinteraksi langsung dengan orang sekitar yang dapat meningkatkan kesehatan dan menambah wawasan.
Media sosial memang menawarkan banyak manfaat, namun kita sebagai remaja juga harus bisa menggunakannya dengan bijaksana. Dengan kesadaran dan batasan yang wajar, kita bisa menikmati sisi positif Media sosial tanpa mengorbankan kesehatan tubuh dan mental kita. Menjaga keseimbangan antara kehidupan Media sosial dan kehidupan nyata sangat penting bagi kita sebagai remaja agar tetap dapat berkomunikasi secara positif dan menghindari dampak negatif dari Media sosial.
ADVERTISEMENT