Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Dampak Pemutusan Hubungan Diplomatik Saudi Cs terhadap Qatar
6 Juni 2017 5:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Sejumlah negara di Teluk Arab telah memutuskan hubungan dengan Qatar pada Senin (5/6). Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Bahrain memutuskan hubungan diplomatik mereka dengan Qatar secara terkoordinasi. Tak lama kemudian, Yaman, pemerintah timur Libya dan Maladewa ikut bersikap demikian pula.
ADVERTISEMENT
Apa dampak yang akan ditimbulkan pemutusan hubungan diplomatik oleh Arab Saudi dan negara-negara sekutunya terhadap Qatar?
Arab Saudi dengan tegas mendesak semua warga negara Qatar yang sedang mengunjungi ataupun bermukim di Saudi untuk segera pergi. Pemerintahan Saudi memberi waktu selama dua bulan ke depan bagi warga negara Qatar itu jika tak ingin dideportasi. Tak hanya oleh Saudi, sikap demikian juga diterapkan oleh Mesir dan Bahrain.
[Baca juga: Iran, Biang Keladi Putusnya Hubungan Saudi-Qatar ]
Selain melarang warga negara Qatar mengunjungi dan tinggal di negara mereka, ketiga negara itu juga melarang pesawat Qatar mendarat ataupun menyeberangi wilayah udara negara mereka.
Tak hanya mengenai persoalan penduduk dan lalu lintas transportasi, Arab Saudi juga memutuskan untuk menghentikan ekspor gula putih ke Qatar. Sikap penghentian ekspor gula ke Qatar tersebut turut diikuti oleh Uni Emirat Arab.
ADVERTISEMENT
Terhentinya pasokan gula putih dari kedua negara itu Qatar berpotensi menyebabkan “pukulan” bagi para konsumen di Qatar selama bulan Ramadhan ini. Sebab, selama bulan Ramadhan, permintaan konsumen terhadap gula putih biasanya sedang tinggi.
Seorang ekspatriat mengatakan beberapa penduduk di Qatar mulai menimbun makanan dan persediaan lainnya. "Orang-orang menyerbu supermarket untuk menimbun makanan, terutama yang diimpor,” kata Eva Tobaji, seorang warga ekspatriat di Doha sebagaimana dilansir Reuters, Senin (5/6).
Tobaji yang baru saja selesai berbelanja itu menyatakan, “Ini adalah Sebuah kekacauan. Saya belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya”.
Akibat pemutusan hubungan diplomatik ini, kesulitan untuk memasok kebutuhan ke Qatar berkembang dengan cepat. Dua sumber pelaku perdagangan di Timur Tengah mengatakan adanya ribuan truk pembawa makanan yang terjebak di perbatasan Saudi karena tak diperbolehkan melintas memasuki Qatar.
ADVERTISEMENT
Selama ini, sekitar 80 persen kebutuhan makanan Qatar bersumber melalui negara-negara tetangga di Teluk Arab. Sumber perdagangan mengatakan kemungkinan bakal terjadi kekurangan makanan di Qatar hingga krisis hubungan diplomatik mereda.
Apabila Qatar mengalami kekurangan bahan makanan, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Mesir berpotensi akan mengalami aksi pembalasan. Ketiga negara itu rentan terhadap pembalasan, karena selama ini sangat bergantung pada Qatar untuk mendapat pasokan gas alam cair.
Selain terancam kekurangan pasokan bahan makanan, martabat internasional Qatar juga terancam rusak akibat pemutusan hubungan diplomatik oleh beberapa negara tersebut.
[Baca juga: Hubungan Diplomatik Putus, Bahrain Usir Warga Qatar ]
Pada 2022 nanti, misalnya, Qatar dijadwalkan akan menjadi tuan rumah gelaran Piala Dunia. Gelaran ajang internasional empat tahunan itu dikhawatirkan bakal berantakan menyusul masalah diplomatik Qatar dengan sejumlah negara tetangganya tersebut.
ADVERTISEMENT
Meki FIFA mengatakan pada Senin (5/6), pihaknya senantiasa "melakukan kontak reguler" dengan komite pengorganisasian Qatar 2022, badan sepak bola dunia itu belum mengeluarkan komentar secara langsung mengenai situasi diplomatik tersebut.