Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Makhluk Terkuat di Bumi yang Tak Akan Musnah hingga Kiamat
19 Juli 2017 15:12 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Tardigrada namanya. Menurut para ilmuwan, hewan mikroskopik yang dapat hidup di banyak tempat ini merupakan makhluk yang sulit untuk dimusnahkan meski terjadi kondisi-kondisi atau kejadian yang amat ekstrem di bumi. Bahkan, hewan mungil ini disebut-sebut dapat bertahan hidup hingga hari kiamat nanti.
ADVERTISEMENT
Bagi kelompok fisikawan teoretis, tardigrada adalah spesimen yang sempurna untuk menguji ketahanan hidup. “Kehidupan begitu rapuh jika semua estimasimu (hanya) berdasarkan pada manusia dan dinosaurus,” ujar David Sloan, seorang ahli kosmologi teoretis di Oxford University, Inggris, sebagaimana dilansir NDTV .
Spesies hewan yang bentuknya mirip Caterpillar --tokoh berwujud ulat biru yang gemar merokok melalui hookah dalam film Alice in Wonderland-- ini dapat tumbuh sebesar 0,05 milimeter hingga 1,2 milimeter. Meski berukuran mikro alias sangat kecil, daya tahan tubuh tardigrada justru begitu besar dan mencengangkan.
Hewan tak bertulang belakang yang memiliki delapan kaki ini dapat bertahan hidup lebih dari 30 tahun tanpa makanan ataupun air. Hewan yang biasa hidup di lautan dalam ini dapat menghadapi suhu dingin yang ekstrem, paparan radiasi, dan kondisi vakum udara. Hal ini membuatnya dapat bertahan hidup di luar angkasa.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2007 European Space Agency mengirimkan 3.000 hewan ke luar angkasa. Dan tardigrada terbukti dapat bertahan hidup di luar kapsul luar angkasa selama 12 hari.
Ngomong-ngomong soal kiamat, para peneliti sebelumnya pernah memprediksi peristiwa-peristiwa yang mungkin akan menjadi penyebab kiamat. Peristiwa-peristiwa itu antara lain adalah serangan asteroid raksasa, supernova, dan semburan sinar gamma.
Secara teori, kejadian-kejadian tersebut mungkin saja dapat memusnahkan manusia, tapi apakah juga mampu memusnahkan tardigrada?
Secara sederhana, hasil penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam Scientific Reports pada 14 Juli lalu itu menemukan, sangatlah sulit untuk memusnahkan seluruh kehidupan yang ada di bumi. Mari kita bahas satu per satu dampak dari tiga kejadian yang mungkin menyebabkan kiamat di atas.
ADVERTISEMENT
Pertama, efek dari semburan sinar gamma memang dapat menimbulkan malapetaka pada manusia dan kehidupan di darat. Penghancuran lapisan ozon akibat semburan tersebut dapat membuat kita terpapar tingkat radiasi yang mematikan.
Namun begitu, keadaan seperti ini masih memungkinkan kehidupan di bawah tanah dapat terus berlanjut. Bahkan hilangnya atmosfer secara penuh juga tidak akan berpengaruh pada spesies yang tinggal di dasar lautan.
Kedua, dampak serangan atau hantaman asteroid raksasa bisa menyebabkan "dampak musim dingin", yakni kondisi permukaan planet bumi menerima sedikit sinar matahari dan mengalami penurunan suhu. Ini memang akan menjadi malapetaka bagi kehidupan yang bergantung pada sinar matahari, seperti manusia.
Namun begitu, kehidupan di sekitar ventilasi vulkanik samudra raya tidak akan terpengaruh.
ADVERTISEMENT
Sekadar infromasi, tardigrada dapat hidup pada suhu minus 272 derajat Celcius hingga 150 derajat Celcius. Selain itu, ia juga dapat hidup dalam tekanan 0 atm hingga 1.200 atm di Palung Mariana, bagian perairan terdalam di bumi. Bahkan, ia juga dapat bertahan dari paparan radiasi sebesar 5000–6200 Gray.
Ketiga, mengenai supernova. Para peneliti menyatakan supernova atau ledakan suatu bintang harus terjadi dalam 0,13 tahun cahaya untuk bisa memberikan dampaknya pada bumi. Adapun bintang terdekat dari bumi yang cukup besar dan mungkin untuk mengalami supernova berjarak sekitar 147 tahun cahaya, sangat jauh untuk memberikan dampak signifikan, misalnya untuk mendidihkan lautan dan memusnahkan tardigrada.
“(Hasil penelitian ini) membuat aku berharap menjadi hewan yang dapat hidup dalam kondisi yang amat ekstrem seperti tardigrada,” ujar Edward Guinan dalam lansiran ScienceNews . Guinan adalah astrofisikawan di Villanova University, Pennsylvania, yang ikut terlibat dalam penelitian tersebut.
Tardigrada adalah hewan yang sebenarnya telah ditemukan sejak tahun 1773 oleh pastor Jerman, Johann August Ephraim Goeze. Ia diketahui dapat bertahan hidup dalam berbagai kondisi ekstrem dengan cara membuat sebuah transformasi.
ADVERTISEMENT
Dalam berbagai kondisi, hewan ini diketahui dapat bertahan hidup dengan cara memasuki keadaan hampir mati yang disebut kriptobiosis. Mereka meringkuk menjadi bola dehidrasi yang disebut tun, dengan mencabut kepala dan kaki mereka. Jika dikembalikan ke dalam air, tardigrada bisa hidup kembali hanya dalam beberapa jam.
“Jika tardigrada adalah spesies tertangguh di bumi, siapa tahu apakah ada yang lain lagi di luar sana?” ujar Batista.