Para Putri Jepang yang Menikah dengan Lelaki Biasa

20 Mei 2017 6:02 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Para putri Jepang yang menikahi lelaki biasa. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Para putri Jepang yang menikahi lelaki biasa. (Foto: Wikimedia Commons)
Kabar mengejutkan datang dari salah seorang anggota keluarga Kekaisaran Jepang. Putri Mako. Cucu pertama Kaisar Akihito itu berencana untuk bertunangan dengan lelaki biasa dalam waktu dekat untuk selanjutnya melangsungkan pernikahan.
ADVERTISEMENT
Demi menikah dengan lelaki yang ia cintai, Putri Mako rela menanggalkan gelar kebangsawanannya. Badan penyiaran NHK mengatakan pernikahan Putri Mako bakal dilangsungkan tahun depan.
Jika pernikahan tersebut terealisasi, Putri Mako merupakan perempuan kesekian dari Kekaisaran Jepang yang rela melepaskan gelar kebangsawanannya demi menikah dengan lelaki yang bukan berasal dari kalangan bangsawan. Siapa saja putri dari Kekaisaran Jepang yang rela melepas gelar putrinya demi menikahi lelaki biasa?
1. Putri Sayako
Putri Sayako. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Putri Sayako. (Foto: Wikimedia Commons)
Nama lengkapnya saat ini adalah Sayako Kuroda. Sebelum menanggalkan gelar kebangsawanannya, ia dikenal sebagai Yang Mulia Putri Sayako. Selain dikenal sebagai Putri Sayako, ia juga biasa disebut sebagai Putri Nori, gelar masa kanak-kanaknya.
Sayako adalah anak ketiga sekaligus putri satu-satunya Kaisar Akihito. Perempuan kelahiran Tokyo, 18 April 1969 itu lulus dari Departemen Bahasa dan Sastra Jepang, Fakultas Sastra Universitas Gakushuin pada 1992. Pada tahun yang sama, ia mulai menjadi peneliti bidang ornitologi di Institut Yamashina.
ADVERTISEMENT
Sayako menanggalkan gelar kebangsawanannya dan meninggalkan Keluarga Kekaisaran Jepang setelah menikah dengan lelaki biasa bernama Yoshiki Kuroda pada 15 November 2005. Sebelumnya, pada 30 Desember 2004, Kantor Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang telah mengumumkan pertunangan mereka berdua.
Pesta pernikahan antara Sayako dan Kuroda dilangsungkan dalam upacara Shinto di sebuah hotel di Tokyo. Kuroda adalah seorang perancang kota yang bekerja untuk pemerintah metropolitan Tokyo sekaligus kawan lama Pangeran Akishino, kakak laki-laki Sayako.
Setelah menikah dengan Kuroda, Sayako berhenti dari pekerjaannya sebagai seorang ornitologis. Ia memilih untuk memusatkan perhatiannya pada keluarga barunya.
2. Putri Noriko
Putri Noriko. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Putri Noriko. (Foto: Wikimedia Commons)
Sebelum menanggalkan gelar kebangsawanannya, ia dikenal sebagai Putri Noriko dari Takamado. Perempuan kelahiran Tokyo, 22 Juli 1988 itu adalah putri kedua dari Norihito, Pangeran Takamodo.
ADVERTISEMENT
Noriko bersekolah di Taman Kanak-Kanak Gakushuin serta di Sekolah Gakushuin sejak pendidikan dasar hingga menengah ke atas. Pada April 2007, Putri Noriko mendaftarkan diri di Departermen Psikologi, Fakultas Sastra, Universitas Gakushuin. Ia menyatakan keinginannnya untuk melanjutkan studi di bidang psikologi klinis.
Pada tahun 2007, saat masih berstatus sebagai mahasiswi Universitas Gakushuin, Noriko mengunjungi Izumo Taisha, kuil Shinto yang berada di kota Izumo, Prefektur Shimane. Saat itulah ia pertama kali bertemu dan berkenalan dengan putra pendeta kuil tua tersebut yang bernama Kunimaro Senge
Kunimaro yang juga menjadi pendeta di kuil tua itu dengan sabar menemani Noriko yang kagum melihat keindahan alam dan burung-burung di sekitar kuil. Di sekitar kuil itu pula Kunimaro menyatakan cintanya kepada Noriko.
ADVERTISEMENT
Pada 27 Mei 2014, Noriko mengumumkan pertunangannya dengan Kunimaro. Keduanya kemudian menikah pada 5 Oktober 2014 di kuil Izumo Taisha. Pernikahan tersebut dihadiri 300 tamu undangan, termasuk anggota keluarga kekaisaran dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Undang-Undang tahun 1947 di Jepang mewajibkan putri Jepang yang menikah dengan lelaki dari kalangan biasa untuk menanggalkan gelar kebangsawanannya. Sejak saat itulah Noriko tidak lagi disebut sebagai Putri Noriko, tapi lebih dikenal sebagai Noriko Senge.
3. Putri Mako
Princess Mako dari Jepang (Foto: AP Photo/Shizuo Kambayashi)
zoom-in-whitePerbesar
Princess Mako dari Jepang (Foto: AP Photo/Shizuo Kambayashi)
Mako yang masih berusia 25 tahun akan menanggalkan gelarnya sebagai putri kekaisaran Jepang demi menikah dengan lelaki biasa. Rencananya, ia dan kekasihnya akan segera bertunangan tak lama lagi. Dan menurut NHK TV, mereka berdua akan segera menikah tahun depan.
ADVERTISEMENT
Lelaki yang berhasil mencuri hati Mako adalah Kei Komuro, pegawai sebuah firma hukum sekaligus teman kuliah Mako di International Christian University di Tokyo. Menurut NHK TV, Komuro dan Mako bertemu 5 tahun lalu di sebuah restoran di Shibuya, Tokyo. Sejak saat itu mereka berdua jatuh hati dan kerap mengadakan pertemuan.
Kabarnya, Mako telah memperkenalkan Komuro kepada orang tuanya, Pangeran dan Putri Akishino. Pengumuman pertunangan Komuro dan Mako disebut-sebut akan segera disampaikan bulan depan.
"Ketika waktunya tepat, saya akan menyampaikannya," kata Komuro ketika ditanya mengenai rencana pertunangannnya, Rabu (17/5), dikutip dari Associated Press.
Jika pernikahan mereka berdua terlaksana, Komuro akan menjadi lelaki biasa kesekian yang menikah dengan putri dari Kekaisaran Jepang. Sebagaimana diketahui, Mako adalah cucu pertama Kaisar Akihito sekaligus putri pertama Pangeran Akishino. Selama ini perempuan kelahiran Tokyo, 23 Oktober 1991 itu dikenal dengan gelar Putri Mako dari Akishino.
ADVERTISEMENT
Undang-Undang tahun 1947 di Jepang mewajibkan putri Jepang yang menikah dengan lelaki biasa untuk menanggalkan gelar kebangsawanannya sekaligus meninggalkan Keluarga Kekaisaran. Jika Mako jadi menikah dengan Komuro, gelar putrinya akan hilang dan namanya akan berubah menjadi Mako Komuro.