Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Pentingnya Pendidikan untuk Generasi Pemuda Penerus Bangsa
14 Oktober 2021 13:56 WIB
Tulisan dari Uun Mulya Ningsih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat ini nilai etika dan moral generasi pemuda merupakan sesuatu hal yang dikesampingkan karena dengan modernisasi dan/atau globalisasi yang terjadi, gaya hidup yang liberal dan bebas menjadi nilai yang menurut pemuda sesuai dengan usia-usia mereka untuk mengekspresikan diri. Etika dan/atau moral yang sifatnya mengekang dan memberi batasan dianggap sebagai suatu hal yang menggangu dan tidak enak untuk ditaati karena sifatnya dan kurang memberikan rasa menarik untuk dilakukan. Contoh dari etika dan moral yang saat ini mulai terlihat antara lain, cara menghormati orang yang lebih tua baik dalam perlakuan maupun perkataan, kemudian cara berpakaian, cara bersikap, cara mengekspresikan diri, dan etika agama.
ADVERTISEMENT
Tidak bisa di pungkiri bahwa etika dan moral terbentuk dari keluarga dan kemudian akan menjadi paten seiring dengan waktu apabila dari diri sendiri memiliki prinsip dan lingkungan sekitarnya juga mendukung hal tersebut. Namun di zaman seperti ini nilai-nilai etika dan moral yang berasal dari agama mulai terkikis. Selain itu juga keinginan untuk berprestasi di kalangan remaja dan pemuda menurun apalagi di tengah pandemi ini yang mengakibatkan seluruh kegiatan kampus dan sekolah yang berpotensi untuk memacu jiwa prestasi mahasiswa dan siswa menjadi sangat menurun. Oleh karena itu di butuhkan pendidikan karakter yang dapat diterapkan di sekolah.
Pendidikan di sekolah memiliki andil yang begitu besar dalam memberantas kebodohan. Karena kebodohan ini berasal dari ketidaktahuan dan sempitnya wawasan yang dimiliki. Tentu jika tidak ingin menjadi bangsa yang tertinggal, maka generasi muda harus melawan kebodohan yang merupakan musuh nyata ini. Dengan menerapkan pendidikan di sekolah, maka anak yang mulanya tidak tahu akan menjadi tahu, wawasan menjadi luas, dan ilmu yang di peroleh juga bertambah. Hal ini pada akhirnya akan membantu menciptakan generasi unggul penerus bangsa yang ahli dalam berbagai bidang.
ADVERTISEMENT
Pendidikan bisa menjadi wadah bagi setiap orang untuk memperdalam suatu bidang ilmu. Jika tidak difasilitasi oleh pendidikan yang layak, ilmu yang dimiliki oleh seseorang bisa saja hanya sebatas itu tanpa dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari hari. Lain hal jika seseorang tersebut memiliki kesempatan untuk memperdalam ilmu yang di sukainya. Maka ilmu yang di dapat ini bisa di gunakan untuk memecahkan masalah yang terjadi di masyarakat luas, sehingga pada akhirnya pendidikan suatu ilmu terkait akan memiliki dampak positif untuk banyak orang.
Pendekatan emosional merupakan pendekatan yang tidak kalah pentingnya dengan pendekatan akademis, bahkan menjadi lebih penting karena dapat menanamkan karakter tersebut dengan cara menerapkannya secara langsung bukan hanya sekedar materi. Pendekatan emosional dapat di lakukan melalui pembiasaan nilai-nilai, sifat, atau moral yang bagus dalam diri masing-masing siswa. Pembiasaan ini dapat dimulai dari hal yang mudah, seperti mengajarkan kepada siswa akan sifat peduli terhadap sesama terutama yang membutuhkan pertolongan atau berbagi dengan teman sebaya. Pembiasaan ini di lakukan agar para siswa terbiasa untuk melakukan hal-hal baik sehingga terbentuklah karakter yang baik pula dalam diri mereka.
ADVERTISEMENT
Selain dua pendekatan yang telah di sebutkan di atas, ada baiknya jika para guru juga memberikan contoh akan sifat-sifat baik tersebut di lingkungan sekolah. Seperti yang telah diketahui oleh masyarakat luas, karakter yang ada dalam diri generasi muda, terutama yang masih terbilang kanak-kanak, banyak di dapatkan dari contoh yang mereka lihat dari orang yang lebih dewasa, termasuk peran guru di sekolah. Pemberian contoh seperti sifat sering berbagi, peduli dengan sesama, atau bekerja keras dapat membantu membangun karakter baik bagi siswa-siswa yang melihatnya, tidak hanya yang masih kanak-kanak tetapi juga yang sudah terbilang remaja.