Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
16 Ramadhan 1446 HMinggu, 16 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Feature: Perjalanan yang Lebih Dari Sekedar Liburan
16 Maret 2025 13:38 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Valensia Ratu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kembali ke Kota Kenangan
Perjalanan ini terasa berbeda. Bukan sekadar liburan biasa, tetapi sebuah perjalanan yang penuh makna. Semarang bukan kota yang asing bagiku.
ADVERTISEMENT
Sejak kecil, aku sudah terbiasa mengunjungi kota ini saat Lebaran, karena Papa adalah orang asli Semarang. Namun, kali ini, kami datang dengan perasaan yang berbeda.
Papa sudah tidak bersama kami lagi. Ia telah lebih dulu dipanggil oleh Tuhan. Kepergiannya meninggalkan ruang kosong yang sulit diisi, tetapi kami tahu, Semarang tetap akan menjadi bagian dari kami.
Karena itulah, aku, Mama, dan abang memutuskan untuk kembali ke kota ini. Bukan hanya untuk mengenang, tetapi juga untuk menemukan kembali kehangatan yang dulu selalu kami rasakan saat berkunjung ke sini.
Kami memilih untuk menjelajahi Semarang dengan cara yang berbeda kali ini. Tidak hanya mengunjungi rumah keluarga Papa, tetapi juga menikmati wisata pantai yang terkenal di Semarang, sesuatu yang jarang kami lakukan sebelumnya. Pantai Marina
ADVERTISEMENT
menjadi tujuan utama kami, ditemani dengan pengalaman kuliner di La Playa Marina Beach Café yang katanya memiliki pemandangan matahari terbenam yang luar biasa.
Dari Bogor pada pukul 05.00 WIB, kami memulai perjalanan dengan naik kereta api menuju Semarang. Kereta selalu menjadi moda transportasi favoritku, karena memberikan kesempatan untuk menikmati perjalanan dengan santai.
Kami memilih kereta eksekutif Argo Sindoro, yang berangkat dari Stasiun Gambir dan tiba di Stasiun Semarang Tawang sekitar enam jam kemudian.
Perjalanan ini terasa seperti sebuah perubahan. Dari kota yang padat ke kota yang lebih hangat, dari kenangan yang menyakitkan ke pengalaman yang baru. Sesekali, aku melirik Mama, yang sibuk melihat pemandangan dari balik jendela. Aku tahu, ada banyak hal yang ia pikirkan, tapi ia tetap berusaha menikmati perjalanan ini.
ADVERTISEMENT
Pantai Marina: Laut yang Menenangkan
Setibanya di Semarang, kami langsung menuju hotel Novotel yang terletak tidak jauh dari Pantai Marina. Kami memang ingin menikmati suasana pantai tanpa harus terburu-buru, jadi memilih tempat menginap yang dekat dengan lokasi wisata adalah keputusan terbaik.
Keesokan paginya pada pukul 08.00 WIB, kami berangkat lebih awal ke Pantai Marina. Langit biru membentang luas, angin pantai berhembus lembut, dan suara ombak kecil terdengar menenangkan.
Pantai ini bukan tipe pantai dengan ombak besar atau pasir putih halus, tetapi suasananya memberikan ketenangan yang sulit dijelaskan.
Aku melepas sandal dan berjalan di tepi pantai, merasakan pasir kasar di bawah kakiku. Mama memilih duduk di bawah pohon, menikmati pemandangan dengan senyum kecil di wajahnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, abangku lebih tertarik mencoba penyewaan motor listrik yang tersedia di sekitar pantai.
Kami semua akhirnya mencoba berkeliling dengan motor listrik. Sensasi melaju di sepanjang pantai dengan angin laut yang menyapa wajah sungguh menyenangkan.
Ini adalah pengalaman baru yang tidak pernah kami lakukan saat biasanya datang ke Semarang. Aku merasa seolah melihat kota ini dari pandangan yang berbeda lebih santai, dan lebih damai.
Menikmati Senja di La Playa Marina Beach Café
Sore hari pada pukul 17.00 WIB, setelah puas menikmati Pantai Marina, kami mampir ke La Playa Marina Beach Café.
Tempat ini disebut-sebut sebagai salah satu kafe terbaik di tepi pantai karena menyajikan pemandangan matahari terbenam yang luar biasa.
Kami memilih duduk di area outdoor yang berlantai pasir putih yang langsung menghadap laut. Langit mulai berubah warna, dari biru cerah menjadi jingga keemasan. Cahaya matahari perlahan turun, menciptakan siluet yang indah di permukaan air.
ADVERTISEMENT
Di La Playa, kami memilih beberapa menu best seller yang direkomendasikan oleh pelayan. Salah satunya adalah seafood platter, hidangan laut dengan berbagai olahan udang, cumi, dan ikan yang dimasak dengan bumbu khas. Tidak lupa, kami juga memesan mocktail segar sebagai pelengkap.
Saat makanan datang, suasana semakin terasa sempurna. Kami menikmati hidangan dengan latar belakang deburan ombak yang tenang dan angin laut yang sepoi-sepoi.
Aku melirik Mama, yang kali ini terlihat lebih santai. Ia tersenyum kecil sambil menyeruput minumannya. Aku tahu, di dalam hatinya, ia pasti merindukan Papa.
Tapi di momen ini, aku merasa bahwa perjalanan ini berhasil membawa sedikit kehangatan kembali ke dalam keluarga kami.
ADVERTISEMENT
Menjelajahi Semarang dengan Mobil Sewa
Kami memutuskan untuk menghabiskan seminggu penuh di Semarang. Agar lebih leluasa menjelajah kota, kami menyewa mobil selama di sini.
Setelah puas menikmati Pantai Marina, kami menghabiskan hari-hari berikutnya dengan mengunjungi tempat-tempat ikonik lainnya, seperti Lawang Sewu, Simpang Lima, dan tentu saja, rumah keluarga besar Papa.
Mengunjungi rumah keluarga tanpa kehadiran Papa terasa berbeda. Ada momen-momen di mana aku merasa kosong, seolah-olah ada sesuatu yang hilang.
Namun, keluarga di Semarang menyambut kami dengan begitu hangat, membuat kami merasa tetap berada di rumah, meskipun suasananya tidak lagi sama.
Kami juga menyempatkan diri untuk menikmati kuliner khas Semarang, seperti lumpia, tahu gimbal, dan nasi ayam Semarang. Rasanya seperti kembali ke masa kecil, saat Papa yang selalu mengajak kami berkeliling mencari makanan favoritnya.
ADVERTISEMENT
Seminggu terasa berlalu begitu cepat. Perjalanan ini mengajarkan kami banyak hal tentang kehilangan, tentang kenangan, dan tentang bagaimana kita bisa menemukan cara baru untuk tetap merasa dekat dengan orang yang sudah tiada.
Perjalanan Pulang: Membawa Semarang dalam Hati
Kami memutuskan untuk menghabiskan seminggu penuh di Semarang. Agar lebih leluasa menjelajah kota, kami menyewa mobil selama di sini.
Setelah puas menikmati Pantai Marina, kami menghabiskan hari-hari berikutnya dengan mengunjungi tempat-tempat ikonik lainnya, seperti Lawang Sewu, Simpang Lima, dan tentu saja, rumah keluarga besar Papa.
Mengunjungi rumah keluarga tanpa kehadiran Papa terasa berbeda. Ada momen-momen di mana aku merasa kosong, seolah-olah ada sesuatu yang hilang. Namun, keluarga di Semarang menyambut kami dengan begitu hangat, membuat kami merasa tetap berada di rumah, meskipun suasananya tidak lagi sama.
ADVERTISEMENT
Kami juga menyempatkan diri untuk menikmati kuliner khas Semarang, seperti lumpia, tahu gimbal, dan nasi ayam Semarang. Rasanya seperti kembali ke masa kecil, saat Papa yang selalu mengajak kami berkeliling mencari makanan favoritnya.
Seminggu terasa berlalu begitu cepat. Perjalanan ini mengajarkan kami banyak hal tentang kehilangan, tentang kenangan, dan tentang bagaimana kita bisa menemukan cara baru untuk tetap merasa dekat dengan orang yang sudah tiada.
Saat kereta kembali melaju meninggalkan Stasiun Semarang Tawang, aku kembali duduk di dekat jendela, membiarkan pikiranku melayang. Aku memikirkan bagaimana perjalanan ini membawa kami pada perasaan yang lebih baik.
Pantai Marina yang menenangkan, La Playa yang menghadirkan senja indah, dan perjalanan menjelajahi Semarang dengan mobil sewaan semua pengalaman ini menjadi bagian dari perjalanan yang lebih besar. Perjalanan untuk mengenang, merayakan, dan melanjutkan hidup.
ADVERTISEMENT
Aku tahu, kami pasti akan kembali ke Semarang lagi. Bukan hanya karena ini kota Papa, tetapi karena disinilah kami bisa merasa lebih dekat dengannya.
Perjalanan ini mungkin sudah berakhir, tetapi Semarang akan selalu ada dalam hati kami.