Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kebijakan Imigrasi Trump dan Dampaknya terhadap Polaritas Politik di AS
4 Maret 2025 8:46 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Valentina Imanuela Tampubolon tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Amerika Serikat, sebagai negara yang dikenal dengan statusnya sebagai 'first world' dan memiliki karakteristik sebagai negara industri maju, menjadi tujuan utama bagi banyak orang di seluruh dunia yang mencari kehidupan yang lebih stabil. Posisi Amerika sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia, dengan peluang pekerjaan yang melimpah, infrastruktur yang berkembang pesat, serta sistem pendidikan dan kesehatan yang relatif lebih baik, menjadikannya tempat yang menarik bagi mereka yang berusaha meningkatkan kualitas hidup. Banyak individu dari negara berkembang, termasuk di Amerika Latin, Asia, dan Afrika, bermigrasi ke Amerika Serikat dengan harapan memperoleh masa depan yang lebih cerah dan kesempatan untuk meraih kesuksesan dalam kehidupan pribadi dan profesional.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2018, jumlah imigran di Amerika Serikat mencapai rekor 44,8 juta, yang setara dengan 13,7% dari total populasi negara tersebut (Budiman, Tamir, Mora, & NoeBustamante, 2020). Meksiko, yang berbatasan langsung dengan Amerika Serikat, menjadi salah satu sumber utama pergerakan migrasi menuju negara besar ini. Perbatasan Amerika Serikat-Meksiko menjadi jalur utama bagi ribuan imigran setiap tahunnya yang mencari kesempatan hidup yang lebih baik, baik itu untuk pekerjaan, pendidikan, atau perlindungan dari kondisi yang tidak menguntungkan di negara asal mereka. Banyak di antaranya datang dari Meksiko, namun juga termasuk negara-negara lain di Amerika Latin, yang sering kali menghadapi tantangan ekonomi, kekerasan, dan ketidakstabilan politik (Rosenbloom & Batalova, 2022).
Tindakan Apa yang Diambil oleh AS?
ADVERTISEMENT
Sejak kembali ke Gedung Putih pada 20 Januari, Presiden Donald Trump telah memfokuskan banyak tindakan eksekutifnya pada isu imigrasi, dengan tujuan utama meningkatkan upaya untuk mendeportasi imigran yang tinggal di Amerika Serikat secara ilegal. Kebijakan ini mencakup langkah-langkah yang lebih tegas dalam penegakan hukum terhadap imigran tanpa dokumen, serta memperkuat pengawasan di perbatasan. Berbeda dengan masa pemerintahan Obama, Trump justru membatalkan program Deferred Action for Childhood Arrivals (DACA) dan membuat kebijakan penegakan hukum imigrasi yang lebih keras dan ketat seperti Zero Tolerance.
Trump menekankan pentingnya menjaga keamanan nasional dan memastikan bahwa hanya mereka yang memenuhi syarat yang diizinkan untuk tinggal di negara tersebut. Ia menyatakan bahwa imigran yang masuk ke Amerika Serikat sering membawa masalah, termasuk tindakan kriminal seperti pemerkosaan dan penyelundupan narkoba, namun ia juga mengakui bahwa beberapa di antara mereka adalah orang-orang baik (TIME, 2015). Tindakan ini memicu perdebatan nasional mengenai hak-hak imigran dan dampaknya terhadap komunitas yang lebih luas.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Respon Masyarakat?
Menurut survei terbaru dari Pew Research Center, sekitar setengah dari orang Amerika (47%) berpendapat bahwa pemerintahan Trump telah melakukan "jumlah yang tepat" dalam hal deportasi imigran. Namun, hampir sebanyak itu (44%) mengatakan bahwa pemerintahan telah melakukan "terlalu banyak" untuk memindahkan imigran yang berada di AS secara ilegal. Hanya sebagian kecil (8%) yang berpendapat bahwa Trump telah melakukan "terlalu sedikit" dalam menangani masalah deportasi.
Temuan ini mencerminkan perbedaan pendapat yang tajam di kalangan masyarakat Amerika mengenai kebijakan imigrasi dan penegakan hukum terkait imigrasi ilegal, yang menjadi salah satu isu utama dalam politik domestik negara tersebut. Terdapat perbedaan pandangan yang sangat besar mengenai seberapa besar upaya yang dilakukan pemerintahan Trump untuk mendeportasi imigran yang tinggal di AS secara ilegal. Sebagian orang mendukung tindakan keras pemerintahan tersebut, berpendapat bahwa deportasi yang lebih tegas diperlukan untuk menjaga keamanan nasional dan menegakkan hukum. Namun, banyak juga yang mengkritik kebijakan ini, menganggapnya terlalu berlebihan dan tidak manusiawi, terutama karena dampaknya terhadap keluarga yang terpisah dan komunitas imigran yang telah lama tinggal di AS. Perbedaan pandangan ini mencerminkan ketegangan yang mendalam dalam masyarakat Amerika mengenai masalah imigrasi dan peran pemerintah dalam mengatur perbatasan serta hak-hak imigran.
ADVERTISEMENT
Apa Dampak yang Timbul?
Kebijakan deportasi yang diambil oleh pemerintahan Trump jelas mempengaruhi partisipasi politik di Amerika Serikat, menciptakan perbedaan tajam antara kelompok partai politik. Sebanyak 74% dari kalangan Republik dan independen yang condong ke Republik mendukung tindakan yang dianggap tepat oleh pemerintah dalam mendeportasi imigran yang berada di AS secara ilegal, sementara 13% merasa tindakan tersebut terlalu berlebihan. Sebaliknya, 73% dari kalangan Demokrat dan mereka yang cenderung ke Demokrat berpendapat bahwa pemerintah melakukan terlalu banyak hal terkait deportasi, sementara hanya 21% yang menganggap pendekatan tersebut sudah tepat (PRC, 2025).
Perbedaan pandangan ini tidak hanya mencerminkan perbedaan ideologi, tetapi juga mempengaruhi sikap politik, partisipasi dalam pemilihan umum, dan dukungan terhadap calon politik yang mengambil posisi berbeda mengenai isu imigrasi. Hal ini menyebabkan banyak imigran, serta mereka yang memiliki anggota keluarga imigran, lebih terlibat dalam politik, baik dalam bentuk protes, kampanye, maupun pemilihan umum. Banyak dari mereka yang mulai mendaftar sebagai pemilih dan berpartisipasi dalam pemilu untuk mendukung calon yang lebih pro-imigran. Mayoritas Demokrat dari berbagai kelompok ras dan etnis tidak menyetujui tindakan Trump terkait imigrasi. Namun, terdapat perbedaan pandangan di antara kelompok rasial dan etnis tertentu. Demokrat Asia (43%) dan Kulit Hitam (40%) lebih cenderung menyetujui peningkatan upaya Trump untuk mendeportasi imigran yang tinggal di AS secara ilegal, dibandingkan dengan Demokrat Kulit Putih (32%) dan Hispanik (27%).
ADVERTISEMENT
Perbedaan ini menunjukkan kompleksitas pandangan politik dalam kalangan Demokrat, di mana faktor-faktor seperti latar belakang rasial, pengalaman imigrasi, dan persepsi terhadap kebijakan imigrasi memengaruhi sikap mereka terhadap kebijakan tersebut. Keberagaman pandangan ini mencerminkan bagaimana kebijakan imigrasi dapat memengaruhi dinamika politik di antara kelompok-kelompok yang berbeda di Amerika Serikat.
Kebijakan tegas yang diterapkan oleh Donald Trump, terutama terkait dengan perbatasan Amerika Serikat-Meksiko, merupakan langkah strategis untuk mempertahankan keamanan nasional. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi potensi ancaman yang muncul dari masalah keamanan perbatasan, serta untuk mengatasi isu imigrasi yang dianggap kurang terkendali dan berisiko mengancam stabilitas negara. Meskipun banyak kritik yang muncul terkait kebijakan ini, tindakan yang diambil oleh Trump dapat dipandang sebagai upaya defensif untuk menutup celah terhadap ancaman transnasional yang nyata, serta untuk memastikan bahwa Amerika Serikat dan warganya tetap berada dalam posisi yang aman dan terlindungi dari potensi risiko yang datang dari luar.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Budiman, A., Tamir, C., Mora, L., & Noe-Bustamante, L. (2020, Agustus 20). Facts on U.S. immigrants, 2018. Retrieved from Pew Research Center: https://www.pewresearch.org/hispanic/2020/08/20/facts-on-u-simmigrants/
Pew Research Center. (2025). What Americans think about Trump’s immigration actions early in his second term. Diakses dari https://www.pewresearch.org/short-reads/2025/02/07/what-americans-think-about-trumps-immigration-actions-early-in-his-second-term/
Rosenbloom, R., & Batalova, J. (2022, Oktober 13). Mexican Immigrants in the United States. Retrieved from Migration Policy Institute: https://www.migrationpolicy.org/article/mexican-immigrants-united-states
TIME. (2015, Juni 16). Here’s Donald Trump’s Presidential Announcement Speech. Retrieved from TIME: https://time.com/3923128/donald-trump-/
Valentina Imanuela Tampubolon, Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Mulawarman