Konten dari Pengguna

Nusantara: Ranah Minangkabau

Valentino Faulian
Saya Valentino Faulian,Mahasiswa dari Universitas Andalas.
9 Desember 2024 10:52 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Valentino Faulian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber foto:https://www.canva.com/design/DAGYVyuK8cs/BAeyyTu8W9797wUgorjXug/edit?utm_content=DAGYVyuK8cs&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton
zoom-in-whitePerbesar
sumber foto:https://www.canva.com/design/DAGYVyuK8cs/BAeyyTu8W9797wUgorjXug/edit?utm_content=DAGYVyuK8cs&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton
ADVERTISEMENT
Minangkabau .Mungkin bagi setiap orang bertanya-tanya,apa itu Minangkabau? Orang manakah mereka?. Jadi,Minangkabau adalah kelompok etnis asli Nusantara yang wilayah persebarannya meliputi kawasan yang kini masuk dalam wilayah Provinsi Sumatera Barat (kecuali Kepulauan Mentawai), separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, barat daya Aceh, dan Negeri Sembilan,Malaysia. Minangkabau merujuk pada entitas kultural dan geografis yang ditandai dengan penggunaan bahasa, adat yang menganut sistem kekerabatan matrilineal,dan agama Islam.
ADVERTISEMENT
Asal usul orang Minangkabau adalah orang-orang dari Austronesia yang melakukan migrasi dari daratan China selatan ke Pulau Sumatera sekitar 2.500-2.000 tahun yang lalu yang masuk dari arah pulau timur Sumatera. Sesampai nya mereka di Pulau Sumatera,mereka menyusuri aliran Sungai Kampar, Sungai Siak, dan Batang Kuantan sampai ke dataran tinggi yang disebut darek. Di dataran tinggi atau darek tersebut, mereka mendirikan beberapa kampung yang kemudia menjadi kampung asal atau asal muasal orang Minangkabau. Beberapa kawasan darek tersebut membuat semacam konfedensi mereka masing-masing,yang dikenal dengan nama Luhak Nan Tigo, yaitu Luhak Tanah Data,Luhak Agam,dan Luham Limo Puluah. Setiap darek memiliki seorang pemimpin,yang disebut dengan Tuan Luhak.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat Minangkabau menyebar ke kawasan-kawasan darek yang lainnya serta membentuk beberapa kawasan tertentu yang dikenal dengan kawasan rantau,yakni daerah atau kawasan tertentu menjadi pintu masuk ke alam Minangkabau. Pada awalnya penyebutan orang Minangkabau dengan orang Melayu berbeda,namun pada abad ke-19,penyebutan Minang dan Melayu mulai dibedakan karena sistem orang Minang menganut matrilineal,sedangkan orang Melayu menganut Patrlineal.
ADVERTISEMENT
1. Sistem Pengetahuan
Masyarakat Minangkabau dikenal dengan pengetahuan dan wawasan yang luas sehingga menjadikan budaya yang diwariskan dari generasi sebelumnya ke generasi yang akan datang dalam berbagai aspek seperti cerita rakyat dan adat istiadat tetap terjaga dengan baik.
Dan juga masyarakat Minangkabau juga melestarikan tradisi (babaliak ka surau) yakni kegiatan untuk generasi muda yang bertujuan membina karakter generasi muda dan melestarikan budaya keagamaan di surau/masjid. Di surau/masjid ini para generasi muda akan belajar berbagai ilmu seperti Membaca Al-Qur’an dan kajian tentang agama, ilmu bela diri dan juga belajar tentang kepemimpinan dalam organisasi.
2. Sistem Religi
Agama yang mayoritas di anut oleh masyarakat Minangkabau yakni Agama Islam. Dengan berpegang teguh pada agama Islam ini, Masyarakat Minangkabau pun memiliki filosofi yang kuat yaitu “Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah” yang berarti ajaran/aturan adat Minangkabau harus sesuai dengan ajaran agama islam yaitu pada dasarnya ialah Al-Qur’an.
ADVERTISEMENT
Dengan kuatnya ajaran agama Islam pada masyarakat Minangkabau ini, jika ada dari anggota masyarakat Minangkabau yang keluar dari agama islam (murtad), maka orang tersebut akan dibuang dari masyarakat Minangkabau secara keseluruhan. Istilah ini disebut dengan ‘dibuang sepanjang adat.’
3. Sistem Bahasa
Bahasa Minangkabau atau baso Minang merupakan suatu bahasa Austranesia yang digunakan oleh suku Minangkabau. Bahasa Minangkabau juga sering di anggap sebagai bahasa melayu dengan dialek yang berbeda-beda. Bahasa Minang memiliki beragam dialek yang berbeda di berbagai daerah, terdapat dialek yang sedikit berirama, dan juga terdapat dialek yang datar saja juga sedikit keras/lantang. Dialek Minangkabau beragam seperti :
•Dialek Pasaman : Dituturkan oleh masyarakat di kabupaten Pasaman Barat dan Pasaman.
ADVERTISEMENT
•Dialek Agam-Tanah Datar : Dituturkan oleh masyarakat di kabupaten Agam, Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Padang Pariaman, Solok, Solok Selatan dan Pesisir Selatan.
•Dialek Lima Puluh Kota : Dituturkan oleh masyarakat di kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh, Tanah Datar, Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung dan Dharmasraya.
•Dialek Koto Baru : Dituturkan oleh masyarakat di kabupaten Dharmasraya
•Dialek Pancung Soal : Dituturkan oleh masyarakat di Pesisir Selatan
Dari lima dialek tersebut dialek yang di gunakan oleh orang minang untuk berkomunikasi antar satu sama lain ialah Dialek Agam-Tanah Datar dikarenakan jumlah penutur terbanyak serta memiliki persebaran geografis yang terluas di Sumatra Barat, Dialek Agam-Tanah Datar ini digunakan sebagai bahasa umum di pusat kota Sumatra Barat dengan menghilangkan ciri-ciri dialektal (ciri-ciri kedaerahan).
ADVERTISEMENT
Selain dialek pada bahasa Minangkabau, terdapat juga Kato Nan Ampek.
Kato Nan Ampek ialah tata cara bahasa yang sopan dan beretika ketika berkomunikasi dengan orang lain. Kato Nan Ampek ini merupakan tatanan sosial bagi kehidupan masyarakat Minangkabau terdapat 4 kata ketika berbicara di Minangkabau yakni:
•Kato Mandaki (Kata Mendaki) : ialah bagaimana cara berkata dan bertutur yang baik layaknya menghormati orang yang dewasa atau lebih tua dibanding kita, Baik dari segi umur, status sosial dari orang tersebut. Biasanya Kato Mandaki ini digunakan kepada Orang tua, Guru, Dosen, Ustadz dan lain sebagainya.
•Kato Manurun (Kata Menurun) : ialah bagaimana cara berkata dan betutur yang santun dan lembut kepada yang lebih kecil dibandingkan dengan kita, biasanya kato manurun digunakan ketika berkomunikasi ke yang lebih kecil seperti abang dengan adek, Orang tua dengan anaknya dan guru kepada para murid-muridnya.
ADVERTISEMENT
•Kato Mandata (Kata Mendatar) : adalah tata cara berbicara dengan orang yang sama besar dari segi usia maupun status sosial, biasanya kato mandata digunakan ketika berkomunikasi dengan teman sebaya atau seumuran dan pada kato mandata ini harus ada rasa saling menghargai satu sama lain yang berarti harus berkata-kata tanpa menyakiti/menyinggung perasaan orang lain.
•Kato Malereng (Kata Melereng) : ialah bagaimana cara berkata dam bertutur baik dan sopan kepada orang yang di segani, biasanya kato malereng ini tidak ceplas-ceplos di ucapkan secara terus terang, terkadang kato malereng ini di ucapkan layaknya sindiran.Contoh kato malereng yaitu ketika berbicara dengan Sumando, Ipar, Mamak dan lain sebagainya.
Dari keempat penjelasa kato nan ampek tersebut dapat di simpulkan bahawa berbicara harus menggunakan bahasa yang baik dengan orang yang tepat supaya tidak menyinggung perasaan orang lain.
ADVERTISEMENT
4. Sistem Mata Pencaharian
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Minangkabau adalah berdagang. Mereka mendagangkang hasil kebun mereka atau hasil masakan atau olahan khas Minangkabau. Berdagang ini juga merupakan termasuk salah satu warisan turun temurun,karena orang Minang lebih memilih belanja dan berjualan di pasar-pasar sederhana atau pasar tradisional dibandingkan di supermarket tidak di anjurkan oleh pemerintah ditakutkan angka penghasilan dari pasar tradisional akan menurun dan juga para masyarakat yang berada di Sumatra Barat akan kehilangan lapangan pekerjaan.
5. Sistem Kesenian
Keberagaman kesenian di Minangkabau banyak dan masih di wariskan karena banyak nilai-nilai budaya yang penting dan tradisi turun temurun agar tidak hilang. Berikut beberapa contoh keseniannya seperti Gendang,yang merupakan alat musik perkusi yang menjadi pengiring utama seluruh musik tradisional Minangkabau. Untuk kesenian tari nya seperti tari lilin, Tari lilin adalah salah satu seni tari tradisional Indonesia yang berasal dari daerah Sumatera Barat, khususnya dari wilayah sekitar Minangkabau. Tarian ini dipercaya sebagai sebuah tarian yang sudah ada sejak zaman istana kerajaan zaman dahulu.
ADVERTISEMENT
6. Sistem Keturunan
Di Minangkabau,sistem yang dianut adalah sistem Matrilineal. Matrilineal sendiri adalah sistem keturunan di Minangkabau yang dimana garis keturunan dan warisan berasal dari ibu dan anak anak akan mendapatkan nama keluarga dari ibu mereka dan warisan akan diserahkan kepada anak perempuan mereka.