Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Transformasi Coffee Shop: Dari Tren Gaya Hidup ke Kontributor Ekonomi Milenial
29 Oktober 2024 19:14 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Valentinus Valen tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kehidupan milenial cenderung berorientasi pada nilai kebendaan dan prestise yang mampu menciptakan kesan modern. Bersosialisasi adalah salah satu cara dalam mewujudkan, oleh karena itu restoran, kafe, ataupun coffee shop menjadi salah satu pilihan efektif yang dituju para milenial untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bagi milenial tren gaya hidup ini mampu menjadi simbol jejaring sosial dan produktivitas, karena coffee shop dapat menjadi tempat pertemuan, ruang kerja, hingga platform untuk mengekspresikan diri secara kreatif. Tidak hanya itu menikmati kopi telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat perkotaan dalam sepuluh tahun terakhir. Akibatnya, coffee shop atau kafe selalu menjadi pilihan favorit. Selain sebagai tempat bersantai dan berkumpul dengan teman, kafe juga sering digunakan sebagai lokasi pertemuan dengan rekan kerja maupun untuk rapat bisnis. Terlebih lagi, dengan adanya akses wifi, pengalaman ini menjadi semakin menyenangkan. Meskipun setiap coffee shop atau kafe menawarkan menu yang berbeda, kopi tetap menjadi minuman paling populer. Hal ini tercermin dari data yang menunjukkan peningkatan konsumsi kopi di Indonesia sebesar 8%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan global yang hanya 6%.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan Pesat Coffee Shop di Yogyakarta
Jumlah coffee shop di Yogyakarta telah meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2024, jumlah kedai kopi di Yogyakarta diperkirakan mencapai sekitar 3.000 kedai, menjadikannya salah satu kota dengan konsentrasi kedai kopi tertinggi di Indonesia. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan tempat-tempat seperti ini semakin meningkat, bukan hanya sekedar tempat untuk menikmati secangkir kopi, namun lebih dari itu, coffee shop telah menjadi ruang publik yang tak terpisahkan dari gaya hidup generasi muda.
Budaya Ngopi di Kalangan Anak Muda: Dari Sekadar Minum Kopi hingga Gaya Hidup Modern
Budaya ngopi kini telah menjadi aktivitas yang umum di kalangan anak muda, berbeda dengan kebiasaan ngopi di masa lalu. Sekarang, ngopi memiliki banyak makna, mulai dari ajakan nongkrong, diskusi, hingga menjadi kegiatan positif jika memiliki tujuan yang jelas, seperti mempererat silaturahmi, bertukar pikiran, dan memperluas wawasan serta kreativitas. Dari pengamatan saya di sebuah coffee shop di Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa budaya ngopi telah menjadi bagian dari gaya hidup anak muda, didorong oleh semakin banyaknya coffee shop yang “instagramable” dan menarik minat mereka. Budaya ngopi memiliki sisi positif dan negatif. Manfaat positifnya meliputi kesehatan, ketenangan pikiran, serta kesempatan untuk bersosialisasi. Banyak juga yang menggunakan coffee shop sebagai tempat mengerjakan tugas. Namun, di sisi negatif, konsumsi kopi yang berlebihan bisa memicu masalah kesehatan seperti asam lambung dan berdampak pada fisik. Beberapa kaum milenial menjadikan gaya hidup karena fomo atau trend masa kini. Trend masa kini dikarenakan terdapat beberapa coffee shop yang terkenal atau “instagramable” yang cocok untuk foto foto serta beberapa coffee shop yang sedang trend ramai dikunjungi kaum milenial. Tidak hanya rasa kopi yang enak ternyata tempat yang nyaman dan fasilitas yang memadai seperti ac, stop kontak, wifi dan lain lain menjadikan salah satu kaum milenial selalu berkunjung ke coffee shop dan menjadikan sebagai gaya hidup.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini tidak hanya mempengaruhi gaya hidup, tetapi juga menciptakan dampak ekonomi yang nyata, khususnya di sektor kreatif dan pariwisata. Dengan semakin banyaknya coffee shop yang bermunculan di setiap sudut kota, Yogyakarta tidak hanya menjadi destinasi wisata budaya, tetapi juga pusat perkembangan ekonomi kreatif yang berkembang pesat. Hal ini secara tidak langsung menjadikan coffee shop sebagai bagian dari ekosistem ekonomi digital, di mana para pekerja lepas (freelance) dan pekerja remote seringkali memanfaatkan tempat-tempat ini sebagai kantor sementara.
Ekspansi Coffee Shop di Yogyakarta: Peluang UMKM dan Tantangan Inovasi di Tengah Persaingan Ketat
Ekspansi coffee shop di Yogyakarta juga mendorong pertumbuhan sektor UMKM. Banyak pengusaha lokal yang melihat peluang ini sebagai ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan kreativitas dalam menyajikan konsep yang unik, banyak coffee shop baru yang bermunculan, membawa nuansa yang berbeda-beda, dari yang modern, vintage, hingga yang bertema alam. Namun, di balik kesuksesan coffee shop sebagai tren gaya hidup dan kontributor ekonomi, terdapat tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah persaingan yang semakin ketat antar coffee shop. Dengan semakin banyaknya pelaku usaha yang terjun ke bisnis ini, keberlanjutan usaha coffee shop tergantung pada kemampuan mereka untuk terus berinovasi dan menawarkan nilai tambah yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, kaum muda yang sering menghabiskan waktu di kedai kopi melakukan berbagai aktivitas yang mencerminkan gaya hidup mereka. Kegiatan seperti nongkrong dengan teman, berbincang, diskusi mingguan, mengerjakan tugas kuliah, skripsi, dan aktivitas lainnya sering dilakukan di sana. Minat kaum muda terhadap coffee shop bukan hanya karena variasi kopi, tetapi juga karena daya tarik tempat yang nyaman dan fasilitas yang memadai, yang membuat mereka betah berlama-lama. Persepsi bahwa ngopi di coffee shop merupakan simbol status sosial turut membentuk gaya hidup ini, di mana ngopi telah menjadi bagian dari gengsi kaum muda. Di era teknologi saat ini, coffee shop dengan interior “instagramable” juga menjadi faktor penting dalam menunjukkan diri di depan publik dan media sosial. Serta secara keseluruhan, transformasi coffee shop di Yogyakarta mencerminkan bagaimana sebuah tren gaya hidup dapat berkembang menjadi kekuatan ekonomi yang signifikan. Dari sekadar tempat nongkrong, coffee shop kini berperan dalam memperkuat sektor kreatif, mendukung pariwisata, dan menciptakan lapangan pekerjaan, dan mencerminkan kemandirian ekonomi. Dengan potensi yang terus berkembang, coffee shop di Yogyakarta tampaknya akan terus menjadi bagian penting dari ekosistem ekonomi kota ini, khususnya bagi kaum milenial.
ADVERTISEMENT