Konten dari Pengguna

Penggunaan Rok Pada Pria Ternyata Merupakan Hal yang Wajar

Vanessa Angelina Susanto
Pelajar SMA Citra Berkat
21 Desember 2024 15:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vanessa Angelina Susanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : AI
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : AI
ADVERTISEMENT
Kebanyakan dari kita seringkali beranggapan bahwa rok hanya cocok untuk digunakan oleh wanita. Tidak jarang dari kita akan memandang aneh kepada pria yang menggunakan rok dalam aktivitasnya atau mungkin hanya sebagai selera fashion mereka yang unik. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan kita yang lebih sering melihat wanita menggunakan rok dan doktrin dari masyarakat yang menganggap hal-hal yang berbau feminim hanya cocok untuk wanita. Tetapi, apakah benar penggunaan rok memang hanya dikhususkan untuk wanita saja?
ADVERTISEMENT
Pada era Mesir kuno, justru rok pertama kali digunakan oleh kaum pria sebagai sarana mereka untuk menyesuaikan cuaca Mesir yang panas dan juga kering. Rok yang mereka gunakan bernama Shendyt. Rok-rok ini juga seringkali dijadikan sebagai tolak ukur kekuasaan seseorang pada sekitaran zaman tersebut. Sama seperti era Mesir kuno, pada era Yunani kuno, rok digunakan oleh wanita maupun pria sebagai pakaian tradisional di era tersebut, juga untuk menyimbolkan kekuasaan dan kemewahan. Hal ini juga di dasari pada kepraktisan dan juga kemudahan bergerak para pria saat menunggang kuda di masa-masa perang, sehingga rok merupakan busana yang cocok untuk kaum pria pada saat itu. Diikuti dengan negara Skotlandia, India yang juga menggunakan rok sebagai tradisi pakaian mereka.
ADVERTISEMENT
Penggunaan rok sebenarnya tidak pernah ditujukan kepada suatu gender tertentu dan boleh digunakan oleh siapapun, baik laki-laki maupun wanita. Bahkan sejarah mencatat bahwa prialah yang mempelopori penggunaan rok pada kehidupan sehari-hari. Barulah pada abad ke-18, pakaian mulai disesuaikan oleh gender masing-masing yang menyebabkan pria tidak lagi menggunakan rok dan menyepakati untuk memberikannya kepada wanita. Menurut Zoi Arvanitidou dan Maria Gasouka dalam penelitian Construction of Gender through Fashion and Dressing (2013), mereka memaparkan bahwa perubahan mode berpakaian di awali oleh aristokrasi dan kebangkitan borjuasi yang kemudian dipercepat oleh Revolusi Prancis dan Revolusi Industri. Maka, tak heran masyarakat sekarang memiliki anggapan negatif terhadap kaum pria yang mengenakan rok dalam beraktivitas.
Tren penggunaan rok juga mulai kembali muncul di zaman sekarang, terutama di dunia entertainment. Hal ini dapat dilihat melalui para artis pria yang sering kali terlihat di publik menggunakan berbagai macam rok berbeda, menandakan bahwa mereka mencoba untuk meruntuhkan standar masyarakat dunia terhadap standarisasi penggunaan rok. Bahkan acara-acara fashion juga mulai mengeluarkan desain dan juga menampilkan model-model pria yang menggunakan rok, seperti di acara Milan Fashion Week dan Paris Fashion Week.
ADVERTISEMENT
Kebangkitan penggunaan rok memiliki tanggapan pro dan juga kontra di kalangan masyarakat. Tidak banyak dari mereka yang menolak dan ada juga yang mendukung keberadaan tren tersebut, berdasarkan perspektif mereka masing-masing. Namun, pada akhirnya masyarakat mau tidak mau harus bisa menerima kemunculan tren lama, seperti tren penggunaan rok pada pria yang menunjukan bahwa mereka juga sama seperti wanita yang bebas berpakaian sesuai keinginan mereka. Hal yang bisa kita lakukan saat ini hanyalah menerima dan juga mengambil sisi positif dari kemunculan tren seperti ini, bahwa pria tidak lagi harus terkekang dan berpenampilan seperti yang distandarisasi masyarakat.