Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Beauty Privilege Menimbulkan Tekanan yang Tak Terlihat
29 Desember 2024 14:35 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Vanessa Lawrence tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada zaman sekarang masyarakat seolah terobsesi dengan penampilan fisik. Bagaimana tidak? Pada kenyataannya, saat akan mencari pekerjaan, seseorang yang memiliki penampilan fisik menarik akan lebih mudah diterima dan mendapatkan pekerjaan bahkan tanpa melihat bagaimana kinerja dan skill dalam bekerja. Tidak hanya itu, mereka juga lebih diutamakan, diperhatikan dan diberikan perlakuan khusus. Tentu hal ini menyebabkan ketimpangan terhadap individu yang memiliki penampilan fisik yang kurang menarik.
Peristiwa tersebut, akhirnya memunculkan istilah beauty privilege dikalangan masyarakat. Beauty privilege digambarkan dengan perlakuan istimewa atau keuntungan yang didapatkan oleh suatu individu karena memiliki penampilan fisik yang menarik sesuai dengan standar tertentu.
Meskipun istilah ini terdengar menguntungkan, ternyata beauty privilege juga memiliki dampak buruk pada kesehatan mental seseorang, baik yang merasakannya maupun tidak.
Tekanan dari Masyarakat
Banyak yang mengira bahwa seseorang yang memiliki penampilan fisik yang menarik dan memenuhi standar akan terlihat sangat beruntung karena mereka diperlakukan dengan baik dan istimewa. Namun, pada kenyataannya tidak begitu. Seseorang yang dianggap memenuhi standar, justru sering mendapatkan tekanan untuk mempertahankan citra yang telah dibangun. Mereka harus selalu terlihat sempurna agar tetap diterima dan dihargai oleh masyarakat.
Sedangkan orang-orang yang dianggap memiliki penampilan fisik yang kurang menarik akan terus berusaha untuk mencapai standar kecantikan yang telah ditetapkan agar mereka dapat diakui oleh masyarakat. Hal ini tentu dapat menyebabkan tekanan mental yang cukup besar karena takut akan dikucilkan dan dihina oleh masyarakat jika tidak mampu memenuhi standar kecantikan yang telah ada.
Sisi Negatif “Beauty Privilege”
Tak dapat dipungkiri, timbulnya beauty privilege dapat menyebabkan seseorang mulai menilai diri hanya berdasarkan penampilan fisik. Mereka mulai berpandangan bahwa dengan membuat diri mereka sesuai dengan standar atau kriteria kecantikan yang telah ada, akan lebih dihargai dan dianggap di mata masyarakat.
Tentu keadaan ini semakin memperkuat adanya diskriminasi terhadap penampilan, khususnya terhadap individu-individu yang tidak memenuhi standar kecantikan di kalangan masyarakat. Karena itu, timbullah berbagai dampak buruk yaitu ketidakadilan dalam lingkungan sosial, membuat seseorang tidak percaya diri, merasa tidak cukup baik dan berharga, serta mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi, terlalu terobsesi dengan penampilan, bahkan perasaan takut akan penolakan yang berlebihan. Tidak hanya itu, perlakuan ini juga dapat membuat seseorang memiliki perasaan iri dan cemburu terhadap individu yang mendapatkan perlakuan beauty privilege tersebut.
Meskipun beauty privilege memberikan banyak keuntungan sosial bagi individu yang memiliki penampilan menarik, tentu dampak buruk dari perlakuan tersebut tidak dapat diacuhkan. Setiap tekanan untuk memenuhi standar kecantikan, pastinya akan menghilangkan rasa percaya diri seseorang. Oleh karena itu, perlu untuk mengubah perspektif akan kecantikan karena setiap orang memiliki keunikan dan keindahannya masing-masing.
ADVERTISEMENT