Konten dari Pengguna

Filsafat: Ibu dari Segala Ilmu yang Mulai Dilupakan

Vanessa Anabelle Herlin
Mahasiswi Jurnalistik Universitas Multimedia Nusantara
6 Desember 2021 15:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vanessa Anabelle Herlin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: iStock
zoom-in-whitePerbesar
sumber: iStock
ADVERTISEMENT
Jakarta - Filsafat, mungkin ini adalah sebuah kata yang kebanyakan kita dengar semenjak duduk di bangku kuliah. Jika kita lontarkan pertanyaan seperti, “Kamu belajar filsafat, gak?” kepada orang umum seringkali yang menjadi jawaban mereka adalah “Hah, apa tuh?”
ADVERTISEMENT
Ada juga orang-orang yang langsung mengatakan bahwa ini adalah ilmu yang terlalu sekuler dan sulit untuk dipelajari. Padahal, asumsi-asumsi terhadap filsafat yang beredar sekarang ini tidak selalu benar. Kalau begitu, apa itu Filsafat?
Filsafat merupakan sebuah ilmu yang berkembang semenjak masa Yunani Kuno. Secara etimologi, filsafat dibagi menjadi dua kata yang diambil dari bahasa Yunani. Ada philo yang berarti cinta dan sophia yang berarti kebijaksanaan. Maka, filsafat secara harfiah berarti mencintai kebijaksanaan.
Filsafat seringkali dikenal sebagai sebutan dari Ibu dari Segala Ilmu. Hal ini disebabkan segala sesuatu bisa dibahas di dalamnya. Tujuan utamanya adalah mencari hakikat dalam segala hal melalui dialog kritis.
Kenapa, sih, ilmu ini penting? Pertama, filsafat membantu seseorang untuk memiliki pemikiran yang kritis karena mereka mampu membedakan mana yang teruji dan tidak teruji serta berdasar dan tidak berdasar. Kedua, pemikiran analitis dapat terbentuk karena seseorang yang belajar filsafat akan langsung bertanya kepada hakikat suatu isu dan tahu bagaimana menjabarkannya. Ketiga, pemikiran holistik karena seseorang akan melihat sebuah masalah dalam perspektif yang menyeluruh.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, filsafat sudah mulai dilupakan secara perlahan. Menurut C.P. Snow, seorang dosen fisika di Universitas Cambridge, Inggris, relevansi dari filsafat semakin berkurang. Sebab Snow mengamati bahwa fakultas yang membahas tentang ilmu ini sudah mulai berkurang dari segi peminat dan fasilitas fisik di kampus pada 1950-an.
Ditambah dengan perkembangan ilmu dan teknologi di zaman modern ini menyebabkan banyak universitas yang mengurangi fakultas ilmu non-keahlian seperti filsafat, budaya, dsb; demi memperbanyak kapasitas program studi ilmu keahlian. Semakin ke sini orang-orang memilih sebuah program studi dengan motivasi untuk mendapatkan pekerjaan, sehingga mereka memilih ilmu keahlian.
Hal pengkotakan dan degradasi dari relevansi filsafat ini juga terjadi di Indonesia. Kita bisa melihat minimnya edukasi tentang filsafat di Indonesia kepada para pelajar dari tingkat pendidikan dasar hingga lanjut sekalipun. Hal ini tidak selalu berbicara tentang mata pelajarannya, tetapi dari bagaimana sistem pendidikan yang dijalankan. Kebanyakan sekolah di Indonesia memberikan ujian berbentuk pilihan ganda. Cara tersebut tidak mendukung pelajar untuk berpikir dan mengemukakan pemikiran kritisnya, tetapi memaksa mereka untuk menghafal.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, ada beberapa tips untuk setiap kita agar lebih familiar dengan filsafat dan mempelajarinya dengan mudah.
1. Baca buku tentang filsafat.
Seringkali ketika berbicara tentang buku yang membahas filsafat, kita akan berpikir bahwa “Ah, buku ini pasti susah dibaca dan membosankan!”. Akhirnya, kita menjadi langsung malas dan memilih untuk tidak membacanya sama sekali. Padahal, sudah banyak buku yang mengangkat ilmu filsafat ini dengan narasi yang mudah dipahami dan cerita yang seru. Contohnya adalah buku "Dunia Sophie" karangan Jostein Gaarder. Buku ini akan membawa kita mengikuti petualangan Sophie setelah ia mendapatkan surat-surat misterius yang berisi berbagai pertanyaan dan pemikiran filsuf di dalamnya.
2. Menonton video tentang pemikiran para filsuf dan hubungannya dengan kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Betapa beruntungnya kita yang tinggal di zaman modern ini! Melalui kanal YouTube, kita bisa menemukan banyak sekali video dari para pembuat konten yang membahas filsafat dengan penyampaian yang singkat, jelas, dan padat serta animasi yang menarik. Salah satunya adalah channel Youtube dari CrashCourse. Di dalam video-videonya, CrashCourse memaparkan pemikiran para filsuf dengan cara yang ringan diselingi dengan berbagai lelucon yang membuat filsafat terasa sangat ringan dan mudah untuk dimengerti. Mereka seringkali juga menampilkan berbagai ilustrasi yang lucu dan memudahkan kita untuk mengerti sebuah konsep pemikiran filsuf di dalam suatu situasi kehidupan sehari-hari.
3. Ikuti akun-akun di media sosial yang membahas tentang filsafat.
Jika membaca buku atau menonton video memakan waktu terlalu banyak, ada alternatif lain untuk setiap kita yang sibuk agar tidak kelewatan untuk mempelajari filsafat. Caranya adalah kita bisa mengikuti akun-akun edukasi filsafat di media sosial seperti Instagram. Akun-akun tersebut adalah @Budikerti.id, @_logosid, @Schole_id, dan masih banyak lainnya. Mereka mengunggah berbagai pemikiran filsuf dengan contoh-contoh yang relevan dengan kehidupan kita sekarang ini. Seperti membahas tentang film yang sedang marak dibicarakan dan hubungannya dengan pemikiran para filsuf. Ataupun secara sederhana menjabarkan pemikiran para filsuf.
ADVERTISEMENT
Filsafat adalah ilmu yang penting dan sebenarnya di zaman sekarang ini sudah semakin mudah untuk dipelajari. Oleh karena itu, mari kita edukasi diri masing-masing dan juga orang di sekitar untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang memiliki pemikiran kritis.
Sumber: Plato.stanford.edu, Pengantar Filsafat, Dunia Sophie, Youtube.com, Instagram.com.