Konten dari Pengguna

KNIL: Tentara Kerajaan Hindia Belanda

Vani Rahma Sari
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang
23 Maret 2022 15:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vani Rahma Sari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
KNIL: Tentara Kerajaan Hindia Belanda (Sumber Penulis)
zoom-in-whitePerbesar
KNIL: Tentara Kerajaan Hindia Belanda (Sumber Penulis)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
KNIL (Koninklijk Nederlandsch Indische Leger) adalah tentara kerajaan Hindia Belanda. Terdapat dua versi tentang tahun berdirinya KNIL, yaitu bahwa KNIL berdiri tahun 1814 dan tahun 1830, ini karena KNIL sesungguhnya tidak serta merta langsung berdiri, ada cikal bakalnya.
ADVERTISEMENT
Tahun 1814 adalah menjadi cikal bakalnya tentara KNIL, ini terjadi karena awalnya KNIL dibutuhkan bukan untuk kepentingan Hindia Belanda, tetapi pada masa VOC yang sebagai perusahaan dagang, mereka membutuhkan tentara, mereka seperti sebuah negara yang membutuhkan pertahanan, karena mereka ingin terjamin dalam aktivitasnya dan membutuhkan tentara untuk menakut-nakuti agar tidak mendapatkan perlawanan dari rakyat. Maka dari itu mereka merekrut tentara bayaran.
Pada tahun 1800-an setelah VOC mengalami kebangkrutan, tetapi pengaruhnya masih sangat kuat terhadap tentara bayaran tadi, tentara-tentara ini masih ada, masih ngambang nasibnya, belum adanya organisasi untuk mereka. Inilah yang menjadi cikal bakal KNIL. Pada 1800-an ini juga Belanda mengalami serangan dari Perancis, maka bisa dikatakan bahwa Indonesia pada masa itu Hindia Belanda dijajah oleh negara yang terjajah.
ADVERTISEMENT
Maka pada 1811 pemerintah Hindia Belanda membentuk tatanan baru koloni yaitu dengan merekrut ulang atau reorganisasi tentara-tentara bayaran tadi, tetapi pada masa ini statusnya belum KNIL. Baru pada 1830 KNIL ada secara resmi, ini terjadi setelah perang Diponegoro. Perang Diponegoro begitu membekas dan berpengaruh pada mereka, memberi perasaan takut akan terulang kembalinya perang seperti ini, mengingat Perang Diponegoro ini begitu menguras Belanda. Maka, setelah selesainya perang ini dibutuhkan tatanan yang stabil, dan ini tidak mungkin jika tidak dengan militer, maka dibentuklah KNIL.
Keanggotaan KNIL ini berasal dari kumpulan legiun asing seperti orang-orang Perancis, Jerman, Swiss, dan Belgia. Tidak hanya itu saja, orang-orang pribumi juga ada yang tergabung dalam keanggotaan KNIL, yang paling mendominasi adalah Maluku, Jawa, dan Manado. Faktor-faktor yang membuat orang pribumi ini tergabung dalam keanggotaan KNIL adalah kedekatan mereka dengan kerajaan Hindia Belanda seperti Maluku yang memiliki relasi yang baik dengan mereka, ada pula karena mereka hanya ingin bergabung dan bekerja di sana untuk mendapatkan gaji.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya KNIL juga tidak selalu efektif dalam menghadapi perlawanan-perlawanan yang ada, perlawanan yang melibatkan KNIL ada pula yang diselesaikan dengan jalur politik, seperti dalam pertempuran Aceh yang pada akhirnya mereka dapat melawan Aceh tetapi bukan dengan militer, tetapi dengan siasat politik dalam melawannya. Ini karena jumlah KNIL tidak begitu banyak, mereka kurang dari 100.000 personil, mereka efektif hanya untuk terror atau menakut-nakuti saja.
Semasa kedatangan Jepang KNIL ini banyak yang melarikan diri, untuk orang-orang kulit putih banyak yang melarikan diri ke Australia, sedangkan untuk pribumi mereka lebih memilih untuk menyamarkan dirinya adalah anggota KNIL.
KNIL dibubarkan pada tahun 1950, bahkan Ratu Juliana memberikan pilihan bagi para prajurit KNIL. Mereka diberi pilihan apakah ingin menjadi veteran di Belanda atau menjadi tentara di Irian Barat yang pada masa itu belum diputuskan statusnya. Ada juga pilihan untuk melebur menjadi tentara APRIS, tetapi banyak yang menolak akan hal itu, terutama orang-orang Maluku yang mana mereka lebih dekat dengan kerajaan Belanda, bahkan mereka membentuk pemerintahan sementara RMS (Republik Maluku Selatan).
ADVERTISEMENT