Konten dari Pengguna

Mari Mengenal Morfologi Rotifera Dari Sampel BBPBL (Brachionus plicatilis)

Vania Hasya Alfaira
Saya merupakan seorang Mahasiswa Universitas Lampung semester 2
9 Juni 2025 16:25 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Tulisan dari Vania Hasya Alfaira tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Rotifera (Brachionus plicatilis) adalah salah satu jenis zooplankton yang umum digunakan sebagai pakan alami bagi larva ikan laut pada tahap awal pertumbuhan dan perkembangannya. Keunggulan Brachionus plicatilis sebagai pakan adalah ukurannya kecil (150-220 µm), berenang lambat sehingga mudah dimangsa oleh larva, waktu kultur relatif singkat, laju reproduksi tinggi, kandungan gizi cukup tinggi serta dapat diperkaya dengan asam lemak dan antibiotik. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami morfologi dan anatomi Brachionus plicatilis. Praktikum ini dilakukan dengan cara meletakan sampel Brachionus plicatilis di bawah mikroskop dengan pembesaran 40x dan 100x yang kemudian dilakukan penggambar spesimen Brachionus plicatilis. Lalu hasil dari analisis yang terlihat di mikroskop di gambar dibuku panduan praktikum lalu di analisis juga struktur anatomi nya. Hasil dari observasi praktikum di laboratorium kami menemukan jenis rotifera yang memiliki bentuk morfologi sama seperti Brachionus plicatilis. Organisme ini mudah dikultur secara massal dengan laju reproduksi yang tinggi dan siklus hidup yang singkat (betina 14-16 hari, jantan 3-4 hari). Observasi morfologi di laboratorium menunjukkan kesesuaian dengan deskripsi Brachionus plicatilis dari berbagai penelitian.
ADVERTISEMENT
Pakan alami dari kelompok zooplankton yang dapat digunakan salah satunya adalah rotifera. Branchionus plicatilis adalah salah satu anggota filum rotifera yang sejak lama dimanfaatkan menjadi pakan alami ikan, terutama untuk larva ikan. Branchionus plicatilis memiliki rerata ukuran 0,01 - 1 mm, hidup di perairan air payau atau air laut, memakan jasad renik, mikroalga, bakteri, protozoa, dan dalam budidaya juga dapat memakan ragi. Rotifera memiliki jangka hidup yang relatif singkat. Rotifera betina memiliki jangka hidup rata rata 14-16 hari, sedangkan rotifera jantan antara 3-4 hari (Christian dan Madyaningrana, 2023).
Sampel praktikum ini diperoleh di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL), Jl. Yos Sudarso, Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Sampel yang digunakan merupakan jenis Brachionus plicatilis yang di dapat dari salah satu kolam BBPBL. Pengambilan sampel dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 4 Mei 2025. pengambilan sampel Brachionus plicatilis ini di bantu oleh pihak BBPBL itu sendiri. Praktikum ini dilakukan dengan cara meletakan sampel Brachionus plicatilis di bawah mikroskop dengan pembesaran 40x dan 100x yang kemudian dilakukan penggambar spesimen Brachionus plicatilis. Lalu hasil dari analisis yang terlihat di mikroskop di gambar dibuku panduan praktikum lalu di analisis juga struktur anatomi nya.
sumber : Brachionus plicatilis pada pengamatan mikroskop di Universitas Lampung by vania hasya alfaira
Hasil dari observasi praktikum di laboratorium kami menemukan jenis rotifera yang memiliki bentuk morfologi sama seperti Brachionus plicatilis. Hal ini sesuai dengan penelitian Christian dan Madyaningrana, Brachionus plicatilis mempunyai rata-rata ukuran 0,01 - 1 mm, hidup di perairan air payau atau air laut, memakan jasad renik, mikroalga, bakteri, protozoa, dan dalam budidaya juga dapat memakan ragi. Rotifera memiliki jangka hidup yang relatif singkat. Rotifera betina memiliki jangka hidup rata rata 14-16 hari, sedangkan rotifera jantan antara 3-4 hari (Christian dan Madyaningrana, 2023).
ADVERTISEMENT
Brachionus plicatilis ini organisme yang termasuk dalam kelompok zooplankton dan memiliki peran penting sebagai sumber pakan hidup bagi berbagai spesies ikan yang dibudidayakan. Ukurannya yang relatif kecil, sekitar 100-300μm, juga menjadi salah satu aspek penting. Selain itu, Brachionus plicatilis memiliki keunggulan lain, yaitu gerakannya yang sangat lambat, sehingga mudah ditangkap oleh larva ikan. Selain itu, organisme ini juga mudah dicerna oleh larva ikan, dapat dikultur secara massal, serta memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat berdasarkan siklus hidupnya. Di samping itu, ia tidak memproduksi racun atau bahan lainnya yang dapat membahayakan larva, dan memiliki nilai gizi yang sangat baik untuk mendukung pertumbuhan larva (Sukiandi et al., 2021).
Brachionus plicatilis berperan sebagai pakan larva ikan pada awal pertumbuhan dan perkembangannya. Brachionus plicatilis dapat hidup di daerah tropis dan subtropis. Kehidupan Brachionus plicatilis dipengaruhi oleh beberapa faktor ekologi perairan antara lain: suhu, oksigen terlarut dan pH. Rotifera juga merupakan mata rantai penting dalam keberhasilan usaha pembenihan ikan, sehingga rotifera umumnya di kultur massal untuk diberikan sebagai pakan pada fase larva. Rotifera juga berpeluang besar dijadikan sebagai biokapsul alami bagi larva, karena dapat mentransfer senyawa senyawa dari lingkungan ke tubuh larva (Sulystyaningsih et all., 2023). Keunggulan lain yang dimiliki Brachionus plicatilis sebagai pakan adalah ukurannya yang relatif kecil (150-220 µm), daya renang lambat sehingga dapat dengan mudah ditangkap oleh larva ikan, waktu budidaya relatif singkat, laju reproduksi tinggi (Tenri, 2023).
ADVERTISEMENT
Sistem osmoregulasi Brachionus plicatilis dipengaruhi oleh salinitas. Dengan demikian ada kecenderungan dengan naiknya salinitas akan menurunkan kepadatan populasi rotifer Brachionus plicatilis. Tingginya salinitas pada media akan menyebabkan jaringan tubuh Brachionus plicatilis cenderung kehilangan cairan akibat tekanan osmotik yang berbeda. Jika kondisi ini terus berlangsung maka akan menurunkan reproduksinya. Selain itu kondisi salinitas yang tidak sesuai menyababkan rotifer stress dan berhenti berenang. Waktu penggandaan diri atau double time Brachionus plicatilis adalah waktu yang dibutuhkan Rotifer untuk memperbanyak populasi antara satuan waktu periode pengamatan (per jam). Perlakuan P3 menunjukkan waktu penggandaan diri paling lama, yaitu 2,14 jam. semakin singkat waktu regenerasi, maka pertumbuhan populasi akan berlangsung lebih cepat. Hal ini karena individu membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk berkembang biak, sehingga populasi bisa mencapai kepadatan maksimum dalam waktu yang lebih singkat (Setiyno, 2020). Brachionus plicatilis mampu menyesuaikan diri dengan baik terhadap perubahan lingkungan dan tergolong sebagai hewan eutitropik yang tahan terhadap perubahan suhu, baik harian maupun tahunan. Kisaran suhu yang bisa ditoleransinya berbeda-beda, tergantung pada kemampuan adaptasinya di lingkungan tempat ia hidup (Sulystyaningsih et all., 2023).
ADVERTISEMENT
Praktikum ini jelas menunjukkan bahwa Brachionus plicatilis adalah zooplanton yang vital sebagai pakan hidup untuk larva ikan. Nilai pentingnya ini di dasarkan pada beberapa karakteristik sebagai berikut ukuran dan gerakan ideal, mudah di cerna dan bergizi tinggi, kemudahan kultur massal, morfologi yang sesuai menjadikan pakan hidup yang tak tergantikan dalam akuakultur berkontribusi signifikan terhadap keberhasilan pemeliharaan berbagai spesies ikan di tahap larva. Rotifera adalah salah satu jenis zooplankton yang sering digunakan sebagai bahan pakan alami bagi larva ikan laut pada tahap awal pertumbuhan dan perkembangannya. Hal ini dikarenakan keunggulan Brachionus plicatilis mempunyai bentuk morfologinya yang sesuai yaitu ukurannya yang kecil, gerakannya yang lambat sehingga mudah untuk dimangsa, laju reproduksi yang tinggi, serta kandungan gizi yang tinggi. Berdasarkan hasil observasi praktikum bisa disimpulkan bahwa jenis rotifernya yang ditemukan adalah brachionus plicatilis dengan ukuran 0,01-1mm. Biasanya rotifera memiliki jangka hidup yang relatif singkat, rotifera betina memiliki jangka hidup rata rata 14-16 hari, sedangkan rotifera jantan antara 3-4 hari hal ini juga sesuai dengan referensi jurnal oleh Christian dan Madyaningrana.
ADVERTISEMENT
Referensi :
Christian, Y. A., & Madyaningrana, K. (2023). Pengaruh Pemberian Pakan Kombinasi Nannochloropsis sp, Saccharomyces cerevisiae dan Tepung Ikan Tongkol Terhadap Pertumbuhan Populasi Branchionus plicatili. SCISCITATIO, 4(1), 15-22.
Sukiandi, S., Diniarti, N., & Lestari, D. P. (2021). Pengkayaan Vitamin dan Minyak Ikan Pada Ragi Roti Sebagai Pakan Brachionus plicatilis yang Diberikan Dengan Metode Tetes. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 14(1), 43-47.
Tenri, T. W. (2023). Potensi Ampas Tahu Dan Ragi Roti Sebagai Pengkaya Untuk Pertumbuhan Populasi Rotifera (Brachionus Sp.) (Doctoral Dissertation, Universitas Sulawesi Barat).
Setiyno, E. (2020). Pertumbuhan dan perkembangan kultur rotifer (Brancionus plicatilis) skala intermediet dengan penggunaan pakan Nannochloropsis oculata. In SENASTER" Seminar Nasional Riset Teknologi Terapan" (Vol. 1, No. 1).
ADVERTISEMENT
Sulystyaningsih, N. D., Aditya, K., WSK, L. A. T. T., & Muahiddah, N. (2023). Pengaruh pemberian ragi roti dan pupuk urea terhadap pertumbuhan rotifer (Brachiounus plicatilis). Jurnal Agroqua: Media Informasi Agronomi dan Budidaya Perairan, 21, 11-18.
Penulis :
(Melda Rizta Viola, Universitas Lampung), (Tegar Alfa Saputra, Universitas Lampung), (Vania Hasya Alfaira, Universitas Lampung), Juwita Amelia Stevan M., Universitas Lampung), (Muhammad Adi Saputra, Universitas Lampung).
Dosen Pengampu : Esti Harpeni , ST., MAppSc., Muhammad Kholiqul Amiin, S.Pi., M.Si., Oktora Susanti, S. Pi., M. Si.
Asisten Dosen : Muhammad Angga