Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Aku, Corona dan Bahagia
15 Mei 2020 11:07 WIB
Tulisan dari vania widyadari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebelum ada pandemi ini kita bisa bebas pergi kemana aja. Mengunjungi tempat A lalu mall B dan kembali lagi ke tempat A. Hal ini merupakan rutinitas yang biasa kita kerjakan bukan?
ADVERTISEMENT
Lalu corona datang mengubah segalanya. Tempat wisata ditutup. Mall ditutup. Bahkan toko-toko dipinggir jalan pun ditutup. Kita semua dihimbau untuk selalu berada dirumah aja. Kerja dari rumah. Belajar dari rumah. Ibadah dari rumah.
Rumah yang biasanya cuma menjadi tempat untuk tidur bagi sebagian orang kini menjadi tempat yang harus ditinggalin 24 jam penuh. Tak ada lagi hingar bingar Ibu Kota. Kemacetan yang dulu selalu kita benci kini menjadi sesuatu yang kita rindukan.
Kita harus Saling meredakan ego masing-masing demi satu musuh yang berukuran kurang dari 0.5 millimeter ini. Musuh yang tak kasat mata sehingga kita tidak mengetahui dimana ia berada.
Corona memang menyebalkan.
Corona membuat kita jauh dari orang-orang yang disayangi. Jauh dari pacar dan Jauh dari sahabat yang biasanya saling berbagi tawa
ADVERTISEMENT
Corona membuat kita berhenti melakukan hal yang kita sukai. Tak ada lagi window shopping yang menyenangkan bagi wanita. Tak ada lagi pertandingan bola yang ditunggu oleh para pria. Kegiatan perkantoran, jual-beli, bahkan belajar-mengajar pun tidak bisa berjalan dengan normal.
Oh corona
Hadirmu memang merugikan banyak pihak. Namun aku berterimakasih, berkatmu aku menemukan arti kebahagiaan yang sesungguhnya.
Dahulu aku terlalu sibuk dengan urusan dunia luar. Dahulu aku selalu mencari kebahagiaan di jalanan. lupa bahwa aku memiliki banyak hal menyenangkan yang bisa kulakukan didalam rumah.
Aku yakin ada hikmah dibalik semua peristiwa ini. Sebelum ada corona, Aku dan adikku jarang tertawa bersama. Kini kita bisa menertawakan hal-hal remeh yang sebenarnya tidak lucu.
ADVERTISEMENT
Mencoba berbagai resep baru bersama Ibu dan menonton drama Korea adalah rutinitas yang selalu kami kerjakan agar terhindar dari kebosanan.
Wahai corona.
Terimakasih telah hadir sehingga aku dapat mengerti bahwa kebahagiaan yang perlu dicari. Bahagia berasal dari hati. Buatlah diri sendiri senang maka kebahagiaan akan muncul dengan sendirinya. (vania widyadari/PNJ)