Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Cerita Sagu Warisan Kesultanan Melayu Lingga
6 Agustus 2024 9:58 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Vioni Derosya PhD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sagu sebagai Warisan Kesultanan Melayu Lingga
ADVERTISEMENT
Siapa bilang sagu hanya dari Timur Indonesia? Salah satu daerah penghasil sagu di kawasan barat adalah daerah Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau. Kabupaten ini terdiri dari pulau besar dan kecil dengan pemandangan laut dan pantai yang indah. Tapi siapa sangka daerah ini juga daerah penghasil sagu. Sagu telah diolah dan dijadikan komoditas dagang sejak zaman kejayaan Kesultanan Melayu Lingga. Sagu diperdagangkan tidak hanya di daerah sendiri namun hingga ke daerah Johor dan wilayah yang termasuk ke dalam Singapura sekarang.
ADVERTISEMENT
Hingga hari ini produksi sagu masih berlangsung sebagai warisan kesultanan yang dilakukan secara kekeluargaan dan turun temurun. Bahkan proses dan alat produksi yang dipakai telah digunakan hingga 3 keturunan. Setiap keluarga diamanahi kesultanan sebidang lahan sagu yang apabila pohon sagunya sudah layak panen akan segera ditebang. Batang sagu hasil panen kemudian dipotong dan dibawa ke pengilangan untuk diekstrak patinya.
Ya, tepung pati sagu diperoleh dengan mengekstrak bagian batang tanaman sagu. Di kilang tepung sagu milik keluarga, potongan batang sagu dipotong kecil-kecil dan diparut. Parutan halus tersebut ditambahkan air untuk mengeluarkan patinya. Agar tahan lama dan mudah dijual, pati basah harus dikeringkan sebelum dikemas. Pada umumnya pati basah dikeringkan di bawah sinar matahari.
ADVERTISEMENT
Teknologi Pengeringan Pati Sagu sejak Zaman Kesultanan
Alih-alih menggunakan sinar matahari seperti produksi tepung pada umumnya, proses pengeringan tepung sagu di daerah Lingga ini tergolong unik. Pati basah dihamparkan pada lantai pengering yang memiliki tungku pemanas di bagian bawahnya. Tepung kemudian dibolak-balik menggunakan alat dari kayu agar pengeringan merata.
Teknik pengeringan yang dilakukan masyarakat Lingga ini telah lama digunakan. Buktinya, lantai pengering dan tungku milik sultan Kerajaan Lingga dijadikan situs bersejarah. Situs ini terletak di daerah Istana Robat sebagai salah satu cagar budaya setempat.Sagu tidak terpisahkan dari kebudayaan orang Melayu Lingga. Sagu diolah menjadi sohun kering, lakse dan kue kering.
Live Update