news-card-video
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Pupuk Organik Batang Pisang untuk Pertanian Berkelanjutan Lahan Sawah

VDST IAAS Indonesia
International Association of Students in Agricultural and Related Sciences (IAAS) merupakan organisasi terbesar di dunia dalam bidang pertanian dan ilmu terkait. IAAS Indonesia memiliki 11 Local Committees di seluruh kota Indonesia.
12 September 2021 20:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari VDST IAAS Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Memasuki masa orde baru tahun 1970, Negara Indonesia mengupayakan untuk meningkatkan produktivitas tanaman pertanian dengan cara modernisasi penggunaan teknologi budidaya pertanian yang dikenal dengan revolusi hijau. Penggunaan pestisida dan pupuk kimia merupakan contoh dari teknologi budidaya pertanian di masa Revolusi Hijau. Penggunaan pupuk kimia tidak hanya diterapkan dimasa itu saja namun, masih banyak dijumpai pada budidaya pertanian saat ini.
ADVERTISEMENT
Faktor utama petani sering memakai pupuk kimia yaitu karena ketersediaannya yang mudah untuk didapatkan dan memberikan efek yang sangat cepat dirasakan untuk meningkatkan produksi pertanian. Namun apakah kalian berpikir bahwa penggunaan pupuk kimia yang berkepanjangan dapat menimbulkan bahaya? Penggunaan pupuk kimia yang berkepanjangan menyebabkan permasalahan pada lahan yaitu dapat merusak unsur hara tanah, selain itu juga menimbulkan permasalahan pada manusia yaitu produksi hasil pertanian yang didapat mengandung zat kimia yang membahayakan tubuh karena dapat mengendap didalam tubuh apabila dikonsumsi secara terus-menerus (Marwatika, 2020).
Melihat dampak buruk yang diberikan dari penggunaan pupuk kimia berkepanjangan dapat diatasi dengan penggunaan pupuk organik. Pemberian pupuk organik memberikan berbagai manfaat seperti untuk meningkatkan C-organik tanah, dan dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah seperti struktur tanah, daya mengikat air, dan kation-kation tanah. Pupuk organik dapat dijadikan sebagai alternatif pertanian berkelanjutan terutama di lahan sawah karena tidak menimbulkan bahaya baik bagi lingkungan dan makhluk hidup karena sifatnya yang alami. Menurut Lasmini dkk (2019), kualitas dan jumlah ketersediaan pupuk organik yang memadai dapat dijadikan sebagai langkah awal upaya mewujudkan pembangunan pertanian berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Jenis dari pupuk organik banyak sekali dan dapat dibuat sendiri dengan memanfaatkan sisa tanaman atau kotoran hewan ternak yang tersedia, salah satu sisa tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yaitu batang tanaman pisang. Menurut Efelina dkk (2018), batang pisang dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair karena batang pisang memiliki kandungan air dan serat (selulosa) yang cukup tinggi, mineral kalium, kalsium, fosfor, dan besi. Berikut merupakan alat dan bahan sekaligus cara membuat pupuk organik cair batang pisang.
Alat dan Bahan : batang pohon pisang, gula pasir, air, tong plastik, gayung, pengaduk, masker, sarung tangan, dan EM4.
Langkah Pembuatan :
1. Mencacah batang pohon pisang hingga kecil dengan ukuran kurang lebih 3-4 cm dan masukkan cacahan batang pohon pisang kedalam tong plastik.
ADVERTISEMENT
2. Campurkan 2 kg gula pasir dengan EM4.
3. Gula dan EM4 yang sudah tercampur dimasukkan ke dalam tong plastik yang berisikan cacahan batang pohon pisang.
4. Tutup tong plastik agar terjadi fermentasi kurang lebih 14 hari.
5. Pupuk organik cair batang pisang yang berhasil yaitu menimbulkan gas yang menyebabkan wadah tong plastik menggelembung, terdapat tetes-tetes air, aroma fermentasi seperti tape dan berwarna keruh, dan terdapat warna putih pada permukaan larutan maupun dinding tong plastik.
6. Fermentasi yang sudah berhasil dapat disaring untuk diambil airnya dan selanjutnya dapat digunakan.
Bagaimana, mudah bukan untuk membuat pupuk organik demi tercapainya pertanian berkelanjutan?
Written by: Shinta Khoiron Nisa - IAAS LC UNEJ
ADVERTISEMENT
Referensi:
Efelina V., E. Purwanti, S. Dampang, R. Rahmadewi. 2018. Sosialisasi Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Batang Pohon Pisang di Desa Mulyajaya Kecamatan Telukjambe Timur Kabupaten Karawang. Senadimas. 357-359.
Lasmini S. A., Tarwono, N. Edy. 2019. Penerapan Sistem Usaha Tani terpadu dan Berkelanjutan untuk Peningkatan Pendapatan Masyarakat Berbasis Zero Waste Farming System. Pengabdian pada Masyarakat, 7(1): 20-28.
Marwatika A. I. 2020. Pembuatan Pupuk Organik Sebagai Upaya Pengurangan Ketergantungan Petani Terhadap Pupuk Kimia di Dusun Sidowayah, Desa Candimulyo, Kecamatan Dolopo, kabupaten Madiun. Indonesia Engagement Journal, 1(1): 17-28.