Konten dari Pengguna

Metode Pembelajaran bagi Anak Difabel: Mewujudkan Pendidikan Inklusif

Vensca Tipawael
Mahasiswa Magister Administrasi Pendidikan, Universitas Kristen Satya Wacana.
10 Agustus 2024 10:21 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vensca Tipawael tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Difabel adalah seseorang penyandang disabilitas fisik, mental, intelektual atau sensori jangka panjang yang berinteraksi dengan berbagai hambatan dalam diri penyandang disabilitas yang dapat mencegah setiap aktivitas dalam lingkungan masyarakat karena kesetaraan dengan orang lain ((The Convention on the Human Rights of Persons with Disabilities and the Optional Protocol to the Convention., 2007).
Sumber: NuSABALI.com
Difabel adalah bagian dari keberagaman masyarakat bahkan di dalam dunia pendidikan. Difabel juga memiliki hak yang wajib dihormati, dilindungi dan dipenuhi, termasuk hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Perluasan pendidikan bagi siswa difabel menjadikan banyak siswa difabel yang berperan dalam dunia pendidikan (Wisbey & Kalivoda, 2016). Peningkatan siswa difabel mengakibatkan mesti adanya pengembangan pendidikan inklusif. Pendidikan inklusi diperuntukkan bagi siswa difabel karena dalam proses pembelajarannya dilakukan setara, karena semua siswa dianggap memiliki nilai yang sama dalam lingkungan masyarakat (Morina., 2017).
ADVERTISEMENT
Terkait dengan inklusi berarti memberikan pendidikan yang utuh dan holistik bagi setiap individu yang difabel yang mencakup kurikulum, lingkungan dan interaksi yang terjadi di dalam lingkungan tersebut (Yusuf, 2015). Pendidikan yang inklusif memberi dampak bagi siswa difabel agar mereka tidak merasakan hal itu menjadi bentuk kelemahan, namun dapat dilihat sebagai salah satu kesehatan yang tidak sama dengan anak lainnya dan dapat beraktivitas dengan caranya sendiri untuk mencapai suatu prestasi yang baik.
Pendidikan inklusif menerapkan proses pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan setiap individu yang difabel agar siswa dapat merasa nyaman dan penuh semangat untuk berpartisipasi serta merasa berharga di tempat dimana siswa melakukan proses pembelajaran. Proses pendidikan bagi siswa difabel mestinya didukung dengan fasilitas yang tepat sesuai dengan kebutuhan setiap individu, sehingga siswa akan diperhadapkan dengan keterbatasan pilihan.
ADVERTISEMENT
Berbagai tantangan dihadapi dalam dunia pendidikan bagi siswa difabel contohnya fasilitas yang tidak sesuai dengan kebutuhan siswa difabel, mendapat perlakuan diskriminasi dari siswa non-difabel, model pembelajaran tidak adaptif, menciptakan lingkungan yang tidak ramah, serta sarana prasarana yang tidak sesuai dengan kebutuhan siswa dalam penerapan pendidikan inklusif (Morina, 2017). Bertalian dengan persoalan yang dihadapi maka, dalam proses pendidikan bagi siswa difabel mesti diterapkan pendidikan inklusif yang adaptif.
Pembelajaran inklusif yang adaptif dapat dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip desain umum (universal desaign) sebagai berikut (https://universaldesign.ie/):
1. Pelaksanaan adil (equitable use): Sistem pendidikan (kurikulum) yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang beragam.
2. Penerapan yang fleksibel (flexibility in use): Dirancang sesuai dengan pilihan dan kemampuan setiap peserta didik.
ADVERTISEMENT
3. Proses yang mudah dan intuitif (simple and intuitive use); pendidikan yang mudah dipahami tanpa adanya pengalaman, bisa menguasai bahasa dan kefokusan dari peserta didik.
4. Informasi jelas (perceptible information); informasi disampaikan secara cepat dan mudah kepada peserta didik.
5. Toleransi kesalahan (tolerance for error); kurikulum pembelajaran mesti mengurangi tindakan yang tidak dikehendaki.
6. Low physical effort; pembelajaran dilakukan secara menyenangkan, asik, efisien dan mengurangi pembelajaran yang melelahkan.
7. Ukuran dan ruang untuk pendekatan dan penggunaan (size and and space for approach and use); menyediakan ruang yang mampu untuk pendekatan, pencapaian, manipulasi, dan penggunaan, dengan meniadakan tantangan yang dapat dialami peserta didik akibat ukuran atau postur tubuh dan mobilitas yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Selain prinsip-prinsip diatas, metode pembelajaran yang diterapkan bagi siswa difabel harus diperhatikan dengan baik oleh pendididk (guru), agar siswa difabel nyaman dengan proses belajar yang dilakukan. Metode pembelajaran yang inklusif sangat dibutuhkan dalam hal ini untuk membuat siswa menjadi semangat. Ada dua metode pembelajaran inklusif, seperti berikut:
- Differentiated intruction (Instruksi berbeda): metode ini dilakukan oleh guru dengan melihat kebutuhan siswa agar dalam proses pembelajarannya disesuaikan dengan kebutuhan.
- Universal design for learning (UDL): metode pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan yang dirancang sejak awal bagi setiap siswa.
Selain itu dalam proses pembelajaran mestinya guru menggunakan teknologi sebagai alat bantu untuk mempermudah siswa dapat memahami setiap materi yang disampaikan seperti perangkat lunak dan alat komunikasi alternatif yang lainnya. Guru juga membuat pendekatan kolaborasi dengan berbagai pihak seperti orang tua dan para spesialis untuk dapat merancang strategi pembelajaran yang kreatif bagi siswa difabel.
ADVERTISEMENT
Ketika prinsip-prinsip dan metode pembelajaran inklusif dapat diterapkan dengan baik dalam pendidikan bagi anak difabel, maka akan membawa dampak yang baik dalam dunia pendidikan dan mewujudkan pendidikan inklusif yang bermanfaat bagi siswa difabel bahkan berdampak bagi peserta didik yang lainnya.
Sumber:
- Agung, N. L. M. (2016). Model Dan Strategi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Dalam Setting Pendidikan Inklusi. Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, 2(2), 19–29.
- Garnida, E. (2015). Peran Guru Pada Sekolah Inklusi. Pustaka Pelajar.
- Hamalik, O. (2014). Pendidikan Inklusi. Ghalia Pustaka.
- Nurul, dkk "Peranan Guru Dalam Pendidikan Inklusif Untuk Pencapaian Progra: Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s)". Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol.4, No.1, 2020, pp 55-6
ADVERTISEMENT