5 Subsektor Industri Kreatif Indonesia yang Paling Banyak Diminati

Photo credit: beritagar.id

Sadarkah kamu bahwa saat ini industri kreatif mulai dilirik banyak orang di Indonesia? Menurut riset yang dilakukan oleh situs Cewekbanget.id, pada 2016 lalu jumlah penduduk Indonesia dengan pekerjaan utama ekonomi kreatif sudah mencapai 16,91 juta. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2015 sebanyak 16,96 juta. Sedangkan, masih dari riset yang sama, jumlah ekonomi kreatifnya sendiri mencapai 8,2 juta.

Dengan statistik yang cukup tinggi tersebut, tidak mengejutkan apabila industri kreatif berhasil menyumbang Rp922 triliun pada domestik bruto (PDB) negara di 2016 lalu, dengan rata-rata kenaikan per tahun mencapai Rp70 triliun.

Tentunya para pelaku ekonomi kreatif di Indonesia tersebar pada enam belas subsektor yang ada. Namun, setidaknya ada lima subsektor yang bisa dibilang paling “laris” dipilih kebanyakan orang sebagai tempat untuk kejar mimpi mengembangkan industri kreatif di Indonesia.

Fashion

Photo credit: Fimela.com

Menurut data dari Kementerian Perindustrian RI, fashion merupakan salah satu subsektor industri kreatif yang memiliki kontribusi ekonomi tinggi. Bahkan industri fashion dianggap mampu untuk menjadi penggerak dalam perkembangan industri kreatif Indonesia, lho. Selain itu, sekarang sudah banyak desainer asli Indonesia yang karyanya diakui oleh publik mancanegara. Sebut saja desainer Sebastian Gunawan dan Tex Saverio.

Selain terinspirasi oleh desainer yang sudah mampu go international, subsektor fashion menjadi laris karena anak muda Indonesia kini semakin melek dengan mode. Hal ini didukung juga dengan bertambahnya event khusus fashion di tanah air, mulai dari tingkat lokal hingga mancanegara. Untuk mewadahi hal ini, diperlukan adanya edukasi tentang fashion yang lebih baik, caranya adalah dengan membangun sekolah mode yang memenuhi syarat dan berkualitas.

Kuliner

Photo credit: Tribun Travel

Subsektor kuliner adalah subsektor yang paling mendominasi industri kreatif Indonesia. Dari total kontribusi ekonomi kreatif terhadap perekonomian Indonesia, kuliner menyumbang 41,4% bagian. Potensi kuliner Indonesia untuk terus berkembang memang sangat besar. Ragam kuliner yang ada di tanah air juga begitu beragam dan masih banyak yang belum dikenal publik. Belum lagi fakta kalau manusia selalu butuh makanan, menjamin industri kuliner Indonesia akan terus hidup.

Kuliner juga selalu terbuka untuk inovasi teknologi, jadi industri ini tidak akan mudah kalah oleh zaman. Buat kamu yang suka dengan kuliner dan teknologi, kini Bekraf bahkan menyediakan wadah tersendiri berupa program Food Start Up. Lewat program ini, pelaku industri kuliner di Indonesia diharapkan bisa terus mengikuti perkembangan zaman.

Musik

Photo credit: Pexels

Masuk ke era digital, musik Indonesia punya peluang yang lebih besar kalau dibandingkan dengan era rekaman fisik. Dengan adanya layanan untuk streaming musik, masyarakat pelan-pelan mulai meninggalkan metode pembajakan. Saat angka pembajakan menurun, maka royalti untuk para musisi pun bisa tercukupi. Fakta ini bisa menjadi masa depan yang cerah buat para musisi yang menghasilkan dan mendistribusikan karyanya di tanah air.

Subsektor ini juga menarik karena dekat dengan kehidupan. Musik selalu mengiringi ke manapun kamu melangkah. Tentu tidak mengherankan lagi kalau banyak yang bisa mempelajari musik secara otodidak dan menghasilkan karya nantinya.

Fotografi

Photo credit: Pexels

Bisa dibilang subsektor industri kreatif Indonesia yang laris adalah subsektor yang familiar bagi anak-anak muda. Selain tiga poin yang telah disebutkan, ada pula industri fotografi. Industri ini juga dekat dengan generasi muda karena bisa menjadi hobi yang menyenangkan. Bukan cuma itu, fotografi diminati karena memiliki peluang yang besar untuk menghasilkan pemasukan.

Apresiasi masyarakat Indonesia terhadap karya fotografi pun terbilang antusias. Buktinya bisa terlihat pada event pameran foto yang kini banyak dikunjungi oleh masyarakat. Dari pemerintah sendiri terus dilakukan perbaikan untuk bisa melindungi hasil karya fotografer Indonesia. Upaya agar karya fotografi Indonesia bisa mendapat exposure dari publik dunia pun terus dilakukan, salah satunya adalah dengan menggelar pameran luar negeri.

Film, animasi, dan video

Photo credit: Pexels

Subsektor yang laris berikutnya adalah film, animasi, dan video. Film, animasi, dan video ini bisa menjadi subsektor yang laris karena potensi penonton Indonesia sendiri sangat besar. Di samping itu, beberapa tahun belakangan, industri perfilman Indonesia juga berkembang pesat. Produksi film dalam negeri terus meningkat. Peningkatan jumlah ini ternyata juga diiringi dengan peningkatan kualitas juga, lho.

Tidak mengherankan kalau akhirnya film-film Indonesia bisa kejar mimpi hingga tembus ke festival luar negeri. Sebut saja film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak yang ditayangkan di Toronto International Film Festival dan Singapore International Film Festival. Ada juga film Ziarah yang berhasil mendapatkan penghargaan Best Screenplay dan Special Jury Award di ajang ASEAN International Film Festival and Awards (AIFFA) 2017.

Apakah kamu jadi ikut tertarik untuk bekerja di subsektor-subsektor industri kreatif tersebut? Tentunya kamu membutuhkan kemampuan dan soft skill agar bisa optimal memberikan yang terbaik. Mulailah dari sekarang untuk mengasah soft skill tersebut. Selain mungkin belajar sendiri dari internet atau ikut online course, kamu juga bisa datang ke Leaders Camp.

Sebagai bagian dari Kejar Mimpi, yaitu gerakan sosial yang diinisiasi CIMB Niaga, Leaders Camp menghadirkan berbagai pembicara inspiratif dari berbagai bidang untuk share tentang banyak hal. Di sini kamu bisa bertanya langsung kepada mereka sekaligus melakukan networking dengan sesama peserta. Siapa tahu kamu bisa saling membantu untuk kejar mimpi bekerja di subsektor industri kreatif idaman kamu!