Konten dari Pengguna

Perasaan Anak: Validasi Itu Penting Gak Sih?

Verina Mitta
Pelajar SMA Citra Berkat yang sedang mencari pengalaman untuk menulis.
4 Januari 2025 17:11 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Verina Mitta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi memvalidasi perasaan dan manfaatnya. Karya original oleh Verina Mitta
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memvalidasi perasaan dan manfaatnya. Karya original oleh Verina Mitta

Berdasarkan Undang- Undang No.39 tahun 1999 tentang HAM Pasal 1 No. 5 menyatakan, anak adalah setiap individu yang berusia di bawah 18 tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya.

ADVERTISEMENT
Umumnya, orang tua yang memiliki anak dengan usia dibawah 18 tahun, kerap kali merasa kesulitan untuk mengerti perasaan yang dialami anak, khususnya pada usia remaja. Ini disebabkan karena, anak merupakan sosok individu yang memiliki dunianya sendiri, pikirannya penuh dengan hal unik, pengalaman, dan perasaan yang terkadang orang dewasa, seperti orang tua atau pengasuh merasa kesulitan untuk mengerti perasaan anak. Ketika orang dewasa menghadapi kondisi saat anak-anak mengungkapkan emosinya, seperti senang, marah, sedih atau bahkan rasa kekecewaan. Terkadang orang dewasa merasa bahwa tidak seharusnya anak-anak mereka mengungkapkan perasaan tersebut secara berlebihan, ada saat dimana orang dewasa merasa perlu mengatur emosi anak agar tidak diungkapkan secara berlebih. Namun, sebagai orang dewasa apakah kalian sadar, bahwa memvalidasi perasaan anak itu sangat penting? Khususnya bagi kesehatan psikologis anak, yaitu perkembangan emosional anak. Artikel ini merupakan sarana yang tepat, karena disini akan membahas pentingnya memvalidasi perasaan anak.
ADVERTISEMENT

Mengapa Memvalidasi Perasaan Anak Itu Penting?

Memvalidasi perasaan artinya menghormati dan menerima perasaan apa yang dirasakan anak, tanpa menghakimi atau menyepelekan perasaan apa yang dirasakan mereka. Ketika anak sedang merasa marah, sedih, atau kecewa, sebagai orang tua atau pengasuh tidak seharusnya menghakimi atau menyudutkan mereka. Sebaliknya, mereka perlu diberikan ruang untuk meluapkan emosi tersebut dengan cara yang positif. Jadi, apa pentingnya sih memvalidasi perasaan anak terhadap peningkatan kecerdasan emosional mereka? Berikut adalah penjelasannya:

1. Mengajarkan Untuk Menghargai Perasaan Diri Sendiri.

Ketika orang tua atau pengasuh mereka memvalidasi perasaannya, hal ini tentunya dapat menyadarkan anak bahwa tidak ada yang salah dengan perasaan yang mereka rasakan tersebut. Sehingga, dapat mengajarkan anak untuk menerima perasaan yang dialami mereka, baik dalam bentuk marah, kecewa, dan lainnya. Ketika anak dapat menghargai diri mereka sendiri dengan cara validasi perasaan ini, dapat menjadi fondasi yang kuat bagi perkembangan kesehatan psikologis dan meningkatkan rasa percaya diri mereka.
ADVERTISEMENT

2. Membentuk Kepercayaan dan Rasa Aman.

Lingkungan yang positif penuh dukungan dapat terbentuk dikarenakan anak memiliki kepercayaan dan merasa aman ketika meluapkan emosi mereka tanpa takut dihakimi atau disudutkan. Ketika anak dapat menghargai perasaan mereka sendiri, maka mereka akan belajar untuk percaya pada diri mereka sendiri dan terhadap ikatan antar orang tua atau pengasuh. Rasa aman yang diberikan oleh orang tua atau pengasuh tentunya dapat meningkatkan ikatan emosional anak dan orang tua atau pengasuh. Tidak hanya itu, orang tua atau pengasuh juga dapat mengeksplor lebih luas mengenai emosional mereka dengan lebih mudah. Ketika seorang anak merasa aman terhadap orang tua atau pengasuh, mereka jauh lebih terbuka dalam mengekspresikan emosi mereka.

3. Anak Mampu Menghadapi Konflik Dengan Positif.

Memvalidasi perasaan anak dapat membantu mereka meningkatkan skill problem solving mereka ketika menghadapi konflik dengan cara yang positif. Memvalidasi perasaan juga dapat membantu anak belajar untuk memahami diri sendiri dan mengelola perasaan mereka, pada akhirnya dapat meningkatkan kekuatan mental mereka ketika menghadapi konflik. Anak yang merasa dimengerti dan didukung oleh orang tua atau pengasuh mereka, cenderung akan memiliki rasa percaya diri yang meningkat. Seorang anak yang memiliki rasa percaya pada diri sendiri akan memiliki kondisi mental yang baik, yang dimana mereka mampu mengelola stress dengan baik dan siap menghadapi tantangan yang ada.
ADVERTISEMENT

4. Anak Dapat mengelola Emosi.

Anak sering kali merasa kesulitan untuk mengungkapkan perasaan yang mereka rasakan, hal ini lah yang membuat mereka bertindak secara tergesa-gesa. Dengan memvalidasi perasaan yang konsisten, anak dapat belajar untuk mengenali perasaan sehingga dapat mengontrolnya.

Bagaimana Cara Untuk Memvalidasi Perasaan Anak?

Ketika anak melakukan tindakan negatif karena meluapkan emosi mereka, pakah orang dewasa harus mendukung nya? Tidak sama sekali, dengan memvalidasi perasaan anak, bukan berarti sebagai orang dewasa harus mendukung tindakan negatif yang mereka lakukan, cukup dengan mengakui bahwa perasaan tersebut sah untuk dirasakan. Terkadang banyak sekali orang tua atau pengasuh yang merasa kesulitan bagaimana caranya untuk memahami perasaan anak. Berikut adalah beberapa caranya:

1. Memberikan Bimbingan dan Mendengar Dengan Rasa Empati

Ketika anak sedang mengungkapkan perasaan mereka, sebagai orang tua atau pengasuh cobalah untuk memberikan perhatian penuh kepada mereka ketika sedang mengungkapkan perasaannya. Hanya cukup dengan mendengarkan mereka dan tidak memotong pembicaraan. Dengan memotong pembicaraan mereka dapat membuat anak akan merasa di posisi sedang dihakimi.
ADVERTISEMENT

2. Memberikan Ruang Untuk Meluapkan Perasaan

Pada saat anak berbicara mengenai perasaannya, sebagai orang tua atau pengasuh wajib untuk memberikan anak ruang yang cukup agar mereka merasa nyaman dan pmanan dalam mengungkapkan apa yang sedang mereka rasakan. Hindarkan untuk mengoreksi perasaan mereka dan memberikan solusi dengan terburu-buru.

3.Mengajarkan Cara Mengelola Perasaan

Setelah dirasa sudah cukup memvalidasi perasaan anak, selanjutnya adalah ajarkan cara-cara positif yang dapat membantu mereka agar dapat mengelola perasaannya dengan baik. Seperti, mengatur pernafasan dengan baik atau melakukan aktivitas menyenangkan. Berikan nasihat pada anak, ketika emosi mereka sedang meluap, minimalisir untuk interaksi dengan orang lain, karena bisa saja anak meluapkan emosinya pada orang lain yang tidak mengerti apapun, hal ini dapat menyebabkan terjadinya kesalahpahaman.
Dengan ini, dapat penulis simpulkan bahwa memvalidasi perasaan anak bukan lah hal yang dapat disepelekan. Orang tua berperan penting dalam memberikan dukungan dan memvalidasi perasaan anak, yang tentunya berpengaruh besar terhadap perkembangan emosional anak. Memvalidasi perasaan anak, merupakan langkah penting karena dapat membantu anak untuk membangun dasar emosional yang sehat, mengeratkan ikatan anak dengan orang tua atau pengasuh, serta menguatkan kondisi mental anak ketika menghadapi tantangan atau konflik. Kunci agar anak dapat menjadi individu dengan kondisi mental yang sehat dan siap menghadapi tantangan adalah, peran orang tua atau pengasuh untuk selalu memberikan dukungan dan memvalidasi perasaan mereka.
ADVERTISEMENT