Tokoh Fiksi Memulihkan Depresi

Verina Mitta
Pelajar SMA Citra Berkat yang sedang mencari pengalaman untuk menulis
Konten dari Pengguna
26 Mei 2023 9:46 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Verina Mitta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mental health. Sumber : ilustrasi sendiri, karya Verina Mitta
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mental health. Sumber : ilustrasi sendiri, karya Verina Mitta

Tokoh fiksi atau karakter fiktif adalah orang, pesona, identitas, atau sesosok tokoh yang berasal dari karya fiksi yang dibuat oleh manusia.

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banyak orang yang berjuang untuk mengungkapkan perasaan cintanya kepada orang yang dicintai dengan berbagai macam cara, tapi jikalau rasa cinta dan hasrat untuk memiliki itu ditujukan untuk sosok fiksi?
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, teknologi pun semakin berkembang pesat. Media hiburan, tentunya sudah tersebar luas di berbagai situs daring. Maraknya hiburan yang secara signifikan ini, tentunya menarik minat para remaja kelahiran 2000-an. Semakin banyak ide-ide inovatif untuk mengembangkan media hiburan ini, menjadi hal yang serupa, tetapi ada perbedaannya.
Membaca novel, terutama pada novel fiksi adalah salah satu contoh dari media hiburan yang diminati banyak remaja kelahiran 2000-an, khususnya remaja perempuan. Mereka memilih buku fiksi dibandingkan non-fiksi, karena dunia fiksi dijadikan sebagai pelarian ketika mereka sedang jenuh dengan dunia nyata.
Ketika mood mereka sedang tidak baik, maka mereka memilih untuk mengalihkan perhatiannya dengan membaca novel. Pemilihan tema atau genre yang tepat sesuai minat, membuat cerita fiksi menjadi pengobatan yang berpengaruh besar, sehingga bisa mengembalikan mood mereka.
ADVERTISEMENT
Saat pikiran fokus terhadap isi cerita, maka para pembaca pun ikut terbawa dalam alur cerita tersebut, sehingga tidak lagi memikirkan hal-hal yang membuat stress. Dalam sebuah cerita fiksi, tentunya ada banyak tokoh yang dibuat penulis cerita tersebut.
Biasanya para penulis menggunakan orang-orang terkenal, seperti idol, selebritis, dan lainnya sebagai visualisasi dari tokoh yang ada di dalam cerita. Karakter dengan penokohan yang ada di dalam cerita disebut dengan Karakter fiksi, karakter fiksi inilah yang digemari dan dikagumi para pembaca.
Selain novel fiksi, ada juga AU (Alternative Universe) yang sedang trending di salah satu sosial media, yaitu twitter. AU sendiri tidak jauh berbeda dengan bacaan fiksi lainnya. AU adalah sebuah cerita yang dibuat dengan dimensi yang berbeda dari nyatanya, biasanya AU dibuat oleh penulis yang menjadikan idolanya sebagai tokoh di dalam cerita.
ADVERTISEMENT
Sudah banyak AU twitter yang berhasil diterbitkan dan peminatnya yang sangat banyak. Contohnya AU Dikta dan Hukum karya @Kejeffreyan yang di publish di twitter. Dikta dan Hukum tidak hanya diterbitkan menjadi novel, namun AU ini juga dijadikan series yang sudah ditayangkan, diperankan oleh Natasha Wilona yang berperan sebagai Nadhira dan lawan mainnya Ajil Ditto berperan sebagai Dikta.
Secara terang-terangan, para pembaca mengunggah sesuatu ke sosial media yang dapat membuktikan bahwa mereka, jatuh hati pada karakter fiksi yang dibuat penulis, bahkan ada banyak yang ingin karakter fiksi tersebut menjadi nyata dalam kehidupan mereka.
Karakter fiksi kan tidak nyata dan hanya imajinasi semata yang dibuat manusia,lalu apa alasan mereka tertarik bahkan sampai jatuh hati dengan karakter fiksi?
ADVERTISEMENT
Karakter fiksi merupakan karakter yang dibuat oleh manusia. Penokohan pada karakter tersebut, baik dari sikap, perilaku, dan tindakan adalah murni buatan manusia, dibuat seimajinatif mungkin oleh para penulis. Kebanyakan penulis membuat karakter sesuai dengan tipe ideal para pembaca cerita dan yang diidam-idamkan remaja di luaran sana.
Dengan visualisasi paras tokoh yang tampan, ditambah lagi kepribadian tokoh tersebut yang pasti disenangi orang-orang, sudah pasti membuat para pembaca luluh bahkan sampai jatuh hati dengan karakter tersebut. Karena ini adalah karakter buatan penulis, yang dibuat sesuai ekspektasi dan imajinasi penulis. Menginginkan hal yang tidak dapat terjadi di dunia nyata, namun dapat terjadi di dunia fiksi buatannya.
Selain itu, ada juga alasan lain dari pembaca, "Hadir nya memang tak nyata, tapi karakternya mampu menyembuhkan semangat hidup," tulis salah satu akun di kolom komentar pada video Tiktok. Ada banyak para pembaca yang menjadikan tokoh fiksi sebagai penyemangat di hidupnya, ada juga yang menjadikan tokoh fiksi sebagai motivasi untuk menjalani hidupnya.
ADVERTISEMENT
Meski banyak orang yang merasa heran dengan fenomena mencintai karakter fiksi, ternyata jatuh hati pada karakter fiksi adalah fenomena yang cukup umum, saya sendiri salah satunya. Ya, saya juga suka membaca AU, novel, wattpad, dan juga suka menulis cerita fiksi yang kemudian saya masukkan draft. Bahkan saya sering membuat skenario jika karakter fiksi yang saya sukai hadir di kehidupan nyata, atau kalau kebanyakan orang bilang sih itu namanya 'halu'.
Ketika kita memiliki rasa cinta atau ketertarikan terhadap karakter fiktif, hal ini dapat disebut sebagai fictophilia. Tidak jauh berbeda dengan parasocial relationship. Hubungan parasocial relationship terjadi karena sosok idola yang benar-benar nyata dalam kehidupan. Sedangkan fictophilia terjadi karena tokoh fiktif yang hanya ada di dalam buku, komik ataupun film.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Karhulahti dan Valisalo (2021), fictophilia masih belum termasuk dalam kategori kelainan mental yang perlu untuk disembuhkan. Menurut hasil penelitian ini, sebetulnya orang yang mencintai karakter fiktif bisa membedakan mana yang fiksi dan mana yang realitas.
Kondisi ini masih diselimuti stigma, meskipun fictophilia tidak termasuk dalam kategori kelainan mental. Mereka yang mencintai karakter fiktif dianggap aneh, abnormal, ditertawakan, bahkan sampai dijauhi orang-orang disekitarnya.
Seseorang yang memiliki fictophilia takut untuk menceritakan kondisi yang dialaminya, sehingga ia hanya bisa menikmati sendiri, ini disebabkan stigma tersebut. Maka dari itu, apabila kalian mempunyai teman yang jatuh hati pada karakter fiksi, biarkan saja asalkan dia bisa membedakan mana fiksi dan yang nyata. Hargai saja jika mereka jatuh hati dengan karakter fiksi. Karena kebahagiaan mereka dengan kita berbeda.
ADVERTISEMENT
Fictophilia adalah fenomena yang dapat menunjukkan di era modern ini banyak orang menemukan kenyamanan, kebahagiaan, keamanan, bahkan cinta, melewati media yang mereka gunakan. Melalui cerita fiksi, orang-orang menemui tempat yang dapat dijadikan pelarian dari kehidupan sehari-hari, ketika mereka sedang jenuh atau merasa sedang berat untuk menjalani hari.