Konten dari Pengguna

FOMO, Peristiwa yang Merenggut Kehidupan Manusia

Verlyn Patricia
Saya merupakan siswa dari SMA Citra Berkat Tangerang.
18 Desember 2024 17:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Verlyn Patricia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Gambar: Gambar Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Gambar: Gambar Pribadi
ADVERTISEMENT
Membeli labubu, tiket konser, dan bahkan gawai terbaru. Itulah yang dilakukan oleh generasi muda zaman sekarang untuk terlihat "keren" dimasa kini. Akan tetapi, apakah kalian pernah berpikir bahwa hal itu merupakan hal yang normal atau mungkin malah menghancurkan hidup? Dan bahkan, mereka rela melakukan apapun untuk mendapatkan barang-barang trendi tersebut. Mari berkenalan dengan istilah FOMO! Apa itu FOMO? FOMO yang merupakan singkatan dari Fear of Missing Out merupakan sebuah fenomena dimana seseorang individu yang takut akan ketinggalan banyak sekali tren. Hal ini juga merupakan salah satu cara agar individu tersebut mendapatkan pengakuan dan beradaptasi di lingkungannya. Apa saja faktor yang membuat seseorang terkena fenomena FOMO? • Adanya perkembangan digitalisasi serta persebaran informasi yang cepat dapat menyebabkan adanya tekanan untuk mengikuti tren. • Ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain. • Terdapat ketidakpuasan kehidupan sosial dalam diri individu. • Adanya rasa takut untuk dikucilkan dan dibiarkan oleh lingkungan sosial. Setelah mengetahui deretan alasan terjadinya fenomena FOMO, siapa saja yang dapat terkena fenomena ini? Ternyata fenomena ini dapat terjadi kepada semua kalangan umur, dari kecil maupun dewasa. Namun, peristiwa ini seringkali terjadi kepada generasi yang lebih muda karena adanya paparan media sosial itu tadi. FOMO dapat dikatakan sebagai fenomena yang dapat merugikan individu yang merasakan secara fisik, mental, dan kehidupan sosial mereka. Maka dari itu, bagaimana cara agar seseorang dapat terhindar dari fenomena ini? Cara-cara yang dapat dilakukan adalah: • Membatasi screentime sosial media setiap harinya. • Melatih pemikiran gratitude mindfulness (kondisi dimana seseorang dapat hidup dalam keseimbangan aspek pemikiran, dimana rasa syukur dapat dirasakan). • Fokus terhadap aspek-aspek yang diminati seperti mengembangkan hobi. • Keluar dari lingkungan sosial apabila dirasa toxic dan tidak mendukung. • Mencari dukungan berupa orang terdekat maupun ahli profesional apabila yang dirasakan sudah terlalu berlebihan. Meskipun FOMO dapat memacu seseorang untuk lebih maju maupun memacu diri untuk lebih baik, namun nyatanya FOMO lebih berdampak negatif kepada generasi muda dan masyarakat luas. Oleh karena itu, FOMO yang berlebihan harus dihindari dan masyarakat khususnya generasi muda harus menghindari fenomena berlebihan ini.
ADVERTISEMENT