Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Pendidikan Seksual; Perlukah Diterapkan dalam Kurikulum Sekolah?
28 Januari 2025 16:33 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Verlyn Patricia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tabu, itulah 1 kata yang dapat mendeskripsikan hal ini. Seringkali masyarakat masih berpikiran bahwa pendidikan seksual bersifat tabu untuk diajari ataupun diutarakan. Padahal, pendidikan ini justru penting khususnya bagi anak-anak yang masih duduk dibangku sekolah.
Pertama, mari kita kulik mengenai mengapa pendidikan seksual masih bersifat tabu khususnya di Indonesia. Faktor-faktor tersebut adalah:
• Nilai Budaya dan Agama
Seringkali pendidikan seksual masih tabu dikarenakan adanya nilai-nilai konservatif yang masih kuat di masyarakat Indonesia yang beranggapan bahwa seksualitas berhubungan dengan hal yang tabu dan dosa.
• Minimnya Informasi yang Tepat
Minimnya informasi mengenai pendidikan seksual membuat orang-orang tidak mengetahui tentang hal ini dan bahkan dapat merujuk ke misinformasi dari pendidikan seksual. Selain itu, adanya generasi yang lebih tua yang masih menjunjung nilai-nilai budaya yang takut terhadap perubahan ataupun tidak ingin budaya tersebut tergerus dengan budaya baru.
• Kurangnya Edukasi dari Sistem Pendidikan
Sistem pendidikan di Indonesia sampai saat ini belum memiliki pendidikan seksual. Padahal seharusnya pemerintah dapat mengimplementasikan pendidikan ini ke kurikulum. Pendidikan seksual pun sama pentingnya dengan pendidikan secara kognitif.
Lalu, apa saja dampak buruk yang dapat dialami kepada anak-anak yang tidak diedukasi mengenai hal tabu ini?
• Kekerasan dan Pelecehan Seksual
Dengan kurangnya hal ini, anak yang tidak diedukasi dan bertumbuh seiring waktu dapat menjadi pelaku maupun korban dari kekerasan dan pelecehan seksual dikarenakan tidak adanya bekal untuk hal tersebut.
• Kurangnya Empati kepada Korban
Seringkali korban di Indonesia tidak mendapatkan dukungan dan malah mendapat cacian serta gunjangan. Hal ini juga merupakan dampak dari kurangnya pendidikan seksual.
• Kehamilan diusia Muda
Adapun dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai kontrasepsi dan kesehatan mengenai reproduksi dapat membuat remaja hamil diusia muda. Hal ini juga berkaitan dengan penyakit seksual yang menular.
Lalu, apa yang harus dilakukan untuk menghindari hal-hal ini?
• Perubahan Pemikiran
Masyarakat-masyarakat harus dapat menerima hal tabu ini dan menganggap pendidikan seksual penting khususnya bagi anak-anak yang masih duduk dibangku sekolah.
• Dobrakan dari Pemerintah
Pemerintah perlu menambahkan pendidikan seksual dalam kurikulum sekolah. Cara-cara yang dapat dilakukan adalah menambah pelajar terkait dengan hal ini seminimalnya 1 bulan 4 kali agar ilmu-ilmu yang didapat semakin efektif dan tidak tabu. Dikarenakan, seringkali pun para siswa biasanya tertawa dengan hal-hal semacam ini sangking tabunya. Guru-guru juga harus diberikan pelatihan agar dapat menyampaikan materi yang terkait. Pemerintah juga dapat bekerja sama dengan rumah sakit ataupun ahli untuk dapat melakukan sharing di sekolah-sekolah.
Urgensinya injeksi mengenai pendidikan seksual dan moral saat masa kini. Pentingnya bagi kita untuk mengetahui pendidikan seksual sedasar apapun itu. Hal ini dapat menjadi sangat penting khususnya bagi generasi zaman kini yang lebih terpapar dengan media sosial dan budaya barat yang lebih bebas.
ADVERTISEMENT