Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Stoicism: Efektifkah Bagi Generasi Z?
27 Januari 2025 17:16 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Verlyn Patricia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tekanan dari lingkungan seringkali membuat kita khususnya generasi Z merasa stress, overthinking, dan bahkan dapat berujung sampai depresi. Kebahagiaan juga seolah sangat sulit untuk didapatkan karena tekanan tersebut. Seringkali pun, generasi z dianggap sebagai generasi yang memiliki strawberry mentality (Istilah yang digunakan untuk GenZ yang mudah tersinggung, sensitif, dan gampang menyerah). Maka dari itu, apakah terdapat cara agar generasi z dapat merasa tekanan yang dialami lebih ringan dan tidak terkena strawberry mentality?
Stoicism adalah jawabannya. Mungkin istilah ini terdengar tidak asing bagi kita apalagi bagi para pembaca buku Filosofi Teras yang ditulis oleh Henry Manampiring. Lalu, mari kita berkenalan dengan stoicism.
Apa itu Stoicism?
Stoicism adalah sebuah filosofi yang berasal dari Yunani Kuno pada awal abad ketiga sebelum masehi. Filosofi ini digagas oleh seorang filsuf bernama Zeno. Stoicism secara garis besar merupakan sebuah filosofi yang mengajarkan agar kita hanya memegang kendali dengan diri kita.
Apa Saja Hal-Hal yang Diajarkan Oleh Filosofi Stoicism?
Hal-hal yang diajarkan dan ditekankan oleh filosofi stoicism adalah:
• Kita sebagai manusia tidak dapat mengendalikan apa yang terjadi secara eksternal, tapi dapat mengendalikan sesuatu yang internal (Dalam diri seperti perasaan, kebahagiaan, dan lain-lain).
• Seorang manusia semestinya harus menciptakan kebahagiaan mereka sendiri dan tidak bergantung kepada faktor eksternal.
• Menghindari emosi-emosi negatif dan mengelola emosi-emosi tersebut.
• Membangun mental yang kuat bagi diri kita sendiri.
Setelah mengetahui hal-hal yang diajarkan oleh stoicism, agaknya filosofi ini dapat mengarahkan kita sebagai pribadi yang acuh. Namun nyatanya, hal ini salah karena alih-alih membuat kita acuh, kita mengontrol perasaan kita agar dapat mendapat kebahagiaan serta ketenangan.
Lalu, apakah stoicism ini efektif khususnya bagi para generasi z? Jawabannya adalah ya. Hal ini dapat dilihat dari contoh salah satu buku yang sudah disebutkan yaitu Filosofi Teras. Filosofi teras merupakan sebuah buku yang berisikan mengenai filosofi dan prinsip stoicism. Pembaca dari buku adalah kebanyakan generasi muda seperti generasi z. Filosofi ini dapat dikatakan efektif karena generasi-generasi muda pastinya mencari pengembangan diri serta prinsip yang dapat membuat mereka merasa lebih tenang. Filosofi ini dapat membantu generasi z untuk merasa berkurang kecemasannya dari paparan media sosial serta tekanan lingkungan, selain itu juga mereka dapat membangun karakter dan mental yang lebih kuat, meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan stress, membuat mereka menemukan arti kebahagiaan yang semestinya, tidak memikirkan hal yang berada di luar kendali, dan menemukan makna hidup mereka.
Penerapan Stoicism Bagi Generasi Z
Penerapan yang dapat dilakukan bagi generasi z adalah:
• Menggunakan media sosial dengan bijak
• Menerima kegagalan sebagai proses hidup.
• Tidak memikirkan pendapat dan spekulasi orang lain.
• Fokus kepada tujuan jangka panjang.
Sebagai generasi z, kita harus memiliki mental yang kuat dan tahan dari tekanan. Adanya prinsip dari filsuf Zeno dapat membantu kita untuk menjadi pribadi yang lebih kuat dan tahan banting.
ADVERTISEMENT