Pertalite Langka Usai Naiknya Harga Pertamax

Veronika Maria Christianti
Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
5 April 2022 11:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Veronika Maria Christianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pengisian BBM (Foto oleh Erik Mclean dari Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengisian BBM (Foto oleh Erik Mclean dari Pexels)
ADVERTISEMENT
PT Pertamina resmi telah menaikkan harga Pertamax per tanggal 01 April 2022 yang sebelumnya seharga Rp. 9.000 per liter menjadi, sebesar Rp.12.500 per liternya. Peningkatan harga ini berbarengan dengan langkanya Pertalite dibeberapa wilayah. Banyak orang menilai bahwa dengan naiknya harga Pertamax menyebabkan permintaan bahan bakar berjenis Pertalite meningkat, hal ini dikarenakan Pertalite lebih murah di kantong masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dalam keterangan PT Pertamina secara resmi, Pertamax mengalami peningkatan karena harga minyak dunia yang semakin mahal. Namun, Pertamina mengklaim bahwa perubahan harga ini masih di bawah harga keekonomian. Pemerintah bersama dengan PT Pertamina tetap memberikan kontribusinya kepada masyarakat berupa menyediakan bahan bakar yang harganya terjangkau. Hal ini dapat kita lihat dari harga Pertalite dan Solar subsidi, yang tetap stabil atau tidak berubah.
PT Pertamina berharap dengan adanya peningkatan konsumsi bahan bakar non subsidi, serta mengajak masyarakat untuk hemat dalam penggunaan bahan bakar sesuai dengan kebutuhan. Perlu kita ketahui, bahwa krisis geopolitik menyebabkan harga minyak dunia tinggi. Hal ini menyebabkan harga minyak mentah Indonesia juga ikut meningkat. Menyikapi keadaan ini, PT Pertamina tetap komitmen menyalurkan BBM kepada masyarakat hingga ke pelosok negeri. Serta, demi menekan beban keuangan, penyesuaian harga ini dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar.
ADVERTISEMENT
Menanggapi akan hal ini, Kepala Intelijen Negara, Budi Gunawan mengajak masyarakat untuk mengadaptasi gaya hidup dengan kemampuan keuangan yang kita punya. Masayarakat dapat mengurangi keperluan yang tak penting dari pengeluaran rutin seperti perjalanan yang boros. Serta Ia juga menyakinkan bahwa tantangan ini akan berlalu dengan adanya inovasu dan perilaku yang lebih tangguh dalam menghadapi masalah yang akan datang.
Penulis :
Veronika Maria Christianti
(Mahasiswa S1 Universitas Pamulang)