Indonesia Krisis Petani Milenial: Mengapa ?

VIANA
Siswa Kelas 12 SMA CITRA BERKAT TANGERANG
Konten dari Pengguna
4 Februari 2024 9:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari VIANA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: pexels
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Petani adalah seseorang yang bekerja di perkebunan maupun pertanian disuatu lahan. Namun, petani banyak dikenal sebagai pekerjaan yang melelahkan. Profesi petani pun banyak dilakukan oleh mereka yang sudah tua. Maka dari itu, pekerjaan petani harus ditekuni oleh mereka yang lebih muda salah satunya adalah petani milenial.
ADVERTISEMENT
Saat ini Indonesia sedang mengalami masa dimana generasi muda (produktif) lebih banyak dari pada generasi tua. Masa ini adalah masa yang sulit di bidang pertanian Indonesia, mereka yang tua tidak dapat meneruskan pekerjaan sebagai seorang petani, dikarenakan anak-anak muda yang enggan untuk menjadi petani. Mengapa demikian?
- Anak-anak muda memiliki pemikiran bahwa menjadi petani memiliki penghasilan yang sehingga tidak dapat mencukupi biaya hidup
- Anak-anak muda berpikir bahwa bekerja sebagai petani melelahkan daripada bekerja di kantor
- Pekerjaan sebagai petani lebih menggunakan tenaga fisik daripada kecerdasan
Sumber : pixelbay
Namun menurut saya, pemikiran anak-anak muda di Indonesia belum terbuka akan profesi seorang petani. Karena diluar sana seorang petani tidak seperti di Indonesia yang kurang diminati, tetapi menjadi profesi yang bergengsi dengan gaji yang besar. Dilansir dari World Population Prospects, pada tahun 2022, China menduduki negara pertama dengan populasi penduduk terbanyak di dunia. Dengan jumlah penduduk sebanyak 1.426 juta jiwa atau lebih dari satu miliar jiwa. Dikutip dari trigger.id, pemerintah China sangat mendukung minat warganya yang ingin menjadi petani. Lalu, pada tahun 2009 petani menjadi salah satu profesi bergengsi di China. China juga masuk dalam daftar paling tinggi pada bidang pertanian. Penghasilan para petani di China pun paling sedikit Rp 9 juta per bulan. Petani di China tidak perlu khawatir kehilangan seorang petani. Indonesia dapat mencontoh negara China khususnya anak-anak muda yang belum terbuka akan profesi seorang petani.
ADVERTISEMENT