Konten dari Pengguna

Gadget Bukan Musuh: Anak SD Butuh Pendampingan Bukan Larangan

Vianur Riska
Mahasiswi UIN Raden Fatah Palembang
1 Mei 2025 12:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vianur Riska tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Daripada melarang total, mendampingi anak SD dalam menggunakan teknologi adalah langkah yang lebih bijak dan realistis”.
“Seorang anak sedang bermain gadget”. sumber foto – pexels.
zoom-in-whitePerbesar
“Seorang anak sedang bermain gadget”. sumber foto – pexels.

Antara Ancaman dan Peluang

ADVERTISEMENT
Banyak orangtua dan guru mengeluhkan dampak negatif gadget pada anak-anak usia sekolah dasar. Mulai dari penurunan fokus belajar, kecanduan game, hingga minimnya interaksi sosial. Kekhawatiran ini memang beralasan. Namun, menjadikan gadget sebagai musuh yang harus dijauhkan sepenuhnya justru bisa membuat kita gagal melihat sisi lain: potensi edukatif yang besar.
Teknologi termasuk gadget—sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak zaman sekarang. Mereka lahir di era digital, dan akan tumbuh dewasa di dalamnya. Maka, menjauhkan mereka dari gadget secara total justru bisa membuat mereka gagap teknologi dan kehilangan kesempatan belajar secara adaptif.

Pendampingan, Bukan Larangan

Pendampingan artinya hadir dan terlibat dalam pengalaman anak saat menggunakan gadget. Ini bisa dimulai dengan memilih aplikasi edukatif, membatasi waktu layar, hingga berdialog tentang apa yang mereka lihat atau mainkan. Alih-alih langsung melarang game atau YouTube, lebih baik kita arahkan mereka ke konten yang mendidik dan sesuai usia. Pendampingan juga membentuk kebiasaan sehat dalam berteknologi. Anak jadi belajar mengatur waktu, memilih tontonan yang tepat, dan memahami bahwa gadget adalah alat bantu—bukan pengganti interaksi nyata atau aktivitas fisik. Ini tidak bisa dicapai jika orangtua hanya menerapkan larangan keras tanpa alternatif atau keterlibatan aktif.
ADVERTISEMENT

Peran Sekolah dan Komunitas

Selain keluarga, sekolah juga punya peran penting. Kurikulum bisa mulai memasukkan literasi digital sejak SD, bukan hanya soal cara menggunakan, tapi juga tentang etika dan tanggung jawab. Guru bisa mengajak anak berdiskusi tentang dampak baik dan buruk gadget secara terbuka. Komunitas, seperti paguyuban orangtua murid, juga bisa berperan dalam saling berbagi praktik terbaik dan tantangan seputar penggunaan gadget. Dengan kolaborasi, pendekatan pendampingan akan terasa lebih ringan dan efektif.

Gadget Itu Netral, Penggunaan Kita yang Menentukan

Gadget bukan musuh. Ia netral. Yang membuatnya berdampak baik atau buruk adalah bagaimana dan untuk apa ia digunakan. Maka, alih-alih menjauhkan anak SD dari teknologi, mari dampingi mereka untuk menjadi pengguna yang cerdas, sehat, dan bertanggung jawab. Karena pada akhirnya, dunia digital adalah rumah mereka kelak, tugas kita adalah membimbing mereka menemukan arah.
ADVERTISEMENT