Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mahasiswa KKN Galangkan Program TANGKAS bersama Bidan Desa dan Kader Suren
21 Agustus 2024 14:02 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Vicky Hayden Alzaini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jember – Stunting telah menjadi isu terhangat di dunia kesehatan. Pemerintah mencanangkan penurunan angka stunting hingga 14% di tahun 2024. Namun, fakta di lapangan mengatakan bahwa angka stunting di Indonesia masih tergolong cukup tinggi meskipun telah mengalami penurunan yang semula 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% pada tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Selain menghambat pertumbuhan fisik, stunting juga mengganggu kemampuan kognitif anak, termasuk keterlambatan belajar dan turunnya produktivitas. Stunting tentunya merupakan kondisi yang kurang menguntungkan, namun hal ini dapat dicegah.
“Ada sekitar 30 balita stunting di sini, bahkan Desa Suren masuk peringkat tiga dengan angka stunting tertinggi di Kecamatan Ledokombo,” ucap Ibu Ervin, bidan Desa Suren.
Angka stunting yang tinggi di Indonesia termasuk di Desa Suren, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember ini menjadi perhatian khusus bagi mahasiswa KKN Kolaboratif Posko 189 yang sedang melakukan pengabdian di desa tersebut. Isu ini menjadi pertimbangan bagi mereka sehingga terciptalah program TANGKAS (Tindakan Anti Stunting Kolaboratif di Desa Suren).
TANGKAS telah dimulai sejak minggu pertama penugasan mahasiswa KKN di Desa Suren. Program ini diawali dengan Kelas Balita pada hari Kamis (25/07/2024) di Balai Desa Suren didampingi oleh Ibu Ervin dan dilanjutkan dengan kegiatan imunisasi di hari berikutnya. Dalam dua kegiatan ini, Halena, salah satu mahasiswa KKN yang sedang menempuh pendidikan di bidang Keperawatan, melakukan penyuluhan stunting dengan tema “Isi Piringku Sekali Makan”. Tema ini diangkat untuk mengedukasi masyarakat terkait makanan dengan gizi yang tepat untuk mencegah stunting.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa KKN Kolaboratif juga menerapkan sistem kejar bola, dimana mereka bergabung dalam posyandu ibu hamil dan balita dengan bidan desa setempat dan terjun langsung ke dusun-dusun di Desa Suren. Mereka bersama-sama membantu posyandu dan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menjangkau lebih banyak sasaran dari seluruh wilayah di Suren dalam memberikan edukasi mengenai stunting bersama bidan desa. Posyandu terakhir yang diikuti oleh mereka diadakan di hari Jum’at (16/08/2024).
“Kami sangat terbantu dengan kehadiran mahasiswa KKN dalam kegiatan posyandu ini. Selain memberikan bantuan tenaga, ibu-ibu juga tampak tertarik dan aktif bertanya saat penyuluhan stunting yang diberikan anak KKN,” komentar Ibu Sofi, salah satu bidan Desa Suren.
Di Desa Suren, kegiatan posyandu diserahkan kepada dua penanggung jawab, yaitu Ibu Sofi dan Ibu Ervin, dimana masing-masing penanggung jawab bersama para kader melakukan kegiatan posyandu selama empat hari di empat wilayah yang berbeda di Suren. Dalam salah satu kegiatan posyandu yang diikuti oleh mahasiswa KKN hari Senin (12/08/2024), mereka turut membagikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa puding jagung, mengingat terbatasnya dana posyandu dan sebagai inovasi pembuatan variasi PMT yang menarik dan bergizi. Bidan desa, para kader, dan peserta posyandu pun menunjukkan ketertarikan terhadap PMT yang dibagikan oleh mahasiswa KKN.
ADVERTISEMENT
Melalui program TANGKAS, mahasiswa KKN Kolaboratif Posko 189 menggalangkan upaya pencegahan stunting melalui edukasi maupun membantu langsung di lapangan. Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat, khususnya warga Desa Suren, memiliki pengetahuan yang cukup terkait stunting sehingga dapat mencegah kondisi tersebut sedini mungkin.
*) Tulisan ini merupakan kiriman dari Saudari Sely Kurniasih Putri. Penulis merupakan mahasiswi Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember.
Live Update